Soal ilmu pelet itu aku juga punya kisah menggelikan. Karena tahu aku orang Banyuwangi, mendadak ada bertanya di mana tempat untuk mencari orang pintar yang bisa membuat luluh hati seseorang. Maklumlah, soalnya banyak yang mengasosiasikan Banyuwangi dengan ilmu Jaran Goyang.Â
Ya salam, aku langsung terpingkal-pingkal. Lagi-lagi selaku orang Banyuwangi aku dikira paham segala klenik dan dunia perdukunan. Bahkan tahu di mana tempat para dukun sakti itu berada. Elaah, Sergio ... Logikanya kalau aku tahu di mana tempatnya, tak mungkin statusku masih tunggal putri. Harusnya sudah ganda campuran dong ah ... Piye to kamu ini?
Belakangan pertanyaan itu tak lagi terdengar. Mulai tergerus oleh berita keindahan destinasi wisata Banyuwangi yang terekspos keluar. Dari mulai Pulau Merah hingga Pulau Tabuhan. Dari Gunung Ijen hingga Djawatan yang kerap dibilang mirip dengan Hutan Fangorn di film Lord of the Rings.Â
Tidak heran jika yang ditanyakan sekarang justru soal akomodasi, transportasi, dan destinasi wisata yang harus dikunjungi setiba di Banyuwangi. Beruntung aku doyan pergi melancong sendiri, jadi tahu sedikit banyak soal-soal itu. Jadi saban kali orang tanya, aku bisa menjawabnya. Tidak selalu memuaskan, karena memang bukan tour guide yang tahu seluk-beluk dunia pelancongan di Banyuwangi.
Bahkan saat bertemu orang di luar wilayah Banyuwangi, yang dibahas pun destinasi wisatanya. Salah satunya Kawah Ijen yang terkenal dengan blue fire-nya. Mereka terbahak-bahak begitu tahu bagaimana cerita lucu seorang perempuan yang punya body bak "bakso bulat seperti bola pingpong ini" seperti aku naik ke Ijen. Bahkan sampai tiga kali.
"Seratus meter pertama gaya, jalan masih gagah. Selebihnya jangan ditanya. Bersyukur dah bisa nyampe puncak Kawah Ijen mengingat jalanku yang secepat siput ketumpangan batu," begitu kisahku pada mereka, mbakyu-mbakyu yang sama-sama tak punya body goals ala Sophia Latjuba.Â
Cerita kocakku tak urung memotivasi untuk bisa naik Ijen juga. Pikirnya "Kalau kamu bisa aku juga!". Tentu saja, tapi sebelum itu perbanyak jalan kaki atau yoga. Biar tubuh terlatih dan punya stamina. Meskipun jarak Kawah Ijen tergolong pendek, kurang lebih 4 km, tetapi tetap saja mendaki ke sana tak semudah makan tahu walik, kawan.Â
Selain kawah Ijen orang juga tertarik pergi ke G-Land, Teluk Ijo, atau Sukamade yang jadi tempat penyu bertelur. Medan yang ekstrim tak jadi soal bagi mereka yang demen berpetualang. Dan aku bersyukur sudah sampai di ketiga tempat itu, menikmati keelokan alam yang tidak terlukiskan.
Tidak heran jika banyak yang bilang aku beruntung tinggal di Banyuwangi. Soalnya banyak destinasi wisata yang bisa dituju di sini. Bahkan saking banyaknya, belum semua kusambangi.
Namun, tidak dengan mal-mal berkelas. Memang ada mal, tetapi tak segegap-gempita mal yang ada di kota tetangga. Oleh sebab itu seorang teman berkata,"Lebih mudah mencari destinasi wisata ketimbang mal hype di Banyuwangi."Â