Mohon tunggu...
Afis Dikma
Afis Dikma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen bisnis

Saya adalah mahasiswa manajemen upn veteran yogyakarta, saya berdomisili di lampung, kota yang di juluki little indonesia, hobi saya bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengukuran kinerja Sektor Publik dalam Layanan Kesehatan

19 Desember 2024   01:53 Diperbarui: 19 Desember 2024   01:52 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Pengukuran Kinerja Sektor Publik dalam Layanan Kesehatan: Efektivitas dan Efisiensi yang Terhambat 

DOSEN : Dr. Dra. Purbudi Wahyuni, M.M. 


KELAS : LPEAH

Disusun Oleh : 

1. Andhini Prasmeshwari (141220359)

2. Shinta Saraswati             (141220367)

3. Shifa Kayla Pasha            (141220377)

4. Afis Dikma Fatoni           (141220379)




PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN"

YOGYAKARTA 2024


Pengukuran Kinerja Sektor Publik dalam Layanan Kesehatan: Efektivitas dan Efisiensi yang Terhambat 

Abstrak 

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya pengukuran kinerja sebagai sarana untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di sektor publik, dengan fokus khusus pada layanan kesehatan. Akuntabilitas dan transparansi merupakan pilar utama tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), dan dapat dicapai melalui penerapan pengukuran kinerja yang efektif. Penelitian ini mengidentifikasi berbagai indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pelayanan kesehatan, serta mengulas kendala yang sering dihadapi dalam implementasinya. Selain itu, artikel ini menawarkan solusi berbasis kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan tersebut dan memastikan bahwa tujuan efektivitas dan efisiensi pelayanan dapat tercapai secara optimal.

Pendahuluan 

Sektor publik memiliki tanggung jawab utama dalam menyediakan layanan yang bermutu kepada masyarakat. Dalam konteks pelayanan kesehatan, tanggung jawab ini menjadi semakin penting mengingat meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap akses layanan yang terjangkau, berkualitas, dan tepat waktu. Layanan kesehatan adalah elemen esensial dari kesejahteraan sosial yang memerlukan alokasi sumber daya yang besar, baik secara finansial maupun tenaga kerja. Oleh karena itu, memastikan efektivitas dan efisiensi pelayanan melalui pengukuran kinerja adalah prioritas yang tidak dapat diabaikan. Namun, tantangan yang dihadapi sektor kesehatan cukup kompleks. Salah satu isu utama adalah ketidakseimbangan antara alokasi anggaran yang tersedia dengan tuntutan yang semakin meningkat. Sebagai contoh, data menunjukkan bahwa meskipun anggaran kesehatan telah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir, banyak fasilitas kesehatan pemerintah masih mengalami antrian panjang, keterbatasan alat medis, dan tenaga kerja yang kurang. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana pengelolaan anggaran dan sumber daya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif. Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya pengukuran kinerja sebagai alat untuk menganalisis kesenjangan antara input dan output dalam pelayanan kesehatan. Dengan pendekatan berbasis data, pemerintah dapat mengidentifikasi penyebab permasalahan, mengukur keberhasilan program kesehatan, dan merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Selain itu, pengukuran kinerja juga berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi kepada masyarakat, sehingga dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam konteks global, pengukuran kinerja telah menjadi standar yang diakui untuk memastikan bahwa pelayanan publik, termasuk kesehatan, dapat berjalan secara efektif dan efisien. Praktik-praktik terbaik dari negara lain menunjukkan bahwa ketika indikator 2 kinerja diterapkan dengan baik, hasilnya dapat meningkatkan kualitas layanan sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Oleh karena itu, pengukuran kinerja bukan hanya sekadar alat evaluasi, tetapi juga panduan strategis dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

 Tinjauan Teoretis 

Model Pengukuran Kinerja di Sektor Publik 

Dalam layanan kesehatan, berbagai pendekatan telah digunakan untuk mengukur kinerja. Salah satu pendekatan yang populer adalah Balanced Scorecard, yang menilai kinerja dari empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi kinerja secara holistik dan strategis. 

Key Performance Indicators (KPI) juga merupakan alat penting dalam pengukuran kinerja. KPI menyediakan metrik yang dapat diukur dan spesifik, seperti tingkat kepuasan pasien, waktu tunggu pelayanan, dan efisiensi biaya operasional. Dengan indikator ini, organisasi dapat memantau pencapaian mereka secara real-time dan mengambil keputusan berbasis data untuk meningkatkan pelayanan. 

Hubungan Akuntabilitas, Transparansi, dan Pengukuran Kinerja 

Akuntabilitas dan transparansi adalah dua elemen yang saling berkaitan dan diperkuat oleh adanya pengukuran kinerja yang efektif. Dengan data kinerja yang terukur dan tersedia secara terbuka, organisasi sektor publik dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap penggunaan anggaran secara bertanggung jawab. Selain itu, transparansi yang dihasilkan dari pengukuran kinerja juga berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan publik. 

