Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Pemimpi

14 Maret 2018   14:09 Diperbarui: 31 Maret 2018   09:32 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Afriantoni

(Pemerhati Pendidikan)

Guru seharusnya memiliki angan-angan agar anak yang diajar memiliki motivasi, daya juang, target hidup, dan cita-cita. Semua dirangkai oleh guru pemimpi dalam benak anak. Anak pun keluar sebagai pemenang dari pertarungan masa muda yang glamor.

Guru pemimpi memberikan harapan pada anak tentang keyakinan diri untuk meraih masa depan. Anak tidak hanya hidup dalam kerangka sekitar dan kembali pada sekitar. Tetapi anak mampu melompat jauh ke depan.

Guru pemimpi tidak patuh pada aturan kurikulum yang "mengajar" karena dikejar target silabus untuk tuntas dalam satu waktu. Guru yang bisa membawa anak mimpi indah tentang masa depannya.

Guru pemimpi dapat mengembalikan jiwa anak pada porsinya sebagai manusia yang sempurna. Manusia yang sama derajat di mata Sang Kuasa. Mereka punya hak sama merebut masa depan agar gemilang.

Guru pemimpi memposisikan anak sebagai pelaku utama dalam drama kehidupan si anak yang berperan utama mempengaruhi sutradara untuk terus berpihak kepadanya dengan mentaati aturan dan mengabdi dengan hati dan ikhlas.

Guru pemimpi akan menjadi bagian dari historis memori anak. Sebab, anak merasa dirinya dibantu dari jurang hitam kehidupan tanpa disadarinya, jika tidak buai mimpi-mimpi dan harapan dalam menopang kehidupan masa depan anak.

Guru pemimpi dapat merangkul anak dengan kasih sayang terdalam. Menghela nafas dan berbicara dengan kelembutan. Waktu bersama anak dimanfaatkan juga dengan tawa canda agar anak tidak stress.

Guru pemimpi mampu mengeksplorasi segala keinginan anak tanpa ia sungkan untuk bercerita tentang apa yang menjadi harapan dan keinginan masa depannya.

Guru pemimpi akan selalu hadir jilka anak mengalami kesusahan dan berusaha bersama keluar dari kesusahan tersebut. Anak pun merasa bahagia.

Guru pemimpi tidak akan lelah dengan beban kerja dan menjalankan program dengan hari bahagia. Guru juga tidak segan-segan bersama untuk bermimpi demi semua cita-cita kemakmuran dan kesejahteraan anak di masa depan.

Guru pemimpi akan mengajak anak bermimpi kepada hal-hal positif untuk membentuk kedirian dengan berperilaku dan pemikiran yang baik untuk menggapai masa depan.

Guru pemimpi juga harus miliki karakter mulia. Guru yang mampu berdialog dengan anak secara lembut dan mendorong anak menemukan potensi dirinya.

Jadi, agar seorang guru pemimpi diklaim guru yang unik dan berhasil, maka berarti sang guru mampu mengedukasi siswa agar memiliki road map untuk mencapai kejayaan anak. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun