Mohon tunggu...
Afni Handayani
Afni Handayani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Muhammadiyah Cirebon

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2020

6 Desember 2020   20:22 Diperbarui: 6 Desember 2020   20:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banner vector created by starline - www.freepik.com

Apa yang terjadi di 2020 ini ? 

Banyak banget kejadian yang secara global terjadi di tahun 2020 ini. Mayoritas adalah tentang kedukaan dan nggak bisa lepas tentang pandemi covid 19. Kedukaan tentang kehilangan orang terkasih, kerabat, pekerjaan, hiburan, hubungan tatap muka dan juga hilangnya kebebasan berdekatan. Karena semua harus sesuai dengan standar protokol kesehatan yang berlaku yang termasuk didalamnya adalah menjaga jarak. Siapa yang sangka sih bakal ada pandemi kaya begini. Siapa yang sangka bahwa daftar rencana di 2020 ini harus diubah bahkan mungkin sama sekali nggak bisa terlaksana dengan baik. 

Siapa yang menyangka. 

Siapa ?

Waktu denger berita di Wuhan tentang kasus covid sempet nggak terlintas di pikiran bahwa virus ini bakal sampe ke lingkungan kita. Kalau saya pernah tuh terlintas, ini gimana kalau kejadian di Indonesia yaa, tapi karena nggak mau overthinking ya udahlah ya, jalani hidup aja seperti yang berjalan di sini. Siapa yang mengira kalau makin lama makin banyak negara yang orang-orangnya terinfeksi. Benar aja sampe juga itu virus di Indonesia. Setiap berita awalnya mengikuti, saya pasang di status dan beberapa ada yang komentar "udahlah serem juga makin hari makin bertambah kasusnya", iya emang serem sih ya. Ditambah lagi memang setidaknya mungkin itu virus udah bermutasi betul nggaknya saya juga kurang faham, karena saya bukan ahlinya. Tapi itulah yang terjadi, sampai terakhir saya baca berita yang memberitakan bahwa pemakaman di Pondok Rangon yang khusus covid itu sudah habis, dan akan diberlakukan pemakaman tumpang tindih. Kebayang dong sedihnya keluarga korban. Kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab ?. Rasanya akan panjang bahasannya ya kalo kita hanya mencari jawaban dari pertanyaan saya tersebut.

Mengapa ini terjadi ?

Udah kaya judul lagu, sudah seharusnya terjadi seperti ini. Itu adalah jawaban yang menggambarkan tentang keberserahan dan kepasrahan, iya bener memang udah kejadian mau gimana lagi. Sekarang kaum rebahan itu adalah kaum yang paling-paling ikut andil dan berperan besar dalam "menyelamatkan" populasi manusia yang ada di planet ini. Itu menurut saya, entahlah kalau menurut pembaca. 

Kapan ini semua akan berlalu ?

Tanyalah pada rumput yang bergoyang, seandainya masih punya rumput di halaman. Kalau nggak ada berarti jangan pernah bertanya kapan ini semua akan selesai. Selesai atau tidaknya pandemi ini, kehidupan tetap akan berjalan. Walaupun banyak banget perubahan di sana sini. Saya tidak terlalu  hafal dengan istilah-istilah keren yang beredar. Lama kelamaan manusia akan beradaptasi dengan keadaan ini, saya yang awalnya risih kalau pakai masker kemana-mana, sekarang mulai nyaman. Terasa aneh aja malah kalau keluar nggak pake masker. Lebih nyaman lagi saya suka sama masker yang sekarang motifnya udah ciamik, dan memang tetap standarnya juga harus tiga lapis. Udah nggak bisa ditawar lagi. 

Dimana ?

Sudah lebih dari 65. 651 683 juta kasus di seluruh dunia dan ada 220 negara  yang terkonfirmasi, itu data yang saya baca per 6 Desember 2020 2 jam yang lalu dari WHO.  Kalau membaca angka, jadi ada pertanyaan dimana manusia bisa hidup tanpa was-was, tanpa saling berpandangan aneh ketika dengar orang batuk atau bersin. Sekarang ini orang batuk dan bersin itu menjadi langka di luaran sana. Satu-satunya tempat aman sementara ini masih tetap di rumah. Home sweet home. Kata siapa, kata saya.

Bagaimana akhir cerita 2020 ?

2020 dalam hitungan hari akan segera berakhir, sudah tentu karena akan berganti tahun ke 2021. Punya rencana apa di 2021 ?, pertanyaan yang mungkin sangat susah dijawab untuk sekarang ini. Di tahun-tahun sebelumnya saya suka bikin bucket list tentang apa yang akan dikerjakan dan tujuan serta rencana di tahun berikutnya. Tapi kalo sekarang, rasanya diberikan sehat aja udah lebih dari apapun. Bukan berarti di tahun sebelumnya sehat itu nggak penting ya. Tetap penting. Sehat itu berarti secara fisik dan psikis. di tahun ini selain kesehatan fisik, kewarasan mental juga butuh banget dijaga. 

Sebagai penutup, siapapun kamu, dimanapun kamu berada, apapun latar belakangmu, mari kita bersama tetap menjaga diri, hati dan jari. 

Jaga diri secara fisik dan mental agar tetap sehat dalam menjalani kehidupan yang bisa dibilang luar biasa di tahun ini. Menjaga hati agar kita semua tetap bisa berprasangka baik sehingga menciptakan situasi dan kondisi diri yang kondusif. Menjaga jari, karena "hiburan" kita saat ini hanyalah dari media sosial. Termasuk saya, yang makin rajin menulisnya karena terlalu "gabut" di rumah terus. 

Satu lagi pertanyaan, bagaimana 2021 mu nanti ? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun