Pagi ini tekad saya sudah bulat. Saya putuskan pagi ini saya akan lari pagi di sekitar UI. Sendi-sendi saya terasa akan patah kalau saya tidak segera menggerakan tubuh saya. Malas berlari sendirian, saya ajak kawan-kawan saya, tetapi hanya satu orang yang menyanggupi. Kealpaan kawan-kawan saya tidak mematahkan semangat saya untuk lari pagi hari ini. Saya harus memberikan hak sehat pada tubuh saya.
Waktu menunjukan pukul 06.15, saya mulai melakukan peregangan di depan halte bis kuning Fakultas Teknik UI, tempat saya dan kawan saya akan bertemu. Saya sengaja datang jauh lebih awal dari janji kami karena ingin menikmati hobi saya—melamun. Lalu saya hanya duduk, menikmati suasana pagi di sekitar Teknik UI. Menyaksikan beberapa entitas yang tengah berkegiatan; tukang ojek menikmati kopi, pemuda yang berlarian membawa ransel dan beberapa kertas, dan gerombolan remaja yang berlari bersama-sama sembari tertawa.
Lega rasanya melihat suasana sekitar. Setiap orang menikmati kegiatan mereka bersama rekannya. Saya yang sedari tadi sendiri pun menikmati lemunan saya. Setiap aktivitas berjalan apa adanya. Saya rasa orang-orang di sekitar kampus UI mencintai hari Sabtu pagi.
Sudah hampir pukul tujuh, tetapi saya belum juga mendapati kawan saya datang. Saya justru melihat rekan organisasi saya, Edo. Ia terlihat terburu-buru menyeberang menuju Fakultas Teknik. Sorot mata kami saling bertabrakan.
“Pagi, De!” sapa saya terlebih dahulu.
“Eh, pagi, mbak!” balasnya.
Kemudian terjadilan percakapan singkat antara kami. Dari percakapan itu, saya mengetahui bahwa ia memang tengah terburu-buru untuk menemui temannya di Fakultas Teknik. Deo telah membuat janji untuk mengerjakan tugas bersama temannya.
Tak lama kemudian, kawan saya yang sedari tadi saya tunggu akhirnya datang, Reina. Saya bercerita padanya dengan ekspresi takjub tentang apa saja yang saya lihat pagi ini. Namun, Reina sepertinya tidak tertarik dengan hal-hal yang ia anggap sewajarnya terjadi pada pagi di hari Sabtu.
Hari Sabtu memang waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu guna meremajakan diri sendiri. Namun, saya sadar bahwa tidak semua orang memiliki waktu Sabtu pagi seperti saya, atau tukang ojek yang bersantai, atau remaja yang tertawa, atau teman saya yang masih ingin menikmati tempat tidur. Deo adalah salah satu contohnya. Mengerjakan tugas bersama teman adalah cara di menikmati Sabtu paginya.
***
Siang ini usai lari pagi, sarapan, dan mencuci, saya mendapatkan pesan di ponsel saya. Pesan tersebut berasal dari Reina. Dia meminta saya untuk menemaninya membeli kebutuhan sehari-hari di Margonda. Malas, saya berkilah dengan alasan cuaca yang terik. Namun, ia nekat menunggu saya di halte bis kuning Fakultas Teknik UI dan mengancam tidak akan kembali ke tempat kos apabila saya tidak menemuinya. Dengan berat hati saya beranjak dari kos menuju halte bis kuning. Terkadang, justru perbuatan nekat Reina yang demikian menjadikan persahabatan kami kian berwarna.