Alun-Alun Kidul berlokasikan di Jalan Alun-Alun Kidul, Patehan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak perlu bingung untuk datang ke lokasi, ada lima jalan menuju ke lokasi, yaitu Jalan Gading, Jalan Ngadisuryan, Jalan Langenastran Kidul, Jalan Langenastran Lor, dan Jalan Patehan Lor. Lokasinya ada di tengah kota dan sangat dekat dengan tempat-tempat wisata lainnya, seperti Malioboro, Alun-Alun Lor atau Alun-Alun Utara, Keraton, Tamansari dan sebagainya.Â
Alun-Alun Kidul ini buka setiap hari selama 24 jam, sehingga bisa dikunjungi kapanpun. Namun pengunjung paling ramai mengunjungi saat menjelang sore dan malam hari.Â
Fasilitas yang akan didapatkan di Alun-Alun Kidul adalah Area parkir, toilet umum, warung makan dan minum, serta penginapan. Ada warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti nasi goreng, mi goreng, soto, wedang ronde dan sebagainya. Ada juga jajanan yang membuat bernostalgia jaman SD, ada telur gulung, cilok, bakso tusuk, tempura, siomay.Â
Masih berlokasi di Alun-Alun Kidul, terdapat foodcourt yang ada di jalan Langenastran, mulai dari telur gulung, berbagai minuman, dimsum, siomay, topokki, jasuke, dan masih banyak lagi.Â
Bagi pengunjung dari luar kota tak perlu khawatir untuk tinggal, karena ada penginapan dekat alun-alun seperti hotel maupun homestay yang menawarkan harga terjangkau, mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 300.000 per malam dengan fasilitas yang beragam dan sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Pada jaman dulu, Alun-Alun Kidul digunakan sebagai acara-acara atau upacara bagi prajurit keraton. Berjalannya waktu, Alun-Alun Kidul beralih fungsi menjadi tempat hiburan yang banyak diminati warga lokal maupun wisatawan lokal. Meskipun sudah berganti fungsi, Alun-Alun Kidul masih dikenal dengan aktivitasnya yang populer, yaitu Ritual Laku Masangin.Â
Ritual Laku Masangin yang sekarang masih dilakukan adalah berjalan melewati dua pohon beringin dengan mata tertutup. Mitosnya jika berhasil melakukan tantangan tersebut maka hatinya akan bersih dan permohonannya akan terkabul. Meskipun hanya mitos, masih banyak pengunjung yang penasaran dan ingin mencobanya dengan menikmatinya sendiri.
"Udah pernah, sih, coba melakukan tantangan itu, tapi nggak berhasil. Perasaan aku sudah jalan lurus, malah belok-belok gitu, Yang penting untuk seru-seruan aja," ujar Regina, selaku wisatawan lokal. Dia mengatakan jika dia tidak begitu mempercayainya dan tidak berharap berhasil melakukan tantangan tersebut. "Aku dengar itu hanya mitos, jadi aku nggak begitu percaya kalau bisa lewat pohon beringin itu sambil tutup mata bisa mengabulkan keinginan," tambahnya.
Adanya tempat wisata tersebut, memberikan manfaat kepada warga lokal. Mereka mencari nafkah dari tempat wisata tersebut. Seperti tukang parkir yang menawarkan jasa titip motor dan mobil. Mereka berdiri di tepi jalan dengan melambaikan tangan kepada pengendara dengan suara berteriak dan penuh semangat, berharap agar pengendara membutuhkan jasanya. Pedagang lokal menawarkan dagangannya.Â
Bahkan tak hanya makanan dan minuman, ada penjual mainan anak seperti balon dengan berbagai kartun lucu dan gelembung tiup. Dan warga lokal yang menyewakan becak hias, jasa penutup mata, dan penginapan, yang mendapatkan manfaat dari pengunjung.
"Biasanya kalau hari sabtu dan minggu saya bisa dapat keuntungan dua ratus ribu per hari. Lumayan untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Tapi kalau di hari biasa, sepi pembeli, dan saya hanya mendapatkan lima puluh ribu," ujar Taryono, penjual rujak buah keliling. Taryono mengatakan sudah berjualan di Alun-Alun Kidul selama lima tahun terakhir. Dia mulai berjualan dari jam sepuluh pagi hingga malam hari. Â