Mohon tunggu...
Afina Dwyna
Afina Dwyna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengubah Sampah Plastik Menjadi Produk dengan Nilai Jual Tinggi, BUDIKDAMBER Solusinya!

14 Agustus 2022   09:32 Diperbarui: 14 Agustus 2022   09:39 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang (17/07/2022) Mahasiswi KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tim II Undip Tahun 2022 melaksanakan kegiatan Pembuatan BUDIKDAMBER atau Budidaya Ikan dalam Ember bersama dengan warga RW 04 Kelurahan Pudakpayung. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja monodisiplin dari Afina Dwyna Inayah, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau biasa disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya menyejahterkan masyarakat dan mencakup 17 tujuan didalamnya. Salah satu tujuan yang ada di dalam SDGs ialah Menjaga Ekosistem Darat atau Life on Land pada poin ke 15. 

Program ini dilaksanakan dalam upaya pencapaian target SDGs yang menjadi prioritas pembangunan nasional. Upaya tersebut memerlukan sinergi dan kebijakan perencanaan di tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten/kota. Salah satu langkah sederhana dalam pencapaian tujuan SDGs poin ke 14 tersebut ialah dengan memanfaatkan sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar.

Dokpri
Dokpri
Oleh karena itu, dalam rangka mendukung tujuan SDGs tersebut dilaksanakan program kerja monodisiplin yang bersifat inovatif melalui kegiatan "Pembuatan BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan dalam Ember)". Berdasarkan survey yang dijalankan per 5 Juli 2022, terdapat 16 RW di wilayah Kelurahan Pudakpayung dan diputuskan bahwa RW 04 Kelurahan Pudakpayung yang menjadi target sasarannya. 

Survey dilakukan dengan mengunjungi lokasi setiap RW dan wawancara kepada Ketua RW setempat. Hasil survey menunjukkan bahwa RW 04 menjadi salah satu RW yang tepat untuk dijadikan lokasi pelaksanaan program kerja KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Program ini diawali dengan studi literatur terlebih dahulu mengenai pengertian Budikdamber secara umum, manfaat Budikdamber serta cara membuat Budikdamber. Setelah itu, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Budikdamber disiapkan. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Budikdamber antara lain ember 45 liter, gelas air mineral bekas, kawat, solder, arang, bibit ikan dan bibit tumbuhan. Setelah seluruh alat dan bahan disiapkan, produk Budikdamber dapat langsung dibuat.

Dokpri
Dokpri

Program pembuatan Budikdamber ini diawali dengan memberikan penjelasan kepada ibu-ibu di wilayah RW 04. Penjelasan mengenai Budikdamber mencakup tentang pengertian Budikdamber secara umum, manfaat Budikdamber, tahap-tahap membuat Budikdamber serta perawatan Budikdamber dan penjelasan tersebut terlaksana secara kondusif. 

Antusias dari ibu-ibu juga cukup tinggi, terlihat dari terciptanya interaksi dua arah melalui tanya jawab selama penjelasan mengenai produk Budikdamber berlangsung serta keinginan mereka untuk ikut serta membuat produk Budikdamber.

Demo pembuatan produk Budikdamber diawali dengan membuat 5 lubang pada bagian alas gelas plastik dan 2 lubang pada bagian samping gelas plastik menggunakan solder. 

Setelah itu, kawat dipotong dengan ukuran 10 cm, kawat tersebut digunakan untuk meletakkan gelas plastik yang sebelumnya telah dilubangi pada bagian atas ember. 

Setelah seluruh gelas plastik terpasang mengelilingi bagian atas ember, diletakkan arang pada gelas plastik sebagai media tanam hidroponik. 

Setelah itu, ember diisi dengan air hingga mencapai gelas plastik yang ada pada bagian atas ember agar media tanam terkena air dari ember tersebut. 

Setelah semua siap, bibit ikan dan bibit tumbuhan dapat diletakkan, dimana pada program ini digunakan bibit lele (Clarias batrachus) dan kangkung (Ipomoea aquatica) sebagai bibit ikan dan tumbuhannya.

Dokpri
Dokpri

Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar. 

Selain itu, diharapkan melalui program ini kreatifitas masyarakat dapat lebih terasah untuk senantiasa mengubah sampah plastik menjadi suatu produk yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi.

Penulis: Afina Dwyna Inayah

DPL KKN: Retna Hanani, S. Sos., MPP.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun