Mohon tunggu...
Asri Wijayanti
Asri Wijayanti Mohon Tunggu... Konsultan - Penyintas Autoimun, Konsultan Komunikasi

Perempuan asal Semarang, penyintas autoimun, pernah bekerja lembaga internasional di Indonesia dan Myanmar, di bidang pengurangan risiko bencana. Saat ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang kependudukan dan kesehatan reproduksi. Alumni State University of New York di Albany, AS, Departemen Komunikasi. Suka belajar tentang budaya dan sejarah, menjelajah, dan mencicipi makanan tradisional. Berbagi cerita juga di www.asriwijayanti.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cara Amerika Serikat Mengelola Kebakaran Hutan

15 Oktober 2015   19:03 Diperbarui: 15 Oktober 2015   19:07 2053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebakaran dapat merusak tanah dan mengancam kehidupan ikan, satwa liar, dan manusia.  Vegetasi yang habis terbakar membuat permukaan tanah “telanjang” dan menjadi rawan erosi. Bila hujan turun, aliran air dari dataran tinggi pun bisa menjadi lebih deras dan meningkatkan risiko banjir bandang. Endapan tanah dan lumpur dari tanah yang terkikis dapat merusak rumah-rumah dan penampungan air di sekitar daerah aliran sungai, membahayakan pasokan air warga dan spesies-spesies yang terancam punah di sekitarnya.

USFS, bekerjasama dengan National Interagency Fire Center (NIFC) – pusat pemadam kebakaran antar lembaga – menjalankan program Burned Area Emergency Response (BAER) atau upaya tanggap darurat untuk wilayah yang terbakar. BAER adalah upaya “pertolongan pertama” yang dilakukan untuk melindungi kehidupan, properti masyarakat, kualitas air, dan ekosistem yang rusak setelah api berhasil dipadamkan.

Biasanya, rencana tanggap darurat ini mempertimbangkan dampak kebakaran terhadap ikan, satwa liar, situs-situs arkeologi, dan spesies-sepesies langka. Kegiatan BAER meliputi kajian terhadap ada/tidaknya kondisi kedaruratan pasca kebakaran, upaya-upaya untuk menstabilkan kondisi tanah, mengelola aliran air, sedimen, dan pergerakannya, pencegahan kerusakan lingkungan, dan mitigasi bahaya kesehatan, keselamatan, dan properti yang ada di dataran yang lebih rendah.

Bantuan Asing 

Pengelolaan kebakaran hutan di Amerika Serikat dilakukan dengan sangat sungguh-sungguh, hingga USFS pun menjadi salah satu pengelola kebakaran terbaik di dunia. Meski demikian, ketika kewalahan mengatasi kebakaran besar di California, Idaho, Montana, Oregon dan Washington bulan Agustus lalu, Presiden Obama pun menyatakan keadaan darurat dan meminta Department of Homeland Security (Departmen Keamanan Negara) dan Federal Emergency Management Agency (Badan Manajemen Kedaruratan Federal) untuk mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana kebakaran ini. Mereka lalu  membuka pintu bagi para pemadam kebakaran dari Kanada, Selandia Baru dan Australia, untuk membantu 29.000 petugas pemadam kebakaran dan para relawan dalam negeri yang tengah berjibaku melawan api.

Menyadari bahwa kebakaran hutan adalah bahaya tahunan, negara Adidaya ini siap dan siaga. Bahaya kebakaran hutan di Amerika Serikat terus ada dan diperkirakan akan semakin sering terjadi akibat peningkatan suhu udara yang dibawa oleh perubahan iklim. Kunci pengelolaan kebakaran hutan mereka adalah program-program pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan yang dilakukan sepanjang tahun melalui pengelolaan hutan dan peningkatan kesadaran masyarakat, sumberdaya yang memadai, dan koordinasi yang kuat.

 

****** 

 

Sumber:

United States Forest Service: Managing Wildland Fire

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun