Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati Jalaluddin Akbar

24 Maret 2018   22:01 Diperbarui: 25 Maret 2018   13:21 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afriantoni

(Peneliti Public Association for Social and Religius Life)

Kerajaan Mughol hadir di abad kejayaan hampir bersamaan Ottoman di Turki dan Safawi di Persia. Tiga kerajaan Islam tersebut sangat besar dan berwibawa. Jalaluddin Akbar berkuasa di Mughol berkarakter sangat keras kepala. 

Hatinya bagaikan batu dan berubah-ubah.Kadang sangat penyayang. Kadang sangat pemarah dan pendendam. Hatinya pernah sangat lembut laksana air mengalir. Kadang seputih salju. Hatinya menjadi buta, sampai-sampai membunuh Adam Khan. Benci kepada Magaf Amma sampai wafatnya.

Ia pernah memenjarakan adik iparnya Syamsuddin. Marah besar ketika anak kembarnya meninggal. Sampai suatu hari ketika Jodha sedang merenung di taman, tiba tiba dilihatnya Jalal melintas didepannya, Jodha ingin berbicara tapi Jalal tidak mempedulikannya dan itu terjadi berulang ulang. 

Jiwa Jodha berbicara: "Kalau dulu kami sering saling berbagi satu sama lain, saling mencintai satu sama lain, kali ini kami menjadi orang asing yang hidup dalam satu atap tapi memiliki dunia sendiri sendiri, Jalal menjadi seorang raja yang kejam, kemarahannya ditunjukkan melalui matanya ketika dia hendak membunuh orang". 

Sungguh, hati Jalal, sama dengan hati kebanyakan orang. Entah lelaki dan entah perempuan. Tetapi, hati Jalal hampir dimiliki para lelaki yang sedang berkuasa. Kadang ingat asal muasal, kadang kalap dan tidak ingat asal muasal. Jabatan dan harta telah bertatah di hati penguasa. Hati Jalal berbolak-balik.

Semua, mungkin terjadi di antara kita semua. Kadang keimanan penuh pengabdian kepada Tuhan. Lindungi kami dari bolak-balik hati menuju nilai negatif. Mudahan-mudahan nurhidayah, nuriman, dan nurullah bersemayam di hati kita.Amin. KEEP OUR ISTIQOMAH.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun