Mohon tunggu...
aflakhah auliaul
aflakhah auliaul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Membaca novel karya Tere Liye

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Kembali Cacar Monyet Beserta Upaya yang Dapat Dilakukan

30 September 2024   15:02 Diperbarui: 30 September 2024   15:07 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebelum melakukan upaya preventif, kita perlu untuk mengenal lebih jauh tentang penyakit Monkeypox atau cacar monyet itu sendiri. Cacar monyet atau sering disebut sebagai monkeypox adalah penyakit yang penyebabnya ialah virus, lebih tepatnya virus cacar monyet (MPXV). Beberapa tahun silam, penyakit ini sempat menggemparkan masyarakat sekitar dan kini penyakit tersebut kembali ramai diperbincangkan oleh masyarakat umum. Penyebarannya telah meluas tidak hanya di wilayah asalnya saja yakni Afrika, tetapi telah menyebar ke wilayah lainnya seperti Indonesia. Virus ini dapat tiba di Indonesia karena penyebaran virusnya yang relatif mudah dan cepat.

Penyakit cacar monyet dapat ditularkan melalui interaksi fisik dengan individu yang terinfeksi virus ini. Interaksi dapat berupa bersentuhan, berciuman, dan berbicara dengan penderitanya. Selain itu, penyakit virus ini juga dapat ditularkan dari sebuah benda ke manusia. Virus ini bisa menempel pada permukaan benda yang pernah disentuh oleh penderitanya, seperti pakaian, gawai, seprai, handuk, dan benda lainnya. Maka dari itu, individu yang menyentuh benda tersebut dapat terinfeksi, baik terkena mata, mulut, atau hidung. Individu dengan luka terbuka lebih rentan terinfeksi. Penularan penyakit ini juga bisa dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Namun, penelitian tentang spesies-spesies hewan yang dapat membawa virus ini masih dikaji lebih lanjut.

Individu yang terinfeksi oleh virus ini biasa mengeluhkan ruam atau luka yang diiringi oleh pusing, demam, nyeri pada otot dan penggung, lemas, serta pembengkakan pada limfa. Ruam akibat penyakit ini dapat timbul pada permukaan kulit, contohnya wajah, telapak tangan dan kaki, dan selangkangan. Selain itu, ruam juga dapat timbul pada kerongkongan, mata, mulut, dan alat kelamin. Namun tidak perlu khawatir, penderita penyakit ini kebanyakan dapat sembuh sepenuhnya tanpa memerlukan pengobatan. Namun, ada beberapa kasus berat yang bahkan menyebabkan komplikasi pada penderitanya dan memerlukan penanganan medis.

Setelah mengenal tentang penyakit Monkeypox atau cacar monyet, kita dapat melakukan upaya pencegahan supaya tidak tertular penyakit tersebut. Beberapa upaya dapat dilakukan, di antaranya menghindari interaksi dengan penderita dan mensterilkan permukaan kulit secara rutin menggunakan sabun atau handsanitizer. Jika merasakan gejala yang telah disebutkan, kita dapat mengisolasi diri di rumah bila dirasa memungkinkan dan menunggu sampai ruam atau luka tertutup menjadi kerak luka serta lapisan kulit baru sudah terbentuk.

Pada beberapa kasus, penyakit cacar monyet memerlukan penanganan lebih lanjut. Penggunaan obat untuk penyakit cacar (tecovirimat) menjadi salah satu upaya pengobatan bagi penderita cacar monyet yang telah disahkan oleh European Medicines Agency. Kemungkinan terpapar penyakit untuk kedua kalinya bisa saja terjadi, tetapi kekebalan tubuhnya pasti sudah lebih kuat untuk menghadapi penyakit terkait. Sedangkan bagi seseorang dengan adanya risiko cukup tinggi pada penyakit cacar monyet, WHO menyarankan pemberian vaksin LC16 atau vaksin MVA-BN.

Penanganan bagi penderita dengan kasus berat pada penyakit ini perlu dibarengi pembangunan serta penguatan persepsi positif terhadap penyakit ini. Terkadang penderita yang terkena kasus berat ini merasa takut dan enggan untuk berobat pada layanan kesehatan terdekat karena adanya persepsi yang buruk dan juga diskriminasi. Pembangunan persepsi bisa dimulai dengan membiasakan penggunaan kalimat yang tidak mengandung unsur negatif terhadap penyakit ini sehingga tidak ada diskriminasi bagi para penderita.

           

DAFTAR PUSTAKA

 

Fatharani dan Fajar Khaify Rizky, 2024. Waspada Penyakit Monkeypox (Cacar Monyet). Jurnal Inovatif Kesehatan Adaptif, 6(2), hlm. 25.

World Health Organization. 2024. Tanya-Jawab tentang Mpox. https://www.who.int/indonesia/id/emergencies/mpox-outbreak/QandA [online]. (diakses tanggal 22 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun