Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguji Kearifan Guru, Belajar dari Hukuman Guru di Tanah Batak

16 Maret 2018   08:11 Diperbarui: 16 Maret 2018   08:30 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.inews.id

Terkadang guru menghadapi situasi dimana dirinya manusia biasa. Sehingga guru benar benar menafikan sikap ego dan emosi yang tidak melampaui batas.

Pihak korban berharap agar guru mendapat hukum disiplin. Pihak sekolah diharapkan oleh pihak korban memberikan ganjaran disiplin dari pihak sekolah kepada oknum guru tersebut.

Guru memang harus mempunyai bekal emosional yang cukup. Tantangan mengajar di daerah pedesaan lebih besar dan harus menyesuaikan dinamika yang ada di desa.

Seorang guru harus memiliki sikap mental dan prilaku terbaik bagi siswa sebagai teladan. Guru harus menjadi panutan bagi siswa di dalam maupun di luar kelas. Siswa adalah anak asuh dan pengganti orang tua anak di sekolah.

Seorang guru dalam mengambil tindakan dengan pikiran tenang, arif dan tepat dalam keputusan. Jika guru dengan pikiran pendek, maka sulit bagi guru menjadi guru yang baik dan arif lagi bijakasana.(***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun