Pagi tadi tampak buru-buru Nurhayati meninggalkan kostannya. Tampaknya ia sedang ada kerjaan penting membawa sebuah spanduk kecil. Sekilas tadi terlihat olehku isi tulisan dalam spanduk kecil tersebut yakni,"Palembang Tanpa Ampera, Ibarat Pempek Tanpa Cuko, Katek Rasonyo, #Sayangi Ampera". Pertemuan sekilas tadi tanpa kesan dan hanya satu yang kutahu, Nurhayati hanya bilang mau ke Ampera.
Tanpa bertanya lagi aku sudah paham bahwa Ampera terdapat Benteng Kuto Besak (BKB) tempat wisata yang sering dikunjungi muda mudi. Mungkin ia pergi ke sana. Atau mungkin ada kegiatan penting lain.
Siangnya sepulang dari Ampera aku kembali bertemu dan bertanya kepada Nurhayati tentang kepergiannya pagi-pagi sekali tadi. Menurutku isi tulisan spanduk yang dibawanya tadi pagi isinya agak aneh.Â
Nurhayati pun bercerita bahwa ia pagi tadi bersama temannya mengadakan aksi sosial dengan tema #sayangampera dan stop vandalisme.
Menurutnya, kegiatan itu adalah sebuah aksi stop vandalisme yang diadakan oleh Forum Pesona Sriwijaya yang merupakan bagian dari komunitas-komunitas se-Sumatera Selatan (Sumsel). Kegiatan ini diikuiti oleh anggota Forum Pesona Sriwijaya bersama 50 komunitas lainnya berkumpul untuk melakukan kegiatan Stop Vandalisme, Sayangi Ampera.
Salah satu jenis sayangi ampera ini adalah membersihkan Ampera. Mengapa Ampera perlu dibersihkan. Hal ini diakibatkan keprihatinan terhadap nasib jembatan Ampera yang merupakan kebanggaan masyarakat Palembang sudah lama terlihat kurang mendapat perhatian dan kurang terurus.
Selain itu Nurhayati menjelaskan bahwa bentuk kegiatan ini adalah melaksanakan lari pagi, gotong royong, senam pagi, dan lain-lain bersama keluarga dan komunitas.
Selanjutnya, Nurhayati mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan jembatan Ampera dari coretan-coretan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Serta membersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar jembatan Ampera.
Begitulah cerita hari ini dari Nurhayati. 'Ayo, mari jaga Ampera, pungut sampah. Ayo, cat Ampera!!!, Kita hilangkan coretan-coretan yang melekat di Ampera, save Ampera, dan sayangi Ampera,"ujar Nurhayati. (*).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H