Pagi hari, jam 7, kelompok-kelompok PYs akan bergiliran membangunkan teman-temannya. Ucapan selamat pagi yang kreatif dan kadang lucu disiarkan ke seluruh kabin dan koridor melalui sistem pengeras suara kapal. Setelah itu, PYs akan segera bergegas menuju lapangan ruangan terbesar di kapal, Dolphin Hall, untuk olahraga bersama.
Bila kapal akan merapat ke salah satu Port of Call, acara olahraga pagi akan diganti dengan upacara pengibaran bendera. Perwakilan kontingen yang berseragam resmi dengan gagah mengumandangkan lagu nasional saat bendera negara mereka dikibarkan, diikuti dengan pemasangan bendera-bendera seluruh negara peserta SSEAYP.
Saya, yang menjadi bagian dari Kontingen Indonesia untuk SSEAYP 2003, lalu mengikuti SSEAYP sebagai fasilitator diskusi di tahun 2011 dan 2014, tak bisa lupa harunya rasa di dada ketika menyanyikan Indonesia Raya sembari menghormat Sang Saka Merah Putih di atas perairan Nusantara.
Setelah olahraga atau upacara, peserta akan berbaris rapi di ruang makan, mengambil sarapan yang disediaka secara prasmanan. Chef di Nippon Maru adalah orang Jepang, dibantu crew yang sebagian besar berkebangsaan Filipina. Menunya berstandar internasional, meski di ujung meja selalu ada potongan acar cabai dan sambal untuk para peserta dari Asia Tenggara yang tak bisa lepas dari selera pedas.
Jam 9.15 pagi, semua peserta berkumpul di Dolphin Hall. Penghitungan PYs, pemeriksaan suhu badan, briefing dilakukan. Ini adalah ritual penting di kapal. Di tengah samudera, sangat penting memastikan bahwa semua orang ada. Pemeriksaan suhu badan dilakukan 2 kali dalam sehari, sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit. Maklum, di dalam kapal, semua berinteraksi begitu dekat hingga kuman pun punya kesempatan untuk menyebar dengan cepat. Ketika suhu tubuh peserta atau staf admin SSEAYP mencapai 37 derajat Celcius, mereka harus segera memeriksakan diri ke klinik kapal, yang dikelola oleh seorang dokter dan dua orang perawat. Bila perlu, mereka akan dikarantina di ruangan-ruangan khusus yang jauh dari kamar-kamar peserta lainnya.
Sesi briefing diisi dengan pengumuman-pengumuman penting di hari itu. Selanjutnya, peserta akan mengikuti sesi diskusi selama 2,5 jam, hingga jam makan siang tiba.
[caption caption="Salah satu kegiatan diskusi"]
[caption caption="Sesi diskusi kelompok kecil"]
Usai makan siang, tak ada waktu berleha-leha. Kegiatan team-building telah menyusul, diikuti dengan Club Activities, di mana para peserta mengajarkan kesenian atau keterampilan tradisional dari negara mereka kepada para peserta dari negara lain.
Jadwal rapat kontingen, pertunjukan budaya atau kegiatan-kegiatan lain seperti lomba dan festival film atau musik menyusul di malam hari. Perlu stamina fisik dan mental yang kuat untuk menjalani jadwal sepadat ini. Apalagi disiplin yang diterapkan adalah disiplin gaya Jepang: tidak mengenal jam karet.
Di penghujung malam, PYs beristirahat di dalam kabin mereka. Masing-masing kabin diisi 3 orang PYs dari 3 negara yang berbeda. Dengan pengaturan seperti ini, “pelajaran” tentang pemahaman antar-budaya terjadi 24 jam penuh.