Pada era saat ini, tak dapat disangkal masih rendahnya pendidikan moral seorang anak. Agar cepat tumbuh dan berkembang serta membasmi berbagai moral yang mengancam negara kita, harus dilakukan di bawah bimbingan kepemimpinan yang bersih dan berwibawa. Semangat dan jiwa yang murni dapat memicu gerakan untuk menghapus nilai-nilai moral yang tidak baik tersebut. Alternatif lain yang bisa diambil adalah pelatihan formal, informal atau informal. Misalnya, menerapkan pendidikan  moral pada pendidikan. Melalui upaya tersebut, berbagai  moral buruk yang terjadi di negara kita  dapat diminimalisir, meskipun memakan waktu yang lama.
Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Nilai-nilai moral dalam anak mulai mengalami kerusakan, gejala-gejala kerusakan moral anak dapat digolongkan, yakni :
- Kenakalan ringan, sebagai contoh bersikap keras kepala, tidak mau patuh, bolos sekolah, tidak mau belajar, suka berkelahi, suka mengucapkan kata-kata kasar, dan lain sebagainya.
- Kenakalan yang mengganggu ketentraman dan keamanan orang lain, misalnya mencuri, menfitma, merampok, dan lain sebagainya.
- Kenakalan seksual, baik dalam jenis lain (batero-seksual) maupun terhadap orang sejenis (homo-seksual).
Sekolah merupakan suatu tempat untuk mencari ilmu, yang bemaungan dibawah lembaga pendidikan. Dalam arti lain, sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang dibuat secara khusus untuk mendidik peserta didik dibawah pengawasan seorang guru atau pendidik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau lembaga belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran (yang tergantung jenjangnya, ada SD, SMP, dan SMA).
Unsur-unsur dalam sekolah, meliputi : Â Â
- Bangunan sekolah
- Peserta didik
- Pendidik atau guru
- Peraturan sekolah
Fungsi sekolah adalah sebagai sarana mendidik siswa menjadi pribadi yang berguna dengan menggunakan ilmu pengetahuan. Ada beberapa fungsi sekolah yang perlu kita tahu, yakni :
- Mamberikan pengetahuan umum
Pengetahuan umum diperlukan seumur hidup, sehingga sekolah memberikan pengetahuan umum kepada siswanya sebagai bekal dalam kehidupan.
- Memberikan keterampilan dasar
Sekolah akan menggali keterampilan dasar yang dimiliki siswanya. Karena suatu keterampilan itu akan sangat berguna bagi manusia untuk mendapatkan pekeijaan dan bermanfaat bagi masyarakat lain.
- Membentuk pribadi sosial
Karena pada hakikatnya seorang siswa tidak hidup hanya dalam konteks keluarga atau sekolahnya. Namun, pembentukan pribadi dan sosial siswa menjadi pribadi yang bermoral.
- Menyediakan Sumber Daya Manusia
Selain berfungsi sebagai tempat belajar, sekolah juga berfungsi untuk mencetak generasi emas bangsa menjadi sumber daya manusia yang unggul di bidangnya.
- Alat transformasi kebudayaan
Sekolah akan membawa seorang individu berubah menjadi seseorang yang berarti dalam lingkungan bermasyarakat. Dari individu yang tidak bisa apa-apa menjadi bisa apa-apa.
Sekolah merupakan tempat yang sangat penting dalam perkembangan moral anak setelah keluarga. Di sekolah model pendidikan akhlak dapat dilaksanakan sebagai berikut:
- Mengembangkan dan menumbuhkan mental, moral, sosial dan semua aspek kepribadian.
- Pendidikan agama harus dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai-nilai moral pada anak-anak yang berpendidikan agama.
- Semua anggota sekolah dapat dipahami.
- Penghapusan komponen guru yang tidak kompeten.
- Kelas seni, olahraga, dan rekreasi bagi siswa harus memperhatikan kaidah moral dan nilai-nilai agama.
- Himpunan siswa harus mendapat perhatian dan bimbingan dari guru agar pendidikan benar-benar perkembangan yang sehat bagi anak. gram.
- Sekolah perlu bisa memberikan arahan untuk mengisi waktu luang.
- Di tiap-tiap sekolah harus ada minimal satu kantor untuk menampung dan memberikan kepada aktivis.
Adapun pengimplikasian moral (akhlak) dalam pendidikan dapat dimulai dari:
- Mengajar: Artinya memberikan pengajaran secara konseptual yang membahas mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah menurut ukuran agama, sehingga dapat membedakannya.
- Pembiasaan: Setelah diberikan pembinaan tambahan pengajaran melalui pembiasaan. Biasakan sejak dini untuk hal-hal baik yang dilakukan secara terus menerus. Membiasakan hal-hal yang baik seperti menebar kasih sayang kepada sesama, suka menolong teman dalam kebaikan, kedermawanan akan mendarah daging dan menjadi karakter saat mereka beranjak dewasa.
- Keteladanan: Pencapaian perkembangan moral yang baik dapat dicapai melalui keteladanan. Alangkah baiknya jika seorang guru mengajar dengan memberikan contoh langsung. Misalnya, ketika seorang guru mengajarkan kesantunan, guru dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan kesantunan kepada murid-muridnya. Jika guru meminta untuk melakukan sesuatu, guru terlibat dalam pekeijaan. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Paksaan : dalam hal ini, berupa pemaksaan dalam hal kebaikan tanpa menyakiti secara fisik. Pemaksaan ini bertujuan untuk membiasakan siswa melakukan perbuatan baik yang nantinya setelah dibiasakan tidak lagi merasa terkekang. Sama halnya ketika seseorang dipaksa membaca yang pada gilirannya akan terbiasa membaca tanpa harus dipaksa lagi.
- Hadiah dan hukuman: agar akhlak yang baik dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, siswa yang mengamalkannya mendapat pahala. Baik itu pemberian berupa materi atau kalimat yang memuaskan dan memotivasi siswa lain untuk mengikuti akhlak yang baik. Begitu pula sebaliknya jika siswa yang mengamalkan akhlak mazmumah dengan memberikan hukuman yang setimpal mengubah perilaku tercela menjadi perilaku terpuji.
Dikarenakan sekolah merupakan salah satu pengaruh sumber moral anak, maka sebagai orang tua seeloknya dapat memilih dan memilah sekolah yang baik untuk anaknya. Dan sebagai guru, seeloknya dapat menciptakan sekolahnya menjadi sumber moral yang baik tersebut. Tak dapat dipungkiri pada era saat ini banyak guru yang lupa akan pentingnya nilai moralitas dikarenakan terlalu fokus dapat memberikan materi pokok dan bidang keadministrasian.
Sebelum sebuah sekolah dapat menciptakan anak didiknya menjadi seorang pribadi yang baik, maka terlebih dahulu guru menjadi tauladan yang bisa menjadi acuan untuk membentuk pribadi seorang anak tersebut. Untuk dapat mengimbangi perihal pemberian nilai moral dan keadministrasian, seharuskan guru juga tidak dikekang dengan sebuah tuntutan nilai. Karena pada dasarnya acuan nilai tersebut tidak akan berarti apa-apa jika moral sang anak sendiri sangat rendah, maka perlulah ditumbuhkan juga sebuah moral.
Pentingnya penanaman moral pada lingkungan sekolah merupakan salah satu upaya untuk membentengi generasi emas bangsa sekarang pada penyimpangan sosial. Namun, penanaman pada lingkungan sekolah sendiri tidak akan berarti apa-apa apabila lingkungan keluarga dan masyarakat dari sejak anak itu dilahirkan merupakan lingkungan yang buruk. Penanaman moral pada anak perlu dilakukan dengan adanya kerjasama antara keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakatnya sendiri untuk membentuk moral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H