Mohon tunggu...
Afpriyanto
Afpriyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 Unhan RI

Penulis merupakan Mahasiswa S2 Unhan RI, kelahiran Lhokseumawe-Aceh, aktif dalam organisasi bela negara / Resimen Mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ancaman Kejahatan Siber dan Ilmu Pertahanan Negara

26 Agustus 2023   16:52 Diperbarui: 26 Agustus 2023   17:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.umko.ac.id/

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 tertera komitmen untuk "Melindungi seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam menjaga ketertiban dunia". 

Saat ini, kita telah memasuki era 4.0, di mana kemajuan teknologi berkembang pesat, meskipun demikian, masyarakat kita masih berada pada tahapan 1.0 (penjelajahan), 2.0 (pengumpulan informasi), 3.0 (penggunaan mesin), dan 4.0 (pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu pengambilan keputusan). Namun, dalam era 6.0, kita dihadapkan pada prospek bekerja bersama robot dalam pengambilan keputusan, di mana batas-batas dunia semakin tidak terdefinisikan. Oleh karena itu, jika kita kembali merujuk pada semangat UUD 1945, tantangan ini dapat menjadi kompleks.

Presiden Joko Widodo telah menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap ancaman kejahatan di dunia siber.

Transformasi dalam evolusi perang:

1. Generasi pertama berfokus pada ukuran pasukan.
2. Generasi kedua melibatkan manuver taktis dan strategi tembakan.
3. Generasi ketiga melibatkan pemanfaatan teknologi, seperti contohnya pada Invasi Inggris ke Malvinas yang melibatkan penggunaan 40.000 komputer dalam sistem K3I (Komando, Kendali, Komunikasi, dan Informasi).
4. Generasi keempat mencirikan perang asimetris.
5. Generasi kelima adalah era informasi dan siber.

Terkait serangan siber, terdapat tiga lapisan pendekatan:

1. Lapisan Fisik, yang melibatkan perangkat dan pusat data.
2. Lapisan Logika, yang menghubungkan lapisan pertama dan kedua.
3. Lapisan Manusia, di mana faktor manusia, terutama dalam aspek sosial dan psikologis, dapat menjadi ancaman yang paling berbahaya.

Ancaman dalam domain siber meliputi aspek pengendalian, spionase, dan sabotase. Sebagai contoh, malware dapat dimasukkan melalui jaringan listrik melalui charger ponsel untuk tujuan sabotase.

Jenis serangan siber:

1. Serangan fisik.
2. Serangan perangkat lunak (software).
3. Serangan sosial.

Serangan siber memiliki sifat yang dapat dibedakan:

1. Sifat Teknis, seperti penggunaan malware, serangan DDoS, phishing, dan lainnya.
2. Serangan Sosial, yang bisa berbentuk seperti peristiwa "point and shriek" dan serangan siber yang melibatkan aktor-aktor seperti KKB Papua.

Dalam kesimpulannya, kami ingin menegaskan pentingnya pemahaman mendalam terhadap dinamika evolusi teknologi dan ancaman di dunia siber. Dengan demikian, kita dapat bersiap secara matang dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan multidimensional di masa depan.

Pembahasan diatas adalah rangkuman yang dibuat penulis berdasarkan penyampaian Mayjend TNI Dominggus Pakel, S.Sos., M.M.S.I. saat kuliah umum di Universitas Pertahanan Republik Indonesia dengan Topik Menuju Kedaulatan Data Di Era Internet Of Things (IOT) Dalam Rangka Mendukung Pertahanan Negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun