Mohon tunggu...
Asri Wijayanti
Asri Wijayanti Mohon Tunggu... Konsultan - Penyintas Autoimun, Konsultan Komunikasi

Perempuan asal Semarang, penyintas autoimun, pernah bekerja lembaga internasional di Indonesia dan Myanmar, di bidang pengurangan risiko bencana. Saat ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang kependudukan dan kesehatan reproduksi. Alumni State University of New York di Albany, AS, Departemen Komunikasi. Suka belajar tentang budaya dan sejarah, menjelajah, dan mencicipi makanan tradisional. Berbagi cerita juga di www.asriwijayanti.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kapal Persahabatan Itu Akan Kembali Berlayar

29 Oktober 2015   01:42 Diperbarui: 29 Oktober 2015   02:03 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya grup diskusi kami yang mengadakan kegiatan sosial di kapal. PYs di grup pendidikan makanan dan nutrisi juga melakukan kampanye untuk mengurangi jumlah makanan yang terbuang. Di grup pendidikan HIV/AIDS, PYs mengadakan acara peringatan hari AIDS sedunia dengan pameran dan presentasi-presentasi yang menggugah kesadaran tentang pentingnya pencegahan HIV/AIDS.

Tiga minggu sebelum SSEAYP berakhir, biasanya PYs telah mulai merancang kegiatan-kegiatan sosial yang akan mereka lakukan ketika pulang ke negaranya. Dipandu oleh para fasilitator dan perwakilan organisasi alumni, mereka akan menyiapkan kontribusi mereka kepada masyarakat.

Misalnya, Kontingen Indonesia untuk SSEAYP 2014 membuat gerakan #MYBagProject, yang merupakan singkatan dari “Manage Your Garbage Project”. Dimulai dengan sebuah kegiatan pendidikan masyarakat tentang pengelolaan sampah di sekelompok kecil masyarakat di Manggarai, Jakarta Pusat, kini #MYBagProject telah dilaksanakan di hampir 20 provinsi asal para peserta. Kegiatannya mulai mengajarkan pemilahan sampah hingga pemanfaatan sampah rumahtangga untuk membuat kerajinan tangan. Untuk mendanai kegiatan ini, mereka memproduksi dan menjual tas yang bisa dipakai untuk mengganti penggunaan plastik.

[caption caption="Alumni SSEAYP, mengajarkan cara mengelola sampah melalui kegiatan sosial #MYBAGProject (foto: https://www.facebook.com/manage.your.garbage)"]

[/caption]

[caption caption="Ratusan tas ramah lingkungan pengganti tas plastik telah diproduksi dan dijual untuk mendanai #MYBAGProject"]

[/caption]

Solidaritas SSEAYP terjalin melintasi berbagai angkatan. Sejak Program ini dimulai di tahun 1974, telah ada lebih dari seribu alumninya di Indonesia. Banyak yang telah menduduki jabatan penting di pemerintahan, lembaga non-profit, maupun di dunia usaha. Meski berbeda angkatan, kenangan yang serupa dan minat yang hampir sama menyatukan mereka. Saat ada bencana besar, seperti kabut asap saat ini atau saat Gempa Padang 2010, Gempa Jogjakarta 2006 atau Tsunami Aceh 2004, para alumni spontan bergerak menggalang bantuan. Bulan ini, asosiasi alumni SSEAYP Indonesia menggalang dana dan memberikan bantuan untuk masyarakat terdampak kabut asap di Jambi, Pekanbaru, dan Palangkaraya. Tak jarang juga, upaya saling membantu ini juga terjadi lintas negara.

[caption caption="Alumni SSEAYP 2012, Raden Icu Surtini Marwati, saat diwawancarai tentang inisiatif #SIIPeduliAsap di sebuah stasiun televisi swasta nasional"]

[/caption]

[caption caption="Distribusi masker N95 dari inisiatif #SIIPeduliAsap di Pekanbaru, Riau"]

[/caption]

SSEAYP memberi pesertanya banyak pengalaman berharga. Pengalaman menjadi bagian dari Kontingen Indonesia untuk SSEAYP membuat saya makin mencintai Indonesia sekaligus keberagamannya. Program ini membuat saya makin peduli pada berbagai isu di sekitar saya. Disiplin yang ditanamkannya, dan kesempatan belajar tentang berbagai budaya membuat tak canggung bekerja dengan jadwal yang padat, berinteraksi dan bekerjasama dengan kolega dari berbagai negara di lembaga-lembaga internasional, ketika harus berurusan dengan para pejabat tinggi, berdiskusi dengan resmi maupun tak resmi, mengikuti acara kenegaraan yang penuh protokoler atau bergaul dengan teman-teman dari berbagai bangsa, atau berada di kegiatan-kegiatan diplomatik. Ketika saya bertugas di kawasan ASEAN, tak jarang saya mendapat bantuan dari para alumni. Mulai dari urusan penerjemahan, hingga bantuan saat memerlukan staf lokal untuk membantu kegiatan kami. 

Program Kapal Pemuda Asia Tenggara dan Jepang ini telah membawa para pemuda berlayar menuju kehidupan yang lebih baik. Memberikan pengalaman dan pengetahuan berharga, menguatkan rasa cinta pada tanah air dan sesama, sahabat yang tak lekang oleh waktu, teman-teman untuk berbagi dan berbuat baik, serta jejaring yang sangat kuat.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun