Mohon tunggu...
Afriana Jenita
Afriana Jenita Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Recehan

Seorang gadis kecil dari keluarga sederhana, Bergelut dengan banyak luka yang tak biasa. Ia suka membaca, menulis,mendengarkan musik dan suka jalan-jalan. Baginya Menulis tidak hanya menyenangkan tapi bisa menyembuhkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dusta | Sebuah Puisi

19 Juni 2024   05:17 Diperbarui: 19 Juni 2024   05:39 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali dua kali tidak ada arti

Ditendang kaki, mengatup jemari

Dicaci maki berkali-kali

Saat senang sedang menari-menari

Manja tanpa rasa bersalah 

mengecup mesra tanpa lelah

Bercengkrama tak peduli dosa

Meski luka selalu menganga

Melingkar dengan ingkar di keabadian malam

Hingga pagi terkapar menuju alam kelam

Tiada peduli beban

sekian derita yang diemban

hingga tutup usia

Tubuh tak memiliki tuan yang tetap

babak belur hancur lebur 

Serasa semuanya sia-sia

Di atas kanfas ia mengisyaratkan suasana

Tubuhnya telanjang tanpa busana

Bukan karena cinta

Tetapi karena dusta

^Catatan di Ujung Pena^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun