Mohon tunggu...
Miss K
Miss K Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rusak Sudah *Part of UK

9 April 2015   19:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan bagaimana hidupku selanjutnya? Entah lah, aku tidak berani membayangkan. Banyak yang menyarankan aku meneruskan usaha industri rumah tangga yang sudah lama emak jalani. Sebenarnya ada keinginan, Cuma membayangkan tinggal satu atap dengan orang yang aku sudah tidak respect samasekali pasti akan sangat menyiksa. Setahun ini saja psikisku sudah tertekan bukan main. Kakak tertuaku, anak durhaka, suami bejat, sekaligus ayah tidak bertanggung jawab. Demi Tuhan, tiap kali melihat wajahnya, sakit dan benci akan saling berebut kekuasaan. Semua dosa besar sudah dia lakukan, menikah karena pacarnya hamil duluan, Kemudian bercerai, dan menikah lagi dengan mantan istrinya. Setelah menikah kedua kalinya, berselingkuh, berjudi, dan sampai hari ini belum bisa menafkahi anak istrinya barang Rp. 1 pun. Perlakuan terhadap istrinya juga seringkali melibatkan kekerasan, ntah itu verbal atau fisik. Akupun sudah dua kali hampir ditampar karena membela orang tuaku yang dimaki-makinya. Makan, sekolah anak, kebutuhan istri, rumah tangga, sampai kredit perumahan dan mobil semua dibebankan ke emak dan bapak. Tidak mengapa sebenarnya karena memang emak dan bapak mau dan mampu. Tapi yang kemudian jadi masalah adalah, si suami bejat ini amat sangat tidak menghormati orang tuanya. Berkata kasar, tingkah laku kurang ajar, tidak tau malu dan tidak punya perasaan. Sungguh, tidak ada satupun alasan untuk menghormati orang ini. Aku yakin Tuhan akan membalas keburukannya, di dunia dan diakhirat. Tinggal satu atap dengan manusia tidak punya hati sama saja dengan mengorbankan kebahagiaanku. Tidak mungkin. Meninggalkan rumah tanpa izin orang tua juga sangat mustahil. Lalu, bagaimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun