Islam untuk memahami bagaimana agama berinteraksi dengan berbagai dimensi sosial dalam kehidupan masyarakat. Metode ini membantu mengungkap pengaruh timbal balik antara Islam dan konteks sosial, budaya, serta politik pada masa kini. Melalui pendekatan ini, kita dapat menganalisis berbagai dinamika sosial yang terkait dengan Islam, seperti perubahan praktik keagamaan, interpretasi hukum Islam, dan hubungan antarumat beragama.
Pendekatan sosiologis merupakan metode yang sangat berguna dalam studiDalam pendekatan sosiologis, agama dipandang sebagai elemen yang tak terpisahkan dari struktur sosial. Para sosiolog tidak hanya melihat agama sebagai seperangkat doktrin teologis, tetapi juga sebagai fenomena sosial yang terpengaruh oleh lingkungan sosial dan budaya. Hal ini memungkinkan studi mengenai perubahan praktik keagamaan, norma, dan nilai agama dalam masyarakat, yang dipengaruhi oleh perkembangan sosial dari waktu ke waktu.
Dalam studi Islam, pendekatan ini menawarkan wawasan tentang bagaimana umat Muslim memahami dan menjalankan ajaran agama di berbagai lingkungan sosial. Misalnya, praktik keagamaan di berbagai negara mayoritas Muslim menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh pengaruh budaya lokal, kebijakan negara, dan sejarah sosial-politik yang berbeda.
Di masa modern, perubahan sosial secara signifikan mempengaruhi cara umat Islam melaksanakan ibadah dan praktik keagamaan lainnya. Faktor-faktor seperti globalisasi, urbanisasi, dan perkembangan teknologi informasi berdampak pada pemahaman dan pengamalan agama. Fenomena seperti meningkatnya populasi Muslim perkotaan, penggunaan teknologi dalam dakwah, serta munculnya media sosial sebagai platform untuk diskusi keagamaan mencerminkan adanya perubahan dalam tatanan sosial yang berpengaruh pada kehidupan beragama.
Melalui pendekatan sosiologis, dapat dipahami bahwa praktik keagamaan bukan hanya sekadar ekspresi individu, tetapi juga bagian dari proses sosial yang lebih luas. Misalnya, gerakan-gerakan Islam modern yang mencoba menyesuaikan ajaran agama dengan perkembangan sains dan teknologi, atau gerakan fundamentalis yang mempertahankan keaslian ajaran Islam dengan menolak perubahan, merupakan fenomena sosial yang bisa dianalisis menggunakan perspektif ini.
Pendekatan sosiologis juga penting untuk memahami bagaimana interpretasi hukum Islam (fiqh) berkembang seiring dengan konteks sosial masyarakat. Penerapan hukum Islam selalu berkaitan dengan kondisi sosial-politik di mana hukum tersebut diterapkan. Di era modern, interpretasi hukum Islam sering mengalami penyesuaian, misalnya terkait dengan isu-isu kesetaraan gender, kebebasan beragama, dan hak asasi manusia.
 Indonesia, misalnya, penerapan hukum Islam dapat berbeda-beda di berbagai wilayah, seperti di Aceh yang memberlakukan syariat Islam, dan gerakan feminis yang memperjuangkan interpretasi Islam yang lebih adil dan inklusif bagi perempuan. Pendekatan sosiologis membantu menjelaskan bagaimana variasi dalam penerapan hukum Islam mencerminkan karakteristik sosial dan budaya dari komunitas Muslim setempat.
Islam menghadapi tantangan modernisasi yang membawa perubahan pada struktur sosial, ekonomi, dan politik. Pendekatan sosiologis memungkinkan kita untuk menganalisis bagaimana umat Muslim merespons modernisasi, baik melalui adaptasi maupun penolakan terhadap perubahan tersebut. Banyak umat Islam yang berusaha menyesuaikan ajaran agama dengan nilai-nilai modern, seperti demokrasi, kebebasan berekspresi, dan hak asasi manusia, sementara kelompok lain menolak modernisasi demi mempertahankan kemurnian ajaran agama.
Sebagai contoh, penggunaan teknologi modern dalam dakwah menunjukkan adanya penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Platform digital seperti YouTube, Instagram, dan Facebook kini dimanfaatkan oleh ulama dan aktivis Islam untuk menyampaikan ajaran agama kepada khalayak yang lebih luas. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan terhadap otoritas keagamaan, karena memungkinkan individu tanpa latar belakang pendidikan agama formal untuk menyebarkan pandangan mereka.
Pendekatan sosiologis juga bermanfaat dalam memahami hubungan antara Islam dan agama lain. Di era kontemporer, interaksi antarumat beragama semakin meningkat karena mobilitas sosial yang tinggi dan proses globalisasi. Di Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, hubungan antarumat beragama merupakan isu krusial. Pendekatan sosiologis memungkinkan analisis tentang bagaimana kebijakan negara, peran masyarakat sipil, dan interaksi sosial sehari-hari memengaruhi hubungan antarumat beragama.
Contohnya, konsep "Islam Nusantara" di Indonesia mencerminkan adaptasi ajaran Islam dengan budaya lokal serta praktik toleransi beragama yang berkembang di masyarakat. Dengan pendekatan sosiologis, kita dapat memahami perkembangan Islam di Indonesia yang berbeda dari negara Muslim lainnya, serta pengaruh tradisi lokal dan sejarah kolonial pada perkembangan tersebut.