Fenomena Salah Jurusan
Salah jurusan sering didefinisikan sebagai momen dimana seseorang berada di tempat formal yang mempelajari hal yang bukan diminati. Fenomena salah jurusan telah menjadi hal yang lumrah terjadi di indonesia, terutama pada anak-anak SMA dan mahasiswa. Menurut ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur menyebutkan bahwa sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan.
Ironisnya, banyak yang menjadikan salah jurusan sebagai momen terburuk dalam hidupnya dan sering dilabelkan sebagai akibat dari permasalahan sulitnya mendapat pekerjaan dikarenakan lulus dengan nilai yang rendah dan tidak memiliki skill apa-apa.
Padahal, Â momen salah jurusan justru dapat dijadikan sebagai hal yang sangat bermanfaat jika dikelola dengan baik. Terutama sebagai wadah yang pas untuk membangun self awareness secara lebih dalam dan baik lagi.
Self awareness
Self awareness atau kemampuan dalam mengenal diri merupakan kemampuan individu untuk bisa mengidentifikasi dan memahami dirinya secara utuh dan objektif, baik dari segi sifat, karakter, emosi, perasaan, pikiran dan cara beradaptasi dengan lingkungan. Membangun self awareness merupakan salah satu cara individu untuk mengenali berbagai potensi dalam dirinya, baik potensi kekuatan, kelemahan hingga kepribadian.
Mengenal potensi diri dapat membantu kita untuk lebih mencintai dan menerima diri sendiri dan mampu mengembangkan potensi untuk menutupi kelemahan yang kita miliki. Sayangnya tidak semua orang memiliki keinginan untuk mengenal dirinya secara lebih.Â
Perjalanan mengenal diri pun bukan merupakan hal yang mudah, seperti yang dikatakan oleh Buya Hamka, bahwa mengenali diri sendiri lebih sulit dibandingkan memahami kepribadian orang lain.
 Sehingga, momen salah jurusan justru dapat terdengar sebagai privilege yang dapat kita manfaatkan sebagai titik balik dalam perjalanan mengenal diri kita.
Lalu bagaimana salah jurusan dapat menjadi momen untuk memahami potensi diri?
Alasan utama mengapa salah jurusan dapat menjadi titik balik dari perjalanan memahami diri adalah karena di masa salah jurusan inilah kita menyadari adanya hal-hal yang tidak sesuai dengan diri kita. Mengetahui hal yang salah adalah langkah pertama untuk memperbaiki kesalahan.Â
Maka, dengan mengetahui hal yang tidak kita sukai, kita akan terdorong untuk mencari tahu hal yang betul-betul kita minati dan ketika mengetahui hal yang kita suka, kita akan lebih mudah untuk menentukan tujuan dan perencanaan hidup untuk kedepannya.
Di saat-saat kita telah mengenali apa tujuan dan potensi yang kita miliki, hal ini akan membuat diri kita menjadi lebih percaya diri dan tidak terjebak pada rasa insecurity yang tidak perlu, karena kita telah memahami bahwa setiap masing-masing memiliki peta hidupnya sendiri. Namun, apakah setelah memasuki jurusan yang tepat kita akan sukses dan bahagia?
Memasuki jurusan yang mungkin bagi kita adalah sesuai, pada dasarnya tentu akan terasa sangat     menyenangkan. Akan tetapi, harus kita sadari bahwa di dunia ini tidak ada yang betul-betul kita suka  tanpa cela dan akan selalu ada hal baru yang akan membuat kita sadar bahwa pada akhirnya kita tidak  tahu apa-apa.
Sehingga, meskipun telah memasuki jurusan yang kita anggap cocok, perasaan tidak nyaman akan selalu menghampiri meski tidak sesering saat kita merasa salah jurusan. Hal ini dikarenakan  semua hal di dunia ini selalu dititipkan kesulitan yang berbeda-beda, namun di sini lah kita memiliki hak pilih perihal kesulitan mana yang paling mungkin kita toleransikan.