Walaupun demikian, nalar irfani tidak terlepas dari kritik. Kritik utama diarahkan pada aspek subjektivitas dalam pendekatan ini. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman spiritual sering kali sulit diverifikasi dan cenderung bersifat individual, sehingga tidak bisa dijadikan dasar untuk pengetahuan yang bersifat universal dan objektif.
Beberapa pihak juga memandang metode irfani sebagai bentuk eskapisme yang menjauhkan umat Islam dari pengembangan ilmu pengetahuan yang rasional dan empiris. Namun, para pendukung nalar irfani berpendapat bahwa pendekatan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan metode rasional atau tekstual, melainkan untuk melengkapinya. Dengan demikian, nalar irfani dapat menjadi sarana untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan spiritualitas dalam kerangka epistemologi Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H