Kampus Mengajar merupakah salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk membantu peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan dasar. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membantu para guru dan kepala sekolah jenjang SD dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdampak pandemi, terutama di daerah 3T. Ruang lingkup kegiatan Kampus Mengajar ini meliputi kegiatan literasi dan numerasi, adaptasi teknologi, dan administrasi sekolah.
Sekolah yang menjadi sasaran program Kampus Mengajar adalah sekolah dasar yang memiliki akreditasi C atau belum terakreditasi. Salah satu sekolah yang menjadi tempat dilaksanakannya program Kampus Mengajar yaitu SD Plus Nurul Hidayah yang terletak di Kampung Cibulakan RT 01 RW 06 Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Sekolah ini memiliki 3 ruang kelas dan 1 ruang guru. Lingkungan sekolah SD Plus Nurul Hidayah berada satu lingkungan dengan TK, SMP, dan SMA yang dikelola oleh Yayasan yang sama yaitu Yayasan Mukhtariyyah Ibnu Shaleh. Pendidik atau guru di SD Plus Nurul Hidayah berjumlah 5 orang, sedangkan tenaga pendidik berjumlah 2 orang yaitu operator dan kepala sekolah. Jumlah peserta didik sebanyak 56 orang yang dilihat dari buku absen kehadiran.
Sebanyak tujuh orang mahasiswa dengan latar pendidikan yang berbeda ditempatkan di SD Plus Nurul Hidayah, Kab. Garut di antaranya Siti Afina Sabrina dari Pendidikan Teknologi Agroindustri (UPI), Hanny Mauludi Nurhamidah dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (UPI), Suci Marliani dari Pendidikan Matematika (IPI), Yuniarti dari Ilmu Administrasi Negara (Uniga), Nur Apni Yanti dan Sipa Nurul Laely dari Agroteknologi (Uniga). Mahasiswa berdiskusi dengan guru dan kepala sekolah mengenai kendala yang dihadapi saat kegiatan proses belajar mengajar selama pandemi, keadaan sarana dan prasarana sekolah, administrasi sekolah, dan lain sebagainya.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi seperti flashcard/kartu huruf dan video agar siswa terangsang mengenal huruf dan angka. Penggunaan video pembelajaran dan aplikasi pembelajaran interaktif lainnya menggunakan gawai merupakan salah satu kegiatan adaptasi teknologi bagi siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu membentuk kelompok kecil untuk mengasah keterampilan literasi dan numerasi serta meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama siswa, menyampaikan materi pembelajaran dengan nyanyian agar siswa tidak bosan, membuat karya seperti kolase dari biji-bijian dan anyaman dari kertas lipat untuk meningkatkan motorik siswa, serta melakukan kuis dengan menggunakan media permainan ular tangga dan lucky draw.
Kegiatan Pembelajaran,
      Selain itu, para mahasiswa juga membantu pengerjaan administrasi sekolah seperti mengisi nama siswa dan identitas sekolah di buku absen, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat struktur organigram sekolah, mengoperasikan Dapodik untuk mengunduh SPTJM, dan menilai ujian sekolah siswa.