Mohon tunggu...
Afra ZaviraAuliviana
Afra ZaviraAuliviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Afra

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Alun-Alun Kidul, Wisata Terpopuler di Jogja

5 Desember 2021   21:28 Diperbarui: 5 Desember 2021   21:48 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alun-Alun Kidul atau Alun-Alun Selatan menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi. Pengunjung berburu kuliner, bermain becak hias, bersantai, serta mencoba tantangan berjalan dengan mata tertutup di antara pohon beringin. 

Angin sepoi-sepoi menembus kain tipis dan mengenai kulitku. Awan yang semula mendung sudah menonjolkan sinar mataharinya lagi. 

Burung-burung berterbangan di atas lapangan luas. Aktivitas pengunjung Alun-Alun Kidul di sore hari sering digunakan untuk berolahraga. 

Segerombol anak laki-laki sedang bermain sepak bola, ditendang kesana dan kemari. Ada yang sedang berjoging di trotoar alun-alun dan ada yang berkeliling dengan sepeda. Meskipun belum banyak pengunjung yang datang, pedagang sudah banyak yang menanti pembelinya. 

Pedagang mainan menghampiri satu per satu anak  kecil. Mereka menjajakan dagangannya membuat anak-anak tergiur untuk membeli. Gelembung-gelembung sabun berterbangan di udara. 

Anak-anak pun berlarian untuk meletuskannya.  Pengunjung yang datang sudah mematuhi protokol Kesehatan dengan memakai masker. 

Namun kemudian, masih ada yang melepas masker saat sedang menikmati suasana. Aku melihat pengunjung yang melakukan tantangan berjalan di tengah pohon beringin besar dengan mata tertutup. 

Kebanyakan mereka hanya melakukan tantangan tersebut untuk bersenang-senang saja, tidak afdol rasanya jika berkunjung ke Alun-Alun Kidul tanpa melakukan tantangan yang terkenal di Alun-Alun Kidul. 

Pengunjung bisa menyewa kain penutup mata yang berwarna hitam dengan tarif Rp 5.000. Tidak afdol selanjutnya saat berwisata ke Alun-Alun Kidul adalah mengambil foto. Baik selfie maupun memotret segala keindahan yang ada, pengunjung tidak akan melewatinya. Berwisata ke Alun-Alun Kidul adalah alternatif wisata yang murah. 

Tidak ada bayar tiket masuk menuju lokasi wisata, hanya perlu membayar parkir. Tarif parkir berbeda sesuai jenis kendaraan yang akan dititipkan.

Alun-Alun Kidul berlokasikan di Jalan Alun-Alun Kidul, Patehan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak perlu bingung untuk datang ke lokasi, ada lima jalan menuju ke lokasi, yaitu Jalan Gading, Jalan Ngadisuryan, Jalan Langenastran Kidul, Jalan Langenastran Lor, dan Jalan Patehan Lor. Lokasinya ada di tengah kota dan sangat dekat dengan tempat-tempat wisata lainnya, seperti Malioboro, Alun-Alun Lor atau Alun-Alun Utara, Keraton, Tamansari dan sebagainya. 

Alun-Alun Kidul ini buka setiap hari selama 24 jam, sehingga bisa dikunjungi kapanpun. Namun pengunjung paling ramai mengunjungi saat menjelang sore dan malam hari. 

Fasilitas yang akan didapatkan di Alun-Alun Kidul adalah Area parkir, toilet umum, warung makan dan minum, serta penginapan. Ada warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti nasi goreng, mi goreng, soto, wedang ronde dan sebagainya. Ada juga jajanan yang membuat bernostalgia jaman SD, ada telur gulung, cilok, bakso tusuk, tempura, siomay. 

Masih berlokasi di Alun-Alun Kidul, terdapat foodcourt yang ada di jalan Langenastran, mulai dari telur gulung, berbagai minuman, dimsum, siomay, topokki, jasuke, dan masih banyak lagi. 

Bagi pengunjung dari luar kota tak perlu khawatir untuk tinggal, karena ada penginapan dekat alun-alun seperti hotel maupun homestay yang menawarkan harga terjangkau, mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 300.000 per malam dengan fasilitas yang beragam dan sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Pada jaman dulu, Alun-Alun Kidul digunakan sebagai acara-acara atau upacara bagi prajurit keraton. Berjalannya waktu, Alun-Alun Kidul beralih fungsi menjadi tempat hiburan yang banyak diminati warga lokal maupun wisatawan lokal. Meskipun sudah berganti fungsi, Alun-Alun Kidul masih dikenal dengan aktivitasnya yang populer, yaitu Ritual Laku Masangin. 

Ritual Laku Masangin yang sekarang masih dilakukan adalah berjalan melewati dua pohon beringin dengan mata tertutup. Mitosnya jika berhasil melakukan tantangan tersebut maka hatinya akan bersih dan permohonannya akan terkabul. Meskipun hanya mitos, masih banyak pengunjung yang penasaran dan ingin mencobanya dengan menikmatinya sendiri.

"Udah pernah, sih, coba melakukan tantangan itu, tapi nggak berhasil. Perasaan aku sudah jalan lurus, malah belok-belok gitu, Yang penting untuk seru-seruan aja," ujar Regina, selaku wisatawan lokal. Dia mengatakan jika dia tidak begitu mempercayainya dan tidak berharap berhasil melakukan tantangan tersebut. "Aku dengar itu hanya mitos, jadi aku nggak begitu percaya kalau bisa lewat pohon beringin itu sambil tutup mata bisa mengabulkan keinginan," tambahnya.

Adanya tempat wisata tersebut, memberikan manfaat kepada warga lokal. Mereka mencari nafkah dari tempat wisata tersebut. Seperti tukang parkir yang menawarkan jasa titip motor dan mobil. Mereka berdiri di tepi jalan dengan melambaikan tangan kepada pengendara dengan suara berteriak dan penuh semangat, berharap agar pengendara membutuhkan jasanya. Pedagang lokal menawarkan dagangannya. 

Bahkan tak hanya makanan dan minuman, ada penjual mainan anak seperti balon dengan berbagai kartun lucu dan gelembung tiup. Dan warga lokal yang menyewakan becak hias, jasa penutup mata, dan penginapan, yang mendapatkan manfaat dari pengunjung.

"Biasanya kalau hari sabtu dan minggu saya bisa dapat keuntungan dua ratus ribu per hari. Lumayan untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Tapi kalau di hari biasa, sepi pembeli, dan saya hanya mendapatkan lima puluh ribu," ujar Taryono, penjual rujak buah keliling. Taryono mengatakan sudah berjualan di Alun-Alun Kidul selama lima tahun terakhir. Dia mulai berjualan dari jam sepuluh pagi hingga malam hari.  

Taryono tinggal di Kota Wonosari, jauh dari lokasi wisata tersebut. Namun dia harus sewa kos satu kamar dengan biaya tiga ratus ribu per bulan. Dia mengaku dari Alun-Alun Kidul, dia bisa memenuhi kebutuhannya. Namun, karena keadaan sedang pandemi, dagangannya menjadi sepi. Tapi dia harus bertahan untuk hidupnya.

Semakin sore, pengunjung semakin banyak berdatangan. Anak-anak kecil dibiarkan oleh orang tuanya berlarian di tengah lapangan. Ada yang sambil bermain gelembung sabun dan kitiran terbang. Semakin banyak juga kendaraan yang terparkir. Tak lupa Gatot sudah mulai menggencarkan dagannya, dia penjual es goreng atau es potong yang dibalut dengan coklat lezat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun