Meski menjalani jadwal yang padat dan terkadang dihajar mabuk laut ketika melewati lautan yang berombak besar, tak pernah ada saat sepi di kapal. Ratusan pemuda berusia 18 – 30 tahun yang dikirimkan oleh 11 negara peserta SSEAYP kebanyakan memang sudah terbiasa aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, memiliki pengalaman organisasi dan latar belakang akademik yang kuat. Tak hanya itu, mereka juga harus bisa menampilkan pertunjukan kesenian tradisionalnya, baik dalam bentuk, tarian, nyanyian, teater, maupun ilmu beladiri.
Tak heran, level energi di Nippon Maru nyaris selalu tinggi. Diskusi pagi tak pernah sepi dari pertukaran ide dan pendapat. Acara team building – yang disebut sebagai Solidarity Group activity – selalu riuh penuh tawa dan teriakan-teriakan bersemangat. Panggung pertunjukan budaya dihentak musik-musik tradisional dan tarian yang diiring tepuk tangan meriah.
[caption caption="Tari Rantak Bulian, ditampilkan oleh Kontingen Indonesia di National Day Performance SSEAYP 2014"]
[caption caption="Tari Saman oleh Kontingen Indonesia untuk SSEAYP 2014"]
Berada di sebuah kapal, di tengah lautan tanpa sinyal telepon maupun internet, tak bertemu siapapun selain sesama peserta, dan menjalani kegiatan yang padat bersama-sama selama 16 jam sehari sepanjang hampir 2 bulan membuat persahabatan, persaudaraan, bahkan romansa pun terjalin. Sudah ada puluhan alumni yang menemukan belaan jiwanya di Program ini, lalu menikah. Karakter dan minat yang hampir sama juga membuat peserta mudah merasa cocok satu sama lain. Tak heran, ikatan persaudaraan SSEAYP biasanya terjaga hingga puluhan tahun.
Saat tiba di negara yang disinggahi, jadwal mereka tak kalah padatnya. Dalam 3 – 4 hari di Port of Calls, PYs akan bertemu dengan pejabat-pejabat negara, melakukan berbagai kegiatan bersama para pemuda setempat, mengikuti program homestay, dan mengunjungi berbagai lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang sesuai dengan topik diskusi. Pengalaman berdiskusi, hidup, dan berkegiatan bersama orang-orang dari bangsa dan budaya yang berbeda, dan berinteraksi dengan para pejabat tinggi negara dalam acara-acara resmi selama SSEAYP seperti kursus intensif komunikasi antar-budaya sekaligus praktek diplomasi internasional untuk pesertanya.
Usai mengunjungi semua Port of Call, Nippon Maru kembali berlayar ke Tokyo, dan PYs akan terbang kembali ke negara masing-masing dari sana.
[caption caption="Para Fasilitator, mengenakan pakaian tradisional dari berbagai negara. Di sini saya mendapat pinjaman baju tradisional Cambodia, dan Fasilitator dari Cambodia memakai pakaian dari Indonesia. "]
Delapan Topik Diskusi dan Kegiatan Sosial
Para pemuda yang mengikuti SSEAYP diharapkan bisa membawa pengaruh baik dan memberikan kontribusinya kepada masyarakat. Untuk itu, SSEAYP juga dirancang sebagai program yang membuat pesertanya banyak belajar tentang berbagai isu yang dihadapi oleh negara-negara di Asia Tenggara dan Jepang.
[caption caption="Saling belajar dari negara lain dalam sesi diskusi"]