Mohon tunggu...
Afriana Jenita
Afriana Jenita Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Recehan

Seorang gadis kecil dari keluarga sederhana, Bergelut dengan banyak luka yang tak biasa. Ia suka membaca, menulis,mendengarkan musik dan suka jalan-jalan. Baginya Menulis tidak hanya menyenangkan tapi bisa menyembuhkan

Selanjutnya

Tutup

Horor

Lewotobi

13 November 2024   19:42 Diperbarui: 13 November 2024   19:50 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : Albert Cakramento

Kini kami letih

Bersimbah air mata

Seperti tertikam tombak

Pelan-pelan tak bernyawa

Kini aliran-aliran pikiran penuh kacau

Hanya tersisah tanya kapan ini berlalu

Tangis anak merindukan masakan ibu terus menggema

Ibu kami kebingungan

Ayah Kami penuh pikiran

Peluh

Mengeluh

Puncak penderitaan rasanya semakin nampak

Tangis tak berlalu

Raga kaku dan rapuh

Oh alam

Bukankah engkau bagian dari pemberi kasih

Mengapa tak kau ciptakan lagi suara-suara indah dari penghunimu? 

Hanya ada dentuman kilat

Asap terus membumbung sesak

Bibir kami gemetar

Sujud kami penuh Deru

Hari-hari kami terus berkabung

Semesta, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun