Generasi muda bisa membuat konten kreatif yang mudah dipahami dan menarik bagi khalayak, terutama sesama pemuda. Misalnya, mereka bisa membuat video pendek yang menyoroti nilai-nilai Islam Wasathiyah dalam bentuk cerita sehari-hari, infografis, atau meme yang informatif dan ringan. Platform seperti TikTok dan Instagram Reels sangat cocok untuk jenis konten ini, karena pendekatan visual yang cepat dan menarik lebih mudah menjangkau audiens yang luas.
Mengajak influencer dengan banyak pengikut untuk menyampaikan pesan-pesan Islam Wasathiyah bisa memperluas jangkauan. Kolaborasi dengan tokoh agama juga penting untuk menambah kredibilitas dan mendukung penyampaian pesan.Â
Influencer yang aktif di media sosial dapat berkolaborasi dengan tokoh agama yang relevan dengan audiens mereka, sehingga pesan Islam moderat bisa diterima dengan lebih efektif.
Bahasa yang santun dan inklusif sangat penting dalam menyampaikan Islam Wasathiyah di media digital. Generasi muda harus menghindari bahasa provokatif dan selalu menghargai pandangan orang lain, walau berbeda. Ini tidak hanya memperkuat citra Islam Wasathiyah, tetapi juga membantu menciptakan dialog yang kondusif di ruang digital.
Generasi muda memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan Islam Wasathiyah di era digital. Melalui teknologi dan media sosial, mereka dapat menyebarkan pesan moderasi dan toleransi secara lebih luas dan efektif.Â
Meskipun tantangan seperti hoaks dan konten radikal ada, generasi muda tetap bisa mengatasi hal ini dengan menerapkan strategi seperti literasi digital, konten kreatif, kolaborasi dengan influencer, serta bahasa yang inklusif. Melalui upaya ini, generasi muda Indonesia tidak hanya memperkuat konsep Islam Wasathiyah, tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan toleran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H