Pandemi COVID-19 memberi dampak yang amat besar terhadap semua sektor di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Struktur ekonomi nasional mengalami perubahan, terutama pada pola konsumsi dan daya beli masyarakat mengalami penurunan akibat pandemi ini. Rata-rata masyarakat mengurangi pengeluaran dalam semua kategori produk kecuali kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan dan  perlengkapan rumah tangga. Selain itu masyarakat juga mulai merubah kebiasan baru dengan aktivitas digital dan minim sentuhan seperti membeli makanan, belanja bahan keperluan sehari-hari sekarang lebih beralih pada pengiriman Online.
Maka industri makanan dan kebutuhan sehari-hari perlu melakukan adaptasi agar ketahanan pangan tetap terjaga. Adaptasi yang dimaksud dapat dilakukan dengan cara digitalisasi oleh produsen, supplier, dan marketer agar dapat beroprasi lebih efisien. Karena konsumsi rumah tangga merupakan motor penggerak perekonomian di Indonesia, kondisi pandemi COVID-19 ini membuat masyarakat lebih berhemat dan berhati-hati dalam pengeluaran.
Perubahan pola konsumsi masyarakat ini sejalan dengan himbauan pemerintah stay at home, social distancing, PPKM dll. Kebijakan-kebijakan pemerintah saat pendemi  tersebut mendorong masyarakat untuk  online shopping. Keberadaan e-commerce sangat mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam masa pandemi. Ketersediaan produk, fungsi produk, kecepatan dan kenyamanan pengiriman membuat masyarakat lebih memilih menggunakan e-commerce. Sehingga pola konsumsi mengalami perubahan dari ritel, toko/gerai offline ke Online.
Perubahan pola konsumsi masyarakat yang terjadi antara lain karena keinginan untuk :
- Minimal human touch points : Transisi ke home cooking karena konsumen juga ingin membatasi keterpaparan mereka terhadap keramaian. Kondisi ini meningkatkan penjualan bahan pokok masakan, perlengkapan masak, perlengkapan makan, dan makanan pendamping.
- Healthy eating : Nilai konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran dalam pengelolaan kondisi didokumentasikan dengan baik.
- Food safety : Kekhawatiran seputar keamanan pangan juga menjadi alasan transisi ke Home cooking.
- Fokus pada makanan lokal : Kesadaran yang meningkat tentang keamanan pangan dan keinginan untuk makanan yang lebih bergizi akan meningkatkan permintaan untuk makanan lokal.
Dengan adanya pembatasan untuk penanggulangan COVID-19, maka otomatis masyarakat akan cenderung dirumah dan tidak keluar rumah. Saat pandemi ini frozen food mulai diminati masyarakat, yang didasari lifestyle milenial yang membutuhkan makanan convenience, lebih lama disimpan, mudah dibawa kemana-mana dan siap serta cepat disajikan setiap saat. Penurunan pendapatan dan peningatan kebutuhan akibat pandemi COVID-19 membuat pemerintah turun tangan dengan memberikan jaringan pengaman sosial (safety net) selama pandemic untuk tetap menjaga daya beli masyarakat yang terdampak langsung ileh COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H