IBNU MALIK. Pengarang Nadhom Alfiah, Ulama Tanpa Followers
Merenungi arti Keikhlasan Dakwah dan Berbagi Ilmu dari Imam Ibnu Malik
Jika tolak ukur kesuksesan dan kemuliaan di ukur dari kemasyhuran dan banyaknya pengikut, maka al-Imam Muhammad Bin Abdullah bin Malik ath-Tha'i al-Jayyani atau yang terkenal dengan nama "Ibnu Malik" tak akan pernah masuk dalam barisan orang-orang mulia. Pengarang Nadhom Alfiah ini semasa hidupnya dikenal sebagai ulama yang sepi santri dan pengikut. Nama Ibnu Malik ketika itu tidak se-viral nama Kitab Alfiah karangannya yang begitu terkenal di seluruh penjuru dunia hingga detik ini.
Ibnu Al-Jazari Seorang sejarawan asal Damaskus bahkan pernah menceritakan suatu ketika Ibnu Malik duduk di rumahnya untuk menunggu kedatangan orang-orang yang ingin mengaji kepadanya. Berjam-jam ia duduk tak seorang pun yang datang. Hingga tanpa ada rasa gengsi dan malu, beliau "menjajakan" ilmunya dengan memanggil orang-orang yang lewat di depan rumahnya : "Ayo yang mau belajar ilmu Nahwu, yang mau belajar Ilmu Qiro'at"
Tapi sekali lagi, tak ada seorang pun yang tertarik dan peduli terhadap ajakan Ibnu Malik. Beliau akhirnya berkata : "Alhamdulillah saya sudah terbebas dari tanggungan menyimpan dan menyembunyikan Ilmu"
Namun, meski beliau tidak banyak memiliki pengikut atau murid, Allah memberi beliau satu murid yang luar biasa sekali. Yaitu Abu Zakaria Muhyiddin An-Nawawi atau dikenal dengan Imam Nawawi Rahimahullah, seorang ulama ahli Hadits yang namanya masyhur di seluruh penjuru Negara Islam. Satu murid berkualitas lebih baik dibanding banyak murid tapi tanpa ada kualitasnya. Imam Nawawi ini konon yang diisyaratkan Ibnu Malik dalam sebuah Nadhom dalam Bab Ibtida'. _"Wa rajulun minal kirami indana"_ (Dan ada seorang lelaki mulia yang ada di sisi kami)
Mungkin kebanyakan dari kita banyak yang mengira ulama Nahwu seperti Ibnu Malik ini berasal dari Jazirah Arab. Padahal tidak, beliau berasal dari Andalusia, bagian semenanjung Iberia yang di zaman sekarang mencakup Spanyol dan Portugal Negara Asal Cristiano Ronaldo. Mungkin juga mencakup Catalunia markas utama Barcelona, mantan Football Clubnya Lionel Messi. Beliau lalu hijrah ke Damaskus Suriah dan akhirnya wafat dan dimakamkan di sana.
Dari Ibnu Malik Kita belajar bahwa tolak ukur kemuliaan bukan dilihat dari kemasyhuran atau ke-viral an, bukan dari banyaknya followers atau pecinta. Sekali lagi semua tergantung keikhlasan, ketulusan dan seberapa dekat dan ridho Allah kepada kita. Seperti yang diungkapkan oleh as-Syaibani : "Tidak semua ke-viral an itu adalah hal yang agung dan mulia. Karena Fir'aun sangatlah Viral akan tetapi dia adalah raja pembuat keburukan. Sebagian orang tidak terkenal, akan tetapi dia adalah permata di atas permata, ia memiliki keindahan yang tersimpan dalam dirinya".
Oleh : Aflah Mahmudah IberamsyahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H