Indonesia perlu mempercepat transisi energi dari pemanfaatan energi fosil menuju green energy. Transisi energi diharapkan dapat mewujudkan kemandirian energi, ketahanan energi, pengembangan berkelanjutan, ketahanan iklim, dan kondisi rendah karbon.
Tentu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan green energy. Dibutuhkan kerjasama semua pihak, terutama perusahaan swasta yang bergerak di sektor energi.
Dukungan Kalla Group terhadap visi green energy Indonesia dilakukan melalui anak perusahaannya, yaitu PT Poso Energy dan PT Malea Energy.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Poso di Sulawesi Tengah merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy. PLTA Poso dibangun pada tahun 2005 dan telah menghasilkan listrik sejak tahun 2012 dengan kapasitas 195 MW.
Proyek pengembangan PLTA Poso terus berlanjut dan pembangunan telah selesai pada Desember 2021. PLTA Poso menjadi pembangkit energi baru terbarukan terbesar di Indonesia Timur dengan total kapasitas 515 MW.
PLTA Poso memanfaatkan energi dari aliran air Danau Poso yang mencapai 148 m3 per detik. Hal ini membuat PLTA Poso difungsikan sebagai pembangkit peaker yang dioperasikan selama waktu beban puncak, yaitu pukul 17.00 sampai 22.00. Daya listrik yang dihasilkan PLTA Poso sebesar 1.669 GWh per tahun.
Kini PLTA Poso terhubung ke Provinsi Sulawesi Selatan dengan saluran transmisi 275 kV. Tak hanya itu, PLTA Poso juga telah tersambung ke Kota Palu, Sulawesi Tengah dengan saluran transmisi 150 kV.
Kehadiran PLTA Poso mampu menjawab kebutuhan industri terhadap green energy. Industri smelter di sistem kelistrikan PLN Sulawesi Bagian Selatan membutuhkan green energy sebagai salah satu syarat ekspor.
PLTA Poso telah menyumbang sekitar 10,69% dari total bauran energi baru dan terbarukan ke sistem kelistrikan Sulawesi Selatan.