Mohon tunggu...
Afriani Lestari
Afriani Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Always eager to learn new things.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Presidensi G20 Indonesia Dorong Startup Jadi Raksasa

19 November 2022   13:09 Diperbarui: 19 November 2022   14:53 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
East Ventures Ecosystem saat Awarding Session G20 Digital Innovation Network di Bali (east.vc)

Tahun ini Indonesia menjadi pemegang Presidensi G20 untuk pertama kalinya sejak bergabung menjadi anggota G20 pada tahun 1999. G20 merupakan forum kerja sama internasional yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (UE). Tujuan forum ini adalah menghubungkan negara maju dan berkembang yang memiliki peran strategis dalam mengamankan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi global di masa depan.

Periode Presidensi G20 Indonesia dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Puncak penyelenggaraan KTT G20 akan dilaksanakan pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali.

Tema yang diangkat pada Presidensi G20 Indonesia ini adalah Recover Together, Recover Stronger. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk saling mendukung proses pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Transformasi ekonomi dan digital menjadi salah satu isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia. Hal ini begitu genting mengingat konektivitas digital kini menjadi faktor pendorong utama ekspansi kegiatan ekonomi.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ekonomi digital menjadi salah satu tulang punggung pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kontribusi ekonomi digital nasional pada tahun 2021 mencapai Rp1.005 triliun dan diproyeksikan mencapai Rp2.096 triliun pada tahun 2025.

Agenda Transformasi Ekonomi Digital di Forum G20

East Ventures Ecosystem saat Awarding Session G20 Digital Innovation Network di Bali (east.vc)
East Ventures Ecosystem saat Awarding Session G20 Digital Innovation Network di Bali (east.vc)

Kementerian Kominfo selaku ketua Digital Economy Working Group (DEWG), telah menetapkan tema “Achieving a Resiliant Recover: Working Together for More Inclusive, Empowering and Digital Sustainabel Transformation” dengan 3 isu prioritas pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Ketiga isu tersebut yaitu pemerataan akses digital, literasi digital, dan arus data lintas batas negara yang aman.

Dilansir G20, saat ini 7 dari 10 perusahaan terbesar di dunia bergerak di sektor teknologi. Menurut Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah perusahaan startup terbanyak di dunia, yakni mencapai 2.203 startup.

Melalui DEWG, Kementerian Kominfo menyelenggarakan G20 Digital Innovation Network dengan tema The Rise of Digital Economy: Post-Pandemic Recovery and Beyond. Forum ini memudahkan startup, pemodal ventura, korporasi, dan pembuat kebijakan untuk saling berkomunikasi.

G20 Digital Innovation Network menghadirkan berbagai sesi, diantaranya startup pitch, keynote speech, diskusi panel, acara budaya, pertemuan bisnis 1-on-1, hingga sesi networking. Ajang ini digelar pada 2 hingga 4 September 2022 di Nusa Dua, Bali

Pada G20 Italia tahun 2021 juga digelar forum serupa dengan nama G20 Digital Innovation League. Terpilih 10 startup terbaik, yaitu Ruangguru, ACT Blade, Biomicrogels Group, Dott, Ntechlab, Nalagenetics, Poka, Sansure, Virtuo, dan Zerynth.

Startup Pitching Komunal (east.vc)
Startup Pitching Komunal (east.vc)

G20 Digital Innovation Network diikuti oleh 100 startup dari 5 sektor prioritas, yaitu teknologi kesehatan, energi terbarukan, teknologi edukasi, inklusivitas keuangan, dan rantai pasok.

Startup asal Indonesia berhasil menyabet 5 penghargaan yang dinilai oleh juri dan audiens G20 Digital Innovation Network. Kelima startup tersebut adalah Komunal, Xurya, Nusantic, Cakap, dan Sinbad.

Penghargaan juara favorit berhasil diraih Nusantic startup kategori teknologi kesehatan, Komunal dari kategori inklusivitas keuangan, dan Cakap untuk kategori teknologi edukasi.

Tak hanya itu, penghargaan kategori rantai pasok berhasil diraih oleh Sinbad dan kategori energi terbarukan berhasil diraih Xurya.

Kolaborasi global sangat penting mengingat anggota G20 mewakili lebih dari 80% PDB dunia, 75% perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun