[caption caption="Gedung kuno berwarna abu-abu yang megah di tepi Sungai Hudson itu adalah SUNY Plaza, Pusat Administrasi State University of New York di Albany."][/caption]
Tanggal 31 Oktober malam adalah saat jutaan orang merayakan Halloween. Perayaan Halloween dengan memakai kostum hantu, menghiasi ruangan dengan labu, atau dengan memasang dekorasi seram itu sudah biasa. Bagaimana dengan merilis daftar kampus berhantu?
Lite 98.7 FM, sebuah stasiun radio swasta di Utica, New York (NY), baru-baru ini merilis daftar 13 kampus paling berhantu di NY. Yang membuat saya tercengang adalah, 7 dari 13 kampus itu adalah kampus State University of New York (SUNY), almamater saya!
Di tahun 2008 – 2010 saya menempuh pendidikan S2 di SUNY Albany. Di ibukota Negara Bagian New York inilah kampus SUNY terbesar sekaligus kantor pusat administrasi SUNY berada. Sebagai alumni yang masih sering kangen kampus, saya rajin mengikuti berita-berita di halaman Facebook SUNY. Minggu ini, di antara berita tentang prestasi-prestasi SUNY, terselip sebuah artikel dari blog SUNY yang mengutip laporan Lite FM. Fokus artikel blog itu adalah cerita tentang 7 kampus SUNY yang angker. Kampus tempat saya belajar selama 2 tahun, SUNY Albany pun termasuk di dalamnya.
SUNY - yang dibaca ‘SUNI’ ini - adalah sebuah sistem pendidikan tinggi negeri di Negara Bagian New York, Amerika Serikat. Di dalam sistem SUNY terdapat 64 kampus, yang meliputi universitas, college dan community college yang tersebar di seluruh negara bagian New York. SUNY memiliki banyak kampus yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Tiga kampus tertuanya adalah SUNY Postdam yang didirikan di tahun 1816, disusul oleh kampus saya - SUNY Albany (biasa juga disebut sebagai University at Albany atau UAlbany) yang berdiri di tahun 1844, SUNY Buffalo di tahun 1846, lalu disusul kampus-kampus lainnya.
Mumpung Amerika Serikat (AS) sedang ramai merayakan Halloween, kali ini saya akan berbagi cerita tentang sisi lain orang Amerika Serikat. Tentang perayaan Halloween, kepercayaan mereka tentang ada-tidaknya hantu, dan kisah-kisah seram di kampus.
Masyarakat Amerika Serikat dan Hantu
Meski Amerika Serikat dikenal sebagai negara modern, persentase masyarakatnya yang percaya hantu cukup mencengangkan. Sebuah survey yang dilakukan oleh HuffPost/YouGov kepada 1000 orang AS di bulan Desember 2012 menunjukkan bahwa 45 persen responden percaya akan adanya hantu dan bahwa arwah orang yang sudah meninggal bisa kembali lagi ke dunia di suatu tempat atau dalam keadaan tertentu. 29 persen responden survey itu juga menyatakan pernah melihat atau berada dalam kondisi di mana hantu hadir di dekat mereka.
Di AS, tur ke tempat-tempat angker juga tak jarang diadakan. Saat musim orientasi mahasiswa baru dan menjelang Halloween, di kampus selalu ada pengumuman tentang haunted places tour – yakni tur untuk mengunjungi tempat-tempat berhantu di seputar kota. Maklum, Albany adalah kota tua, yang “ditemukan” oleh Henry Hudson, seorang penjelajah Inggris di tahun 1609. Saat itu, wilayah di tepian sungai – yang akhirnya dinamai Sungai Hudson ini – dihuni oleh suku Indian Mohican dan Iroquois. Bangsa Eropa mulai ikut menghuninya di tahun 1614, dan di tahun 1797, Albany ditetapkan menjadi ibukota Negara Bagian New York.
Wisata ke tempat berhantu juga saya temukan saat backpacking ke Philadelphia. Rutenya, mulai dari bekas rumah pejabat yang anak-anaknya meninggal terkena wabah kolera dan hantunya sering tampak di jedela, rumah seorang dokter bedah yang diduga melakukan malpraktek hingga membuat puluhan pasiennya tewas di meja operasi, bekas bar yang terbakar saat ada sebuah pesta perkawinan, dan berakhir di sebuah pemakaman. Saya sempat mencoba mengikuti tur ini. Sebetulnya sih cerita-cerita dan tempatnya cukup seram, namun entah kenapa, nuansa ruang bawah tanah gedung Lawang Sewu Semarang dan bekas penjara Tuol Sleng di Phnom Penh, Cambodia, terasa jauh lebih membuat saya bergidik ngeri. Padahal tur di Philadelphia berlangsung di malam hari dan kunjungan saya ke Lawang Sewu dan Tuol Sleng di siang hingga sore hari.
Bila pembicaraan tentang hantu dan kunjungan ke tempat berhantu di Indonesia pekat dengan nuansa yang wingit dan penuh kehati-hatian, di Amerika para peserta tur kebanyakan sangat bersemangat dan penuh rasa penasaran. Tour guide-pun biasanya bicara dengan suara yang bersemangat.