Mohon tunggu...
afriana setiawan
afriana setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Ans - Writer and Author

Perjalanan panjang sebagai single mom selama lebih dari dua belas tahun, terlalu berharga untuk disimpan sendiri. Semua akan saya bagi sebagai penguat bagi hati lain yang sedang rapuh dan pengingat bagi hati lain yang sedang bahagia penuh bunga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Predikat Baru, Janda

29 September 2021   17:16 Diperbarui: 29 September 2021   17:27 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Janda, apa yang pertama muncul di benak orang ketika mendengar kata ini. 

Yuk cek ke dalam diri dan hati masing - masing. Apa yang muncul pertama kali itu sungguh merefleksikan siapa diri kita. Pemikiran dan sudut pandang kita tentang keberadaan seorang ibu tunggal. Karena suka tidak suka kata janda terlanjur diberikan stigma yang luar biasa di masyarakat. 

Seiring berjalannya waktu dan pengetahuan memang terjadi sedikit pergeseran. Karenanya apa yang terpikirkan itulah yang dibentuk dari apa yang kita dapatkan.

Dalam pengertian secara sederhana janda hanyalah sebuah status. Tidak bedanya dengan istri, suami, gadis, perjaka, duda. Kata janda menunjukkan panjangnya perjalanan. 

Perjalanan akan sebuah pilihan dalam kehidupan. Menunjukkan sebuah perjuangan tentang seorang wanita yang pernah gagal, jatuh dan hancur untuk kemudian bangkit dan bertumbuh.

Namun memang tidak mudah hidup di masyarakat yang terlanjur terstigma dengan kata janda. Memiliki predikat baru ini bagi sebagian wanita masih begitu menakutkan, tampak memilukan dan memalukan. Banyak wanita yang bertahan dalam pernikahan meskipun tidak bahagia karena malu mendapatkan gelar ini.

Dan wanita yang akhirnya mampu mengambil jalan perceraian namun menutupi kebenaran status ini. Baiklah kita sebut dengan kata lain Single mom, ibu tunggal. Mungkin terlihat lebih istimewa dengan makna yang sama. Wanita dewasa dengan tanggung jawab dan keputusan untuk lebih mandiri dengan diri sendiri.

Mengikis stigma negatif tentang single mom mungkin selamanya pun tidak bisa dilakukan. Namun bisa dibenahi, dan saya mulai dari sini dari pengalaman saya pribadi. 

Pernah satu kali saya bekerja di sebuah perusahaan. Memang tidak semua habit di perusahaan sama. Namun ini nyata saya alami. Ketika rekan kerja tahu status saya single mom reaksi yang muncul sungguh di luar dugaan saya. 

Beberapa rekan wanita langsung waspada karena menganggap status single mom sebagai paket komplit yang berbahaya. Harus waspada dan jaga suami masing - masing agar tidak tergoda. Bisik - bisik yang semula pelan akhirnya terdengar kencang juga di telinga saya.

Lalu rekan pria ketika mengetahui status ini beberapa memberikan simpati dan empati. Namun lebih banyak lagi yang langsung menganggap single mom adalah sasaran empuk untuk digoda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun