Pendahuluan
Islam sebagai agama rahmatan lil-alamin, agama yang sempurna dan merupakan sebuah prinsip kehidupan bagi seluruh umat manusia yang beriman kepadaNya. Dalam ajaran agama Islam,  prinsip  utama  dalam  kehidupan  umat manusia  adalah  Allah  swt,  Dzat yang Maha  Esa.  Ia adalah  satu-satunya  Tuhan, Pencipta, dan pengatur  seluruh  alam  semesta. Sementara manusia adalah mahluk sempurna yang diciptakan olehNya sebagai khalifah di muka bumi dengan melaksanakan tugas  kekhalifahan  dalam  rangka  pengabdian  kepada  Sang pencipta.
 Ibadah dan muammalah adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam tatanan hidup manusia. Sebagai khalifah di bumi manusia mempunyai tugas untuk beribadah kepada sang pencipta dan juga bermuamalah antar sesama mahlukNya seperti merawat, menjaga, dan memberdayakan segala sesuatu di bumi dengan  sebaik-baiknya  demi  kesejahteraan  seluruh  makhluk. Adapun untuk  merespon  semua hal ini  dan  mengatur  kehidupan duniawi manusia secara terperinci, Allah swt. menganugerahi akal pikiran  kepada  manusia.
Dalam bermuammalah manusia tidak bisa terlepas dari aktivitas ekonomi, ini sudah menjadi fitrah manusia yang pada dasarnya saling ketergantungan satu sama lain. Berbagai aktivitas yang bersifat muammalah harusnya dilandasi dengan iman dan taqwa, dalam artian adanya keterbukaan, keridhoan dan saling menghormati dalam segala hal.
Konsep ekonomi yang merajalela pada saat ini, terutama di indonesia merupakan rancangan kaum kapitalisme yang hanya menguntungkan beberapa pihak saja dan banyak merugikan pihak lain. Kapitalisme ini di samping dapat mendatangkan dampak penindasan, juga dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai destruktif dan hedonisme utilitarian. Hal ini akan berujung pada penciptaan kelas-kelas sosial dan kesenjangan akses, yang pada gilirannya dapat memusatkan otoritas pada tangan pemilik modal, yang mengakibatkan yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya. Padahal, kesemuanya secara tegas ditolak oleh Islam. [1]Â
Adapun dalam melaksanakan aktivitas ekonomi manusia harus bersikap secara adil dan bijak sesuai dengan konsep ekonomi syariah atau ekonomi dengan rancang bangun yang sesuai dengan al-qur'an dan sunnah nabi Muhammad Saw, dimana tidak ada segelintir kaum yang diuntungkan dan mayoritas kaum yang dirugikan. Rancang bangun ekonomi syariah merupakan hal yang harus diimplementasikan dan diperjuangkan dalam rangka menciptakan kesejahteraan umat manusia di bumi serta merupakan  wujud kewajiban dan peribadatan manusia sebagai hambaNya.
konsep dasar ekonomi islam
Ekonomi islam sebenarnya merupakan khazanah klasik yang sudah lama diterapkan oleh nabi Muhammad Saw dan para sahabat, ekonomi dengan menggunakan nilai-nilai agama islam serta norma-normanya adalah wujud dari pengimplementasian konsep syariah muammalah. Dalam hal ini banyak diantara para cendekiawan muslim yang memberikan definisi dan pengertian ekonomi islam. Diantaranya adalah:
Menurut An Nabhani kata  ekonomi  berasal  dari bahasa Yunani kuno (Greek) yang bermakna: "mengatur urusan rumah tangga", dimana  anggota  keluarga  yang  mampu  ikut  terlibat  dalam  menghasilkan  barang-barang  berharga  dan  membantu  memberikan  jasa,  lalu  seluruh  anggota  keluarga yang  ada  ikut  menikmati  apa  yang  mereka  peroleh,  populasinya  kemudian semakin  banyak,  mulai  dari  rumah  ke  rumah  menjadi  kelompok  (community) yang diperintah oleh negara. [2]
Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi yang  berdasarkan  ketuhanan.  Sistem  ini  bertitik  tolak dari  Allah, bertujuan  akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah. [3]
Monzer  Kahf memberikan  pengertian  ekonomi  Islam  dengan  kajian  tentang proses  dan  penangguhan  kegiatan  manusia  yang  berkaitan  dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim. [4]