Ngabuburit rasanya sudah jadi budaya. Setiap Ramadhan tua muda akan berjalan keluar menuju tempat favorit untuk menghabiskan waktu sebelum adzan maghrib datang. Tak sekadar jalan sore, biasanya juga disambi membeli makanan untuk bekal berbuka nanti.
Ngabuburit sendiri bukan berasal dari bahasa Jawa. Melainkan dari bahasa Sunda yang kemudian meluas secara nasional. Secara spontan orang akan mengatakan "Ngabuburit!" ketimbang jalan-jalan sore jika ada yang bertanya "Sore-sore begini sudah rapi, mau ke mana?" di bulan Ramadhan seperti sekarang.Â
Bicara soal lokasi ngabuburit favorit di bulan ramadhan di kampung saya, tak urung seluruh mata akan berpaling ke RTH Maron. Tempat yang dulunya lapangan olahraga ini mulai berubah jadi lebih glowing sejak dibangun tahun 2012. Dulu hanya ada tanah lapang yang dikelilingi tembok usang, tempat anak-anak sekolah berolahraga atau orang-orang tanding bola. Namun semua mulai berubah ketika tembok kaku yang mengungkung lahan seluas 28.000 meter persegi tersebut diruntuhkan. Area depan yang dulu hanya ditumbuhi rumput, ditata ulang menjadi taman yang luas tanpa perlu menebang beringin yang sudah menjadi ikon di tempat itu. Track untuk jalan dan lari juga dibangun di sekeliling lapangan bola. Sehingga orang bisa jalan kaki atau lari sementara yang main bola tetap bisa melakukannya. Mushola pun dibangun di bagian Utara, untuk mengakomodir orang-orang yang hendak  beribadah.Â
Seperti nama barunya Ruang Terbuka  Hijau (RTH) Maron, lapangan maron yang dibangun selama tiga tahun tersebut benar-benar berubah. Bukan lagi lapangan bola yang monoton dan kusam, tapi taman publik yang sejuk, rindang, dan menyenangkan. Bak magnet kondisi itu menarik banyak orang. Tak hanya warga kecamatan Genteng di mana RTH ini berada yang memenuhinya, orang-orang dari Gambiran, Srono, Glenmore, Kalibaru, bahkan Muncar juga datang. Beragam tujuannya. Ada yang ingin berolahraga, piknik bersama sejawat sambil menggelar tikar di bawah pohon beringin yang rindang, atau justru ingin mencicipi beragam jajanan yang tersedia di area dalam dan luar RTH. Selain itu banyak juga acara digelar di sini, dari yang kecil hingga besar. Mulai dari lomba  menggambar untuk anak TK, konser lokal, hingga International Tour De Banyuwangi Ijen (ITdBI) tahun 2016 dan 2019.Â
Di bulan Ramadhan seperti sekarang, RTH Maron yang selesai dibangun tahun 2014 ini menjadi lokasi ngabuburit favorit. Tak hanya karena tempatnya yang rindang, tapi juga karena banyaknya lapak pedagang makanan di tepi jalan jadi daya tarik orang untuk datang ke tempat ini setiap sore. Ada banyak pilihan. Mulai dari cilok, keripik, seblak, beragam jenis es, kue-kue, hingga makanan berat pun ada. Tinggal pilih saja. Semua ada.Â
Tak heran jika setiap sore banyak orang yang lalu-lalang di tempat ini. Baik sendiri, bersama kawan, atau malah keluarga. Hari Sabtu biasanya pengunjung dua kali lipat dari biasa. Maklum akhir pekan jadi orang menyerbu RTH Maron untuk ngabuburit untuk mencari takjil hingga makanan berat pun jadi lebih banyak. Bahkan bisa jadi sebagian bukan warga lokal. Namun dari lain tempat karena  ingin sekalian bermalam Mingguan. Kebetulan banyak tempat ibadah di sekitar RTH Maron. Tinggal masuk saja ke dalam RTH atau pemukiman penduduk di sekitarnya. Akan ada mushola dan masjid yang bisa jadi jujugan. Jadi tak perlu khawatir kesulitan melaksanakan ibadah di sana.Â
Mau pergi belanja baju dan keperluan lebaran setelah ngabuburit di RTH Maron? Mudah. Tidak jauh dari sana, tepatnya di pusat kota Genteng ada toko, mal dan pusat perbelanjaan yang bisa jadi tujuan. Tak perlu repot naik kendaraan jauh. Cukup 2 menit ke Vionata, 3 Menit ke KDS Genteng atau Sun East Mall, dan  4 menit ke pasar Genteng-di mana toko-toko pakaian, sandal, hingga keperluan lebaran berjajar.
Strategis bukan tempatnya? Rasanya itu juga salah satu alasan kenapa RTH Maron yang dulunya lapangan bola jadul jadi lokasi ngabuburit favorit di musim ramadhan di daerah Genteng, Banyuwangi. Selain tempatnya yang cozy dan banyak jajanan di sana-sini. Jadi kapan kamu kesini, ayo mampir sebelum melanjutkan perjalanan ke berbagai tempat wisata yang menantang di tanah Osing ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H