Implementasi dan Solusi 

Tantangan dalam Pengukuran Kinerja 

Beberapa hambatan utama dalam penerapan pengukuran kinerja di sektor kesehatan meliputi: 

  • Keterbatasan Sumber Daya: Banyak fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil, menghadapi kekurangan tenaga kerja dan infrastruktur teknologi yang memadai. 
  • Resistensi terhadap Perubahan: Pegawai yang telah terbiasa dengan sistem lama sering kali merasa enggan untuk menerima metode baru yang mungkin lebih kompleks.
  • Kompleksitas Organisasi: Struktur birokrasi yang hirarkis dan fragmentasi antar unit sering kali menghambat pengumpulan dan analisis data yang efisien. 

Solusi untuk Mengatasi Hambatan 

Untuk menghadapi tantangan tersebut, beberapa langkah strategis dapat dilakukan: 

  • Penguatan Infrastruktur Teknologi: Pemerintah perlu menginvestasikan sumber daya dalam pengembangan sistem digital yang dapat memfasilitasi pengumpulan, analisis, dan pelaporan data kinerja secara otomatis.
  • Pelatihan dan Edukasi: Pegawai sektor kesehatan perlu mendapatkan pelatihan yang berkelanjutan agar dapat memahami pentingnya pengukuran kinerja dan cara memanfaatkannya untuk perbaikan layanan.
  • Kolaborasi Lintas Sektor: Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, akademisi, dan organisasi swasta, untuk memastikan bahwa pendekatan pengukuran kinerja mencerminkan kebutuhan dan harapan seluruh pihak yang terlibat 

Studi Kasus 

Penerapan Balanced Scorecard di salah satu rumah sakit rujukan nasional memberikan hasil yang signifikan dalam berbagai aspek pelayanan. Sebagai contoh, waktu tunggu pasien untuk mendapatkan layanan medis berkurang dari rata-rata dua jam menjadi 45 menit setelah pengoptimalan proses administrasi berbasis data. Penurunan waktu tunggu ini disertai dengan peningkatan kepuasan pasien sebesar 40%, sebagaimana diukur melalui survei bulanan. 

Selain itu, rumah sakit juga menerapkan indikator kinerja tambahan yang mencakup tingkat keberhasilan prosedur medis tertentu dan kepuasan tenaga kesehatan. Dengan adanya indikator ini, manajemen rumah sakit dapat secara proaktif mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, seperti kebutuhan akan pelatihan tambahan bagi staf atau pengadaan alat kesehatan yang lebih modern. 

Dalam jangka panjang, pendekatan berbasis Balanced Scorecard memungkinkan rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran. Sebagai contoh, melalui analisis data kinerja, rumah sakit mampu mengalokasikan kembali 15% anggaran operasional untuk pengadaan alat medis tanpa mengurangi kualitas layanan. Keberhasilan ini menjadi model bagi fasilitas kesehatan lainnya di tingkat nasional untuk mengadopsi pendekatan serupa, guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah. 

Kesimpulan 

Pengukuran kinerja adalah elemen mendasar dalam menciptakan sektor publik yang lebih bertanggung jawab, transparan, dan berorientasi pada hasil, terutama dalam konteks layanan kesehatan. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif, pemerintah dan institusi kesehatan dapat memantau pencapaian target strategis, mengidentifikasi kelemahan, dan merumuskan langkah-langkah perbaikan berbasis data. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik. 

Untuk memastikan keberhasilan pengukuran kinerja, diperlukan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, akademisi, dan masyarakat. Selain itu, investasi pada teknologi informasi dan pelatihan pegawai juga menjadi faktor kunci yang tidak dapat diabaikan. Praktik terbaik dari studi kasus menunjukkan bahwa penerapan metode seperti Balanced Scorecard dapat menghasilkan perubahan signifikan dalam layanan kesehatan, baik dari segi kualitas maupun efisiensi anggaran. 

Di masa depan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan kerangka pengukuran kinerja yang lebih adaptif dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan unik sektor kesehatan di setiap wilayah. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan layanan kesehatan publik tidak hanya memenuhi standar minimum, tetapi juga memberikan nilai Rekomendasi:tambah yang signifikan bagi masyarakat. 

  • Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengembangkan metode pengukuran kinerja yang adaptif terhadap kebutuhan spesifik layanan kesehatan.
  • Penerapan teknologi informasi harus menjadi prioritas untuk mendukung proses pengukuran yang cepat, akurat, dan transparan.
  • Partisipasi masyarakat dalam evaluasi kinerja harus terus ditingkatkan untuk memastikan layanan publik benar-benar responsif terhadap kebutuhan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun