Dilaporkan juga bahwa kantor plastik sekali pakai berkontribusi sebesar 16% dari sampah-sampah yang ada di saluran air di Indonesia. Disisi lain sampah botol hanya berkontribusi sebesar 1%.Â
Hal ini bisa jadi karena sampah botol diminati oleh pengepul dan pemulung untuk dijual dan didaur ulang. Penggunaan kembali sampah botol plastik menjadi semakin penting karena waktu yang dibutuhkan untuk mendekomposisi sampah botol mencapai 500 tahun.
Tentu daur ulang plastik bukan solusi utama dalam menekan jumlah timbulan sampah plastik. Tahap pertama yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin menghindari penggunaan plastik dalam kegiatan kita sehari-hari.Â
Kedua, jika kita perlu menggunakan plastik, batasi penggunaannya. Plastik kantong belanja sekali pakai bisa kita simpan untuk digunakan kembali untuk berbelanja. Keputusan untuk membuang sampah plastik adalah pilihan terakhir, jika kita sudah tidak bisa menggunakannya kembali.Â
Penting untuk memastikan bahwa sampah plastik yang kita hasilkan dibuang pada tempatnya. Penting untuk kita renungkan bahwa jika kita membuang sampah sembarangan ke badan air, sampah kita akan mencemari perairan kita bahkan sampai perairan di belahan dunia lain.Â
Jika sampai termakan binatang laut, artinya kita telah mengambil hak untuk bisa mendapatkan lingkungan yang nyaman bagi binatang laut tersebut.
Referensi:
- Ming En, S. (2018). Do you know what kind of plastics can be recycled? Majority of Singaporeans have no clueÂ
- Angel Water, Inc (2017). The life cycle of a plastic bottleÂ
- Shuker, I. G. & Cadman, C. A. (2018). Indonesia - Marine debris hotspot rapid assessment: synthesis report: Marine Debris Hotspot Rapid Assessment (Synthesis Report). Washington, D.C. World Bank Group. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H