Lebaran tak lama lagi datang. Selain baju dan kue-kue, orang-orang pun mulai ramai menyiapkan bingkisan lebaran. Isinya beragam, mulai dari mukena, sembako, hingga barang pecah belah yang harganya mahal. Di masa lampau orang Jawa berbagi kebahagiaan bukan dengan bingkisan lebaran atau hampers di era sekarang. Melainkan dengan tradisi ater-ater, yaitu mengirimkan makanan kepada tetangga atau saudara jelang lebaran.
Dalam Islam memberikan bingkisan atau hadiah lebaran hukumnya diperbolehkan, selama tidak melanggar syariat. Terkait  hal ini Aisyah r.a. menyatakan:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya." (HR. Bukhari)
Bukan tanpa alasan Rasulullah mengajarkan umatnya untuk saling memberikan hadiah. Rupanya dengan saling memberi akan memupuk rasa cinta pada sesama seperti tertuang dalam hadist berikut iniÂ
"Hendaklah kalian saling memberi hadiah. Niscaya kalian akan saling mencintai." (HR. Bukhari)
Namun demikian ada 5 hal yang harus diperhitungkan agar tak boncos saat menyiapkan bingkisan lebaran yaitu:
1. Budget untuk bingkisan lebaran
Alokasikan budget khusus untuk memberi bingkisan lebaran. Hitung dengan cermat berapa yang dibutuhkan. Jangan sampai melebihi THR, cukup sisihkan 10-15% dari dana tersebut. Misal THR yang kita dapat 4 juta, berapa anggaran yang dikeluarkan untuk membeli hampers berkisar 400-600 ribu. Lebih dari itu berpotensi bikin boncos keuangan.
2. Buat daftar penerima bingkisan
Penting dilakukan agar kita tahu seberapa banyak orang yang hendak diberikan hampers. Jangan lupa sesuaikan dengan alokasi dana untuk bingkisan lebaran. Jika terlalu banyak dan berdampak pada membengkaknya anggaran, pilih yang memiliki hubungan cukup dekat saja.Â