Likupang, Surga Bagi Penggemar Wisata Alam
Lahir di Banyuwangi membuat saya dimanja dengan keelokan pantai, gunung, hingga lembah-lembahnya yang memukau. Tak heran jika saya gemar melakukan wisata alam.Â
Bahkan tak keberatan jika harus bersusah payah untuk mencapainya, karena terbayar oleh pemandangan elok yang tersaji di depan mata. Salah satunya adalah Pantai Sukamade di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, yang dikenal sebagai tempat penyu  bertelur.
Selain Banyuwangi adakah tempat lain yang sudah saya jelajahi? Kalau dihitung jari, ternyata masih sedikit. Hanya Jogja, Jember, Pasuruan, Bali, serta Kabupaten Belu di NTT.
Oleh sebab itu saya berharap bisa berkeliling Indonesia terlebih dahulu sebelum beranjak ke negara lain. Alasannya sederhana, karena banyak tempat wisata di Indonesia yang belum saya kunjungi.Â
Salah satunya Likupang, yang terletak di Sulawesi Utara atau North Sulawesi. Bukan tanpa alasan mengapa tempat ini pantas untuk didatangi.Â
Pantainya yang berpasir putih dan berair biru jernih, sulit untuk dilewatkan. Pun keindahan bawah lautnya yang tak kalah mempesona dari Bunaken.
Mereka yang gemar menyelam atau snorkeling, pasti berdecak kagum menyaksikan keelokan karang beserta spesies ikan yang menghuni dasar laut Likupang.Â
Bukit Pulisan dan Larata yang menawan adalah destinasi wisata yang tak bisa diabaikan. Padang rumput yang menghijau sejauh mata memandang, tak hanya indah tetapi juga menyejukkan mata.
Jika kurang puas, wisatawan bisa beranjak ke pulau Lihaga. Pulau seluas 8 hektar ini dikelilingi oleh pantas yang berpasir putih. Arusnya yang tenang menjadikan tempat berpanorama indah ini cocok untuk kegiatan snorkeling atau menyelam.
Tak heran usai menyaksikan keindahan Likupang, orang akan menyatakan bahwa tempat ini pantas menjadi representasi slogan Wonderful Indonesia.
Sekeping Kekhawatiran Untuk Likupang
Tak pelak daerah Destinasi Super Prioritas Likupang atau kerap disebut sebagai DSP Likupang adalah daerah wisata yang menjanjikan. Terutama bagi penggemar wisata alam seperti saya. Saya takkan khawatir kehabisan pilihan untuk menghabiskan waktu di sana.Â
Namun, tak dipungkiri ada satu kekhwatiran besar yang bercokol di hati dan kepala saya akan kondisi Likupang di masa depan. Ketika potensi wisata Likupang terekspos, maka Likupang akan kedatangan banyak wisatawan. Baik lokal maupun mancanegara.Â
Secara ekonomi, banyaknya wisatawan membawa dampak positif bagi masyarakat Likupang. Akan ada bisnis baru yang tumbuh untuk mendukung kehadiran mereka. Mulai dari makanan, penginapan, hingga transportasi.
Namun, terlampau banyak wisatawan rupanya juga memberikan efek negatif yang tak main-main. Salah satu contoh nyata negara yang mengalami permasalahan ini adalah New Zealand. Dikutip dari laman nzherald pada hari Rabu, 23 Februari 2022, sejak tahun 1990 hingga tahun 2018 jumlah wisatawan mengalami peningkatan. Jika awalnya hanya satu jutaan, wisatawan yang berkunjung ke negara kepulauan di Barat Daya Samudera Pasifik tersebut meningkat menjadi 3,8 juta  setiap tahunnya.
Kedatangan turis sebanyak itu tak urung berdampak buruk bagi lingkungan. Menyebabkan kualitas air menurun, spesies asli hilang atau terpengaruh, hilangnya ketenangan alam akibat terlampau banyak wisatawan, hingga peningkatan emisi karbon.
Sementara itu  laman DW pada tahun 2018 melaporkan bahwa media lokal di New Zealand memberitakan bahwa orang-orang yang gemar berkemah acap menggunakan alam sebagai toilet. Bahkan mereka meninggalkan sampah di lingkungan yang masih asli.
Tentu saja hal ini tak kita inginkan. Meningkatnya perekonomian yang tak dibarengi oleh peningkatan kualitas lingkungan justru akan berdampak buruk bagi kondisi Likupang. Jika sudah demikian yang rugi adalah masyarakat setempat, karena harus menanggung risiko kerusakan lingkungan.
Lalu bagaimana caranya agar hal ini tidak terjadi?
Jawabnya adalah mengembangkan Sustainable Tourism atau pariwisata berkelanjutan.Â
Tujuan Pariwisata berkelanjutan
(Sustainable Tourism)
Pariwisata berkelanjutanmenurut UNWTO memiliki definisi  pariwisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat tuan rumah.
Adapun tujuannya berdasarkan panduan yang dirilis oleh WTO tahun 2005, adalah:Â
Kelayakan ekonomi Menjamin kelangsungan dan daya saing destinasi dan perusahaan pariwisata, sehingga mampu terus sejahtera dan memberikan manfaat dalam jangka panjang.
Kemakmuran Lokal Memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap kemakmuran ekonomi destinasi tuan rumah, termasuk proporsi belanja pengunjung yang dipertahankan secara lokal. Â
Kualitas PekerjaanÂ
Untuk memperkuat jumlah dan kualitas pekerjaan lokal yang diciptakan dan didukung oleh pariwisata, termasuk tingkat upah, kondisi layanan dan ketersediaan untuk semua tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, kecacatan atau dengan cara lain. Â
Keadilan SosialÂ
Untuk mencari distribusi manfaat ekonomi dan sosial yang luas dan adil dari pariwisata di seluruh masyarakat penerima, termasuk meningkatkan peluang, pendapatan dan layanan yang tersedia bagi masyarakat miskin.
Pemenuhan Pengunjung
Untuk memberikan pengalaman yang aman, memuaskan dan memuaskan bagi pengunjung, tersedia untuk semua tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, kecacatan atau dengan cara lain.
Kontrol LokalÂ
Untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengambilan keputusan tentang pengelolaan dan pengembangan masa depan pariwisata di daerah mereka, dengan berkonsultasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Â
Kesejahteraan Masyarakat
Menjaga dan memperkuat kualitas hidup masyarakat lokal, termasuk struktur sosial dan akses ke sumber daya, fasilitas dan sistem pendukung kehidupan, menghindari segala bentuk degradasi atau eksploitasi sosial.
Kekayaan BudayaÂ
Untuk menghormati dan meningkatkan warisan sejarah, budaya otentik, tradisi dan kekhasan masyarakat tuan rumah.
Integritas FisikÂ
Menjaga dan meningkatkan kualitas bentang alam, baik perkotaan maupun pedesaan, dan menghindari degradasi fisik dan visual lingkungan.
Keanekaragaman Hayati Untuk mendukung konservasi kawasan alami, habitat dan satwa liar, dan meminimalkan kerusakan pada mereka. Â
Efisiensi Sumber Daya
Untuk meminimalkan penggunaan sumber daya yang langka dan tidak terbarukan dalam pengembangan dan pengoperasian fasilitas dan layanan pariwisata.
Kemurnian LingkunganÂ
Untuk meminimalkan pencemaran udara, air dan tanah dan timbulan