Mohon tunggu...
Afira Meilina
Afira Meilina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Mari berdiskusi, berbagi, dan bersama-sama membangun masyarakat yang lebih sehat dan peduli!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Alternatif Kantong Plastik: Mana yang Lebih Baik untuk Lingkungan?

25 September 2024   18:25 Diperbarui: 25 September 2024   18:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah plastik masih menjadi permasalahan utama di dunia dan menjadi salah satu jenis sampah yang selalu masuk dalam daftar 10 besar sampah paling berbahaya di seluruh dunia. Sampah plastik membutuhkan waktu puluhan tahun agar dapat terurai di dalam tanah, begitu juga di laut sehingga akan sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Saat ini indonesia berada pada kondisi darurat sampah plastik hal ini bisa dilihat bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-2 dunia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di laut. Berdasarkan penuturan dari Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati bahwa ada 12,87 juta ton per tahun sampah plastik pada tahun 2023. 

Penggunaan terbesar plastik adalah sebagai kantong belanja. Produksi plastik mencapai 400 juta ton pertahun dan sekitar 36% merupakan produksi kantong plastik. Kantong plastik yang marak digunakan biasanya singe-use atau hanya digunakan sekali saja kemudian dibuang. Kantong plastik banyak digunakan karena memiliki rasio kekuatan terhadap berat tinggi, tahan air, higienis, berguna untuk berbagai aplikasi, dan harganya relatif murah. Namun disamping kelebihan tersebut, kantong plastik sangat berdampak pada lingkungan karena plastik terbuat dari sumber daya tak terbarukan, tidak dapat diuraikan secara hayati, dan dalam waktu singkat menjadi sampah.  Kantong plastik sekali pakai sangat populer karena selama bertahun-tahun tersedia untuk pelanggan secara gratis dalam jumlah yang tidak terbatas. Biasanya, kantong plastik sekali pakai terbuat dari HDPE (High Density Polyethylene) atau LDPE (Low Density Polyethylene). Bahan-bahan ini biasanya berbasis fosil dan tidak dapat terurai secara hayati. 

Keprihatinan akan dampak dari penggunaan kantong plastik ini diperlukan, yaitu dengan menggunakan alternatif lain sebagai pengganti kantong plastik. Alternatif lain yang bisa digunakan adalah kantong dengan bahan lain seperti dari kertas, kain, katun, dan plastik yang bisa digunakan berulang kali. Namun, dalam pemilihan bahan alternatif ini penting juga memperhatikan dampaknya untuk mengindari kerusakan lingkungan yang lebih parah.

Reusable Bag

Reusable bag biasanya berbahan kain, kanvas, katun, jute, poliester, atau polypropylene yang kuat dan tahan lama sehingga dapat digunakan berulang kali. Di Indonesia penggunaan reusable bag ini sudah marak digunakan. Outlet makanan maupun fashion banyak yang menyediakan reusable bag dan biasanya dibarengi dengan ditiadakannya kantong plastik. Reusable bag sangat berguna dalam mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga kerusakan lingkungan akibat sampah plastik dapat berkurang. Namun diperlukan konsistensi dalam penggunaanya karena beberapa bahan seperti poliester dan polypropylene berasal dari sumber daya tak terbarukan. Pada beberapa kasus masyarakat sering lupa membawa reusable bag ini sehingga masyarakat mau tidak mau harus membeli lagi dan akhirnya menumpuk.

pict by. gettyimages.com
pict by. gettyimages.com

Paper Bag

Paper bag dinilai lebih ramah lingkungan karena terbuat dari kertas berbahan dasar serat kayu sehingga lebih mudah terurai secara alami. Selain itu, paper bag dapat didaur ulang. Meskipun dapat didaur ulang, produksi paper bag membutuhkan sumber daya yang besar. Penebangan pohon sebagai bahan paper bag perlu dibarengi dengan adanya penanaman kembali pohon untuk mengindari deforestasi. Karena berbahan dasar kertas, paper bag lebih mudah rusak dan robek sehingga tidak dapat digunakan berulang kali.

pict by. shutterstock.com 
pict by. shutterstock.com 

Biodegradable Bag

Kantong ini dirancang agar dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri atau organisme lain. Biodegradable bag ini dapat terbuat dari pati tumbuhan seperti singkong atau jagung, bisa juga dari tumbuhan lain seperti tebu dan kentang dan bisa juga terbuat dari proses fermentasi mikroorganisme. Walaupun dapat terurai secara alami beberapa jenis biodegradable bag ini memerlukan kondisi tertentu seperti memerlukan suhu yang tinggi atau kelembapan tertentu agar dapat terurai. Apabila kantong ini tidak ditempatkan di tempat yang tepat memungkinkan kantong ini akan lama terurai seperti kantong plastik biasa. 

pict by.  Science Photo Library
pict by.  Science Photo Library

Lalu mana yang lebih baik digunakan sebagai pengganti kantong plastik?

Ketiga jenis kantong diatas dapat digunakan sebagai pengganti kantong plastik. Terdapat dampak positif maupun negatif dari masing-masing bahan yang digunakan. Walaupun penggunaan ketiga kantong tersebut dinilai lebih ramah lingkungan diperlukan juga perhatian untuk masing-masing bahan agar penggunaanya sesuai dengan tujuannya. 

ketika opsi penggunaan ulang diperhitungkan, reusable bag yang terbuat dari plastik atau kain memiliki kecenderungan untuk memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan, berkontribusi sekitar 60% lebih kecil daripada kantong kertas sekali pakai (dampak lingkungan perubahan iklim). Sedangkan untuk kasus limbah kantong sekali pakai, alternatif yang dapat terurai secara hayati seperti biodegradable bag mungkin merupakan alternatif yang paling ramah lingkungan dan layak jika pemilahan dan pengumpulan sampah organik sudah menjadi hal yang umum. 

Para produsen memiliki tanggung jawab untuk memutuskan bagaimana produk ini dirancang dan bagaimana produk tersebut akan dibuang ketika mereka memilih bahan dan dalam pemilihan proses untuk fabrikasi kantong yang juga berkontribusi terhadap berbagai dampak lingkungan. Di akhir, kita sebagai konsumen harus memiliki tanggung jawab akan penggunaannya, agar bahan yang dibuat ramah lingkungan ini dapat digunakan sesuai dengan tujuannya.

referensi

  • Gmez, I. D. L., & Escobar, A. S. (2022). The dilemma of plastic bags and their substitutes: A review on LCA studies. Sustainable Production and Consumption, 30, 107--116. https://doi.org/10.1016/j.spc.2021.11.021
  • Pranada, T., A, R. N., M, A. N., N, P. Y., Ronggowulan, L., & Muryani, C. (2023). Urgensi Pengurangan Kantong Plastik  Menggunakan Ecocapsitbag Dan Upaya Peningkatan  Literasi Siswa Sekolah Dasar Dalam Pendidikan Bencana. Jurnal Ibriez: Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, 8(1), 1--14. https://ibriez.iainponorogo.ac.id/index.php/ibriez/article/view/296

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun