Perkembangan komunikasi dan bagaimana BTS mendominasinya
Seperti yang bisa kita lihat sekarang, era revolusi saat ini telah berkembang sangat pesat, melahirkan revolusi industri 4.0. Contohnya seperti anak-anak sekolah dan kuliah sekarang sudah terbiasa menggunakan gadget dan internet di aktivitas sehari-harinya, serta bekerja sekarang pun banyak yang tidak harus di kantor, namun bisa dari rumah atau biasa disebut dengan Work From Home. Internet secara umum memiliki kelebihan dibanding media konvensional dengan kemampuannya untuk menghadirkan pertukaran informasi yang lebih interaktif, memfasilitasi komunikasi vertikal dan horizontal, proses komunikasi yang relatif tidak termediasi, biaya yang murah, kecepatan komunikasi yang tinggi, serta minimnya batas dan sensor (Hague & Loader, 1999; Bentivegna, 2006; Jenkins at al, 2009; Harper, 2011). Sebagai pengikut aktif perkembangan teknologi, kita harus menggunakannya dengan bijak dan dengan komitmen yang tepat untuk meminimalisir krisis komunikasi yang nyata.
Pada tahun 2011, Korean wave atau bisa juga disebut dengan budaya/arus Korea Selatan masuk ke Indonesia dan digemari banyak anak muda (bahkan orang tua pun banyak), dan memberikan banyak pengaruh terhadap perilaku, cara bersikap, selera music, selera fashion, cara berfikir, ataupun cara memandang sesuatu. Namun beberapa tahun ini, salah satu boyband asal Korea Selatan yaitu BTS menduduki posisi teratas sebagai boyband K-pop terpopuler hingga saat ini, dan juga salah satu artis terpopuler di dunia hingga saat ini. Hal ini membuat timbulnya banyak opini negatif dan positif di masyarakat.
Mengapa hanya BTS yang selalu diperbincangkan? Faktor yang paling utama adalah karna mereka berhasil membangun pondasi yang kuat dengan penggemarnya di seluruh dunia. Mereka telah menunjukkan kepada kita semua bahwa untuk mereka ada di titik sekarang ini butuh perjuangan dan penantian yang cukup panjang atau bisa disebut juga kesuksesan mereka tidak bisa terbilang instant, karna mereka asalnya hanyalah dari agensi yang kecil dan tidak ada namanya.
Dampak Positif BTS dalam perkembangan komunikasi
Tidak hanya berhasil menjadi grup terkenal dengan prestasi musik luar biasa yang tak terhitung jumlahnya, BTS juga berhasil memberikan dampak positif tidak hanya di Korea Selatan tetapi di seluruh dunia. Sebagaimana yang kita bisa lihat sejauh ini, musik BTS cenderung memiliki makna yang bagus untuk para fansnya agar bisa lebih mencintai diri sendiri, memberi makna tentang kehidupan dan kerja keras. Mereka menggambarkan kehidupan remaja sekarang yang penuh tuntutan, sehingga kita tahu bahwa kebanyakan kasus bunuh diri terjadi di kalangan remaja. Mereka berusaha menyampaikan pesan-pesan itu di lirik lagunya menggunakan kosakata bahasa yang cerdas, wordplay atau permainan kata, dan juga menggunakan metafor yang tidak biasa. Yang membuat para penggemarnya dapat menangkap pesannya dengan mudah untuk lebih berani mengekspresikan dirinya dan tidak mudah menyerah dalam hidup.
Diketahui juga bahwa BTS juga aktif bergabung dengan UNICEF sejak 2017. BTS dan UNICEF bersama-sama meluncurkan kampanye "LOVE MYSELF" yang memiliki tujuan utama untuk membantu menghentikan kekerasan dan pelecehan terhadap anak-anak dan remaja. Oleh karena itu begitu banyak orang yang terinspirasi dan menjadikan BTS sebagai motivasi dalam hidupnya. Faktanya, mereka adalah musisi Korea pertama yang diberi kesempatan untuk berbicara dalam kampanye bersama PBB-UNICEF untuk memperdayakan potensi anak muda.
Perkembangan komunikasi di era 4.0 sekarang ini juga mempercepat datangnya informasi dari seluruh pejuru dunia. Seperti contohnya fenomena BTS MEAL yang serba ungu dan menggunakan BTS sebagai bintang iklannya menunjukkan antusias dan kekuatan para fans di dunia, termasuk Indonesia. Yang membedakan BTS MEAL hanyalah saus dan bungkusnya yang dilengkapi logo BTS dan berwarna ungu, namun hal ini cukup untuk membuat penggemar BTS menyerbu BTS MEAL dari hari pertama launching untuk menunjukkan dukungan dan rasa cinta untuk boyband kesayangannya.
Dampak positif lainnya juga seperti penggemar BTS sering kali melakukan donasi untuk masyarakat, seperti mengumpulan ratusan juta donasi untuk ojol saat hype BTS MEAL, donasi ratusan juta untuk korban bencana alam, menyumbang 100 terumbu karang untuk konservasi bahari, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa penggemar BTS tidak hanya sebatas "ngefans", namun juga menjadikan ini sebagai peluang untuk hal-hal baik.
Dampak Negatif Korean Wave dalam perkembangan komunikasi
Tidak hanya dampak positif, tentunya ada dampak negatif dari budaya Korea yang masuk ke Indonesia, yaitu menyebabkan kecanduan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan idolanya, sampai-sampai mengabaikan tugasnya yang lain, seperti mengabaikan orang di sekitar yang sedang bicara, ataupun mengabaikan kewajibannya. Hal ini juga menimbulkan terjadinya fanatisme terhadap remaja yang bisa dilihat dari sikap fans yang berlebihan dan melewati batas, seperti fans stalker yang terobsesi dengan idolanya sampai-sampai rela menguntit kemana pun idolanya pergi. Perilaku yang berlebihan ini juga menyebabkan beberapa oknum melakukan pelecehan terhadap idolanya. Hal ini sangat memprihatinkan, lantas seharusnya arus Korea ini bisa dijadikan peluang yang bagus namun beberapa orang menyalahgunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H