Mohon tunggu...
afioktafiani
afioktafiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengamat pendidik

Hallo saya Afi Azka Oktafiani Minat saya ada di seni dan musik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Behavioristik Dan Kognitif dalam Pembelajaran

12 Januari 2025   15:30 Diperbarui: 12 Januari 2025   15:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Artikel ini membahas dua teori belajar utama, yaitu Behavioristik dan Kognitif. Teori Behavioristik, dikembangkan oleh John B. Watson dan B.F. Skinner yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur melalui kondisioning dan penguatan. Sementara itu, Teori Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget dan Ulric Neisser, menekankan proses mental dalam pembelajaran melalui pengolahan informasi dan konstruksi pengetahuan. Artikel ini menjelaskan konsep, prinsip, dan penerapan kedua teori ini dalam proses pembelajaran, serta , untuk mengetahui bagaimana penerapan perilakunya.

Di latarbelakangi oleh fakta bahwa teori-teori yang ada dapat dikembangkan selama mengalami siklus perubahan dari waktu ke waktu dalam pembelajaran termasuk teori behaviorisme dan Kognitif . Teori ini menarik untuk di amati, menganalisis, dan menguji secara objektif .Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan pengembangan aplikasi tersebut teori belajar behavioristi dan kognitif dalam pembelajaran dan penerapan perilakunya. Penelitian ini bersifat kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah analisis kritis terhadap pembelajaran behavioristi. teori B.F. Skinner yang berkembang dalam dunia pendidikan. Sumbernya Data dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan melalui analisis kritis sinta artikel jurnal terindeks tahun 2014-2020. Hasil analisis penelitian menyimpulkan bahwa pemikiran B.F. Skinner sejalan dengan pemikiran Al-Gazali pemikiran dan pemikiran Abdullah Nasih 'Ulum tentang pemikiran pendidikan, yaitu perubahan perilaku siswa akan dipengaruhi oleh pembelajaran lingkungannya, salah satunya adalah pendidik, maka seorang anak akan menjadi orang yang baik seseorang jika pendidiknya mempunyai kepribadian yang baik pula. Proses pembelajaran manusia telah menjadi perhatian para ahli psikologi dan pendidikan selama berabad-abad. Dua teori yang paling berpengaruh dalam memahami proses pembelajaran adalah teori kognitif dan behavioristik. Kedua teori ini menjelaskan bagaimana individu memperoleh, men golah, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah salah satu teori belajar yang memandang proses belajar sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungan.Teori behavioristik, yang dikembangkan oleh John B. Watson dan B.F. Skinner, berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui proses kondisioning, yaitu proses menghubungkan stimulus dengan respons. Teori behavioristik masih relevan dalam pembelajaran dan penerapan perilaku, namun perlu dipadukan dengan teori lain untuk mencapai hasil yang lebih komprehensif.

Adapun karakteristik utama dari teori behavioristik yaitu :

1. Belajar sebagai Proses Perubahan Perilaku

Teori behavioristik memandang belajar sebagai proses perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Perubahan perilaku ini terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. 

Contoh: siswa belajar mengucapkan kata "selamat pagi" karena guru mengajarkannya.

2. Perilaku Dipengaruhi oleh Lingkungan dan Faktor Eksternal

Perilaku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti Lingkungan sosial, Kultur, Pendidikan, Pengalaman dan Stimulasi dari luar.

Contoh: rizal belajar bermain sepak bola karena dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-temannya.

3. Proses Belajar Melibatkan Asosiasi Antara Stimulasi dan Respon

Proses belajar melibatkan asosiasi antara stimulasi (rangsangan) dan respon (reaksi). Stimulasi dapat berupa Pengajaran, Demonstrasi, Pengalaman dan Umpan balik. Yang dapat menimbulkan respon berupa Perilaku baru, Perubahan perilaku dan Penguatan perilaku.

Contoh: siswa belajar menghitung karena guru memberikan stimulasi berupa contoh soal.

4. Penguatan (Reinforcement) Memperkuat Perilaku

Penguatan adalah proses memberikan konsekuensi positif atau negatif terhadap perilaku individu. Penguatan positif dengan cara meningkatkan frekuensi perilaku dan memperkuat perilaku.

Contoh: rina menerima pujian karena menjawab soal dengan benar.

5. Penggunaan Metode Kondisioning

Metode kondisioning adalah teknik yang di gunakan dalam pembelajaran untuk mengubah perilaku. Terdapat dua jenis kondisioning:

a)Kondisioning Klasik (Pavlov): Asosiasi antara stimulasi dan respon secara tidak sadar.

Contoh: Anjing mengeluarkan air liur saat mendengar suara lonceng.

b)Kondisioning Operan (Skinner): Perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi.

Contoh: Anak memperoleh hadiah karena melakukan tugas.

  Dengan memahami karakteristik utama teori behavioristik, kita dapat merancang strategi pembelajaran yang efektif dan meningkatkan hasil belajar.

Tokoh-tokoh utama dalam teori behavioristik:

a) John B. Watson: Mengemukakan bahwa perilaku manusia dapat dipahami melalui observasi dan eksperimen.

b)B.F. Skinner: Mengembangkan konsep operant conditioning, yang menjelaskan bagaimana perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi.

c)Ivan Pavlov: Menemukan konsep classical conditioning, yang menjelaskan bagaimana perilaku dipengaruhi oleh asosiasi.

Asas Teori Behavioristik memuat Belajar adalah proses perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur, perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor eksternal,proses belajar melibatkan asosiasi antara stimulasi dan respon,penguatan (reinforcement) memperkuat perilaku.

Jenis Penguatan

1. Penguatan positif (hadiah, pujian).

2. Penguatan negatif (menghilangkan stimulus tidak menyenangkan).

3. Penguatan parsial (pemberian hadiah secara acak).

Prinsip-Prinsip Teori Behavioristik

1. Kondisioning Klasik adalah sebuah prinsip yang berisi proses menghubungkan stimulus dengan respons secara otomatis.

2. Kondisioning Operan adaplah sebuah proses menghubungkan stimulus dengan respons berdasarkan konsekuensi.

3. Penguatan adalah pemberian reward atau hukuman untuk memperkuat perilaku.

4. Pengulangan adalah proses mengulangi perilaku untuk memperkuatnya.

Penerapan Teori Behavioristik dalam Pembelajaran

1. Pembelajaran berbasis target dan tujuan.

2. Penggunaan metode drill dan latihan.

3. Pemberian umpan balik dan penguatan.

4. Pembelajaran berbasis teknologi.

5. Penggunaan sistem reward dan punishment.

Penerapan teori behavioristik dalam perilaku:

1.Membentuk Kebiasaan Baik

*Pemberian Reward dengan memberikan penghargaan atau hadiah kepada seseorang ketika mereka melakukan perilaku baik.

*Penguatan Positif dengan mengulangi perilaku baik dengan memberikan penguatan positif seperti pujian atau pengakuan.

*Pembentukan Kebiasaan dengan cara membuat perilaku baik menjadi kebiasaan dengan mengulanginya secara konsisten.

2.Mengurangi Perilaku Tidak Diinginkan

*Penghapusan Penguatan dengan menghilangkan penguatan yang memicu perilaku tidak diinginkan.

* Pemberian Hukuman dengan cara memberi hukuman atau konsekuensi untuk perilaku tidak diinginkan.

*Pengalihan Perilaku dengan mengalihkan perilaku tidak diinginkan ke perilaku yang lebih baik.

3.Meningkatkan Motivasi

*Pemberian Tujuan dalam menetapkan tujuan yang jelas dan terukur.

*Pemberian Umpan Balik dalam memberikan umpan balik yang konstruktif untuk meningkatkan motivasi.

*Pengakuan Prestasi dalam mengakui dan menghargai prestasi seseorang.

4.Mengembangkan Keterampilan Sosial

*Pembelajaran Observasional: Belajar dari observasi dan imitasi.

* Pemberian Contoh: Memberikan contoh perilaku sosial yang baik.

*Pengalaman Langsung: Memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan sosial.

5.Meningkatkan Kesadaran akan Lingkungan

*Pemberian Informasi: Memberikan informasi tentang pentingnya kesadaran lingkungan

*Pengalaman Langsung: Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan.

*Pengembangan Keterampilan: Mengembangkan keterampilan untuk mengatasi masalah lingkungan.Teori Kognitif

Teori Kognitif 

Teori kognitif adalah pendekatan psikologis yang memfokuskan pada proses mental dalam pembelajaran. Istilah "kognitif" berasal dari kata Latin "cognoscere" yang berarti "mengetahui". Teori ini berkembang pada tahun 1950-an dan 1960-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget dan Ulric Neisser, berfokus pada proses mental yang terjadi selama pembelajaran. Teori ini menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui proses pengolahan informasi dan konstruksi pengetahuan. 

Teori kognitif dalam pembelajaran adalah suatu pendekatan psikologis yang kompleks yang menjelaskan bagaimana individu memproses informasi, mengkonstruksi pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Teori ini berdasarkan pada gagasan bahwa pembelajaran adalah proses internal yang melibatkan pengolahan informasi, memori, pengambilan keputusan, dan regulasi emosi. Dengan memahami teori kognitif, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang efektif, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Dalam teori kognitif terdapat beberapa tokoh utama yaitu Jean Piaget (1896-1980) , Lev Vygotsky (1896-1934), Ulric Neisser (1928-2012), Atkinson dan Shiffrin (1968).

Teori kognitif memiliki beberapa ciri khas, antara lain: proses pembelajaran sebagai proses mental aktif, penekanan pada pengolahan informasi dan konstruksi pengetahuan, peran aktif siswa dalam pembelajaran, pengakuan pentingnya pengalaman dan konteks, serta fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya motivasi, perhatian dan regulasi emosi dalam proses pembelajaran.

1)Prinsip-Prinsip Teori Kognitif

*Adanya Pengolahan Informasi melalui proses mengolah informasi untuk memperoleh pengetahuan.

*Konstruksi Pengetahuan dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dan pengolahan informasi.

*Penggunaan Strategi dengan adanya proses menggunakan strategi untuk mengolah informasi.

*Pengembangan Kognitif yaitu Proses mengembangkan kemampuan kognitif melalui pengalaman.

2)Penerapan teori kognitif dalam pembelajaran memiliki beberapa manfaat:

*Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

* Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.

* Meningkatkan motivasi dan minat belajar.

*Mengembangkan kemampuan mengolah informasi dan mengkonstruksi pengetahuan.

3)Contoh Penerapan Teori Kognitif 

a)Pembelajaran berbasis proyek yang membutuhkan pengolahan informasi.

Pembelajaran berbasis proyek adalah metode yang meminta siswa untuk mengerjakan proyek nyata yang membutuhkan pengolahan informasi. 

Contoh:

*Siswa diminta membuat proyek tentang ekosistem hutan.

*Proyek ini membutuhkan siswa untuk mengolah informasi, memecahkan masalah, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

b)Penggunaan Strategi Pembelajaran

statrategi pembelajaran seperti mind mapping dan diagram membantu siswa mengorganisir dan menghubungkan informasi. 

            Contoh:

*Mind Mapping: siswa membuat peta konsep untuk menghubungkan ide-ide tentang topik tertentu.

*Diagram: siswa menggunakan diagram untuk memvisualisasikan proses atau konsep.

*Strategi ini membantu siswa memproses informasi, mengingat konsep, dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.

c)Pembelajaran Berbasis Masalah.

Pembelajaran berbasis masalah meminta siswa untuk menyelesaikan masalah nyata yang membutuhkan konstruksi pengetahuan. 

            Contoh:

*Siswa diminta menyelesaikan kasus bisnis yang membutuhkan analisis keuangan dan strategi pemasaran.

*Mereka harus mencari informasi, menganalisis data, dan menyajikan solusi.

*Pembelajaran ini membutuhkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan memecahkan masalah.

Perbandingan Teori Behavioristik dan Kognitif

Teori Behavioristik ber fokus pada perilaku yang dapat diamati sedangkan teori kognitif berfokus pada proses mentalnya.

Teori Behavioristik dalam pembelajaran dapat melalui kondisioning dan teori kognitif dalam pembelajaran yaitu penguatan melalui pengolahan informasi dan konstruksi pengetahuan.

Teori Behavioristik dalam peran guru sebagai pemberi reward dan hukuman sedangkan teori kognitif sebagai fasilitator dan pembimbing.

Teori Behavioristik dalam peran siswa yaitu sebagai penerima informasi dan teori kognitif sebagai pengolah informasi dan konstruktor pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun