Mohon tunggu...
AflahNur 12
AflahNur 12 Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

sedang mengetik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memilah Sampah: Langkah Kecil dengan Dampak Besar!

16 Desember 2024   06:52 Diperbarui: 16 Desember 2024   09:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : web Pusat Studi Lingkungan 

Memilah sampah merupakan salah satu langkah sederhana namun sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan meningkatkan peluang daur ulang material yang berharga. Dalam Al-Qur'an, pengelolaan sampah dan perlindungan lingkungan merupakan kewajiban agama yang diperintahkan Allah SWT kepada umat Islam. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat Al-Qur'an, seperti:

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya". QS. Al-Baqarah 205

"Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya". QS Al-Araf ayat 56

Kunci mengenal dan memilah sampah adalah mengategorikan sampah sesuai jenisnya untuk menjaga kualitas sampah agar tidak terkontaminasi dan mempercepat proses daur ulang. Mengetahui cara pengolahan sampah yang benar bisa memberikan Anda banyak keuntungan. Selain memberikan Anda barang yang bisa digunakan, mungkin produk Anda juga bisa bernilai jika dijual. Jadi, agar daur ulang bisa berjalan dengan baik, maka harus dimulai dari pemilahan sampah yang tepat.

Pada dasarnya sampah bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik. Pemilihan sampah organik dan anorganik dapat dilakukan dengan membedakan jenis tempat sampahnya. Berikut beberapa jenis sampah yang dapat diolah :

  1. Sampah Organik

Sampah yang berasal dari bahan-bahan organik. Sampah ini dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanah. Sampah organik dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Berikut penjelasannya:

Sampah organik basah adalah sampah organik yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah, sisa sayuran, kulit sayuran, dan biji buah.

Sampah organik kering adalah bahan organik yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering, sisik ikan, cangkang kerang, kulit telur, batok kelapa, dan serbuk gergaji.

  1. Sampah Anorganik:

Sampah yang berasal dari bahan-bahan non-organik seperti plastik, kaca, dan logam. Sampah ini bisa didaur ulang menjadi produk baru. Sampah anorganik dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Berikut penjelasannya:

Sampah anorganik lunak merupakan jenis sampah non alami yang mudah dibentuk atau diolah. Bahan penyusun sampah terdiri dari kandungan bahan-bahan yang lentur. Beberapa macam sampah anorganik lunak, antara lain sampah plastik, bungkus kemasan, sampah dari bahan tekstil (seperti kain perca).

Sampah anorganik keras memiliki kandungan bahan yang sulit untuk dihancurkan dan sifatnya lebih kuat daripada jenis yang lunak. Limbah ini kebanyakan sulit untuk diolah kembali. Untuk melakukan daur ulang, maka diperlukan teknologi dan alat yang lebih kompleks. Macam-macam sampah anorganik keras, antara lain sampah kaleng, sampah kaca atau material pecah belah, sampah dari bahan-bahan metal.

  1. Sampah B3 (Bahan, Berbahaya dan Beracun)

Sampah yang mengandung bahan-bahan yang berpotensi mengancam ekosistem dan kesejahteraan makhluk hidup. Sampah ini memerlukan penanganan khusus. Beberapa baterai, lampu neon, bola lampu berenergi rendah mengandung merkuri, yang merupakan salah satu racun lingkungan paling berbahaya yang ada. Beberapa logam lain, seperti kadmium dari limbah listrik dan elektronik, juga tetap bertahan lama jika berakhir di lingkungan. Zat-zat ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, kerusakan tulang, gangguan kemampuan belajar, penglihatan malam yang buruk, anemia, dan gangguan sistem saraf.

Berdasarkan fenomena memilah sampah di Indonesia, kesadaran dan praktik  memilah sampah masih menjadi tantangan besar. Meskipun ada upaya dari pemerintah dan berbagai organisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah, penerapannya masih belum merata di semua lapisan masyarakat. Ada beberapa faktor yang menghambat pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia:

  1. Kurangnya Infrastruktur;

Beberapa daerah, terutama di pedesaan dan kota kecil, tidak memiliki fasilitas pengelolaan sampah yang memadai. Infrastruktur seperti pusat daur ulang, instalasi pengolahan sampah organik, atau pembangkit listrik tenaga sampah sangat minim. Akibatnya, sampah hanya ditumpuk di TPA atau dibuang secara sembarangan.

  1. Minimnya Kesadaran Masyarakat;

Meskipun kampanye pemilahan sampah dan daur ulang telah banyak dilakukan, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik masih rendah. Banyak rumah tangga dan pelaku bisnis masih belum menjalankan pemilahan sampah dari sumbernya, membuat proses daur ulang menjadi sulit dan tidak efisien.

  1. Keterbatasan Regulasi dan Penegakan Hukum

Meski Indonesia sudah memiliki undang-undang dan peraturan terkait pengelolaan sampah, seperti UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, implementasi di lapangan masih jauh dari optimal. Banyak pemerintah daerah yang belum menjalankan peraturan ini dengan baik, terutama dalam hal pengurangan sampah plastik dan daur ulang.

  1. Dukungan Finansial yang Terbatas;

Pengolahan sampah yang berkelanjutan memerlukan investasi yang besar, baik untuk infrastruktur maupun untuk mendidik masyarakat. Namun, alokasi dana dari pemerintah pusat dan daerah untuk pengelolaan sampah masih sangat terbatas. Akibatnya, banyak program pengolahan sampah yang tidak berjalan dengan maksimal.

 

Memilah sampah adalah langkah penting yang dapat memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi lingkungan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Di era modern ini, dimana masalah sampah menjadi semakin mendesak, memilah sampah bukan lagi hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan. Adapun langkah-langkah dalam memilah sampah.

  1. Siapkan Tempat Sampah Terpisah;

Gunakan wadah yang berbeda untuk sampah organik, anorganik, dan B3. Pastikan wadah-wadah ini mudah diakses dan diberi label yang jelas.

  1. Edukasi Keluarga dan Komunitas;

Ajarkan anggota keluarga dan komunitas tentang pentingnya memilah sampah dan cara melakukannya dengan benar. Libatkan anak-anak dalam proses ini untuk membangun kebiasaan yang baik sejak dini.

3. Mulai Proyek Pengomposan di Rumah;

Pengomposan di rumah adalah cara yang efektif dan ramah lingkungan untuk mengelola sampah organik. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai pupuk alami.

  1. Kerjasama dengan Pihak Berwenang.

Bekerja sama dengan pemerintah lokal dan perusahaan daur ulang untuk memastikan sampah yang sudah dipilah dapat diolah dengan tepat berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Manfaat Memilah Sampah

  1. Mengurangi Volume Sampah di TPA: Dengan memisahkan sampah, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA, sehingga memperpanjang umur TPA dan mengurangi dampak lingkungan.
  2. Meningkatkan Daur Ulang: Memilah sampah memungkinkan material yang dapat didaur ulang untuk dikumpulkan dan diolah menjadi produk baru, mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru.
  3. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Sampah organik yang berakhir di TPA sering kali menghasilkan metana, gas rumah kaca yang kuat. Dengan membuat kompos, kita dapat mengurangi emisi ini.
  4. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Memilah sampah membantu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan di kalangan masyarakat.

Dari hal itu, dapat disimpulan bahwa memilah sampah merupakan langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan. Dengan memahami jenis-jenis sampah dan manfaat dari pemilahan yang tepat, kita semua dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Partisipasi aktif dalam memilah sampah juga dapat membantu membangun budaya peduli lingkungan yang lebih kuat di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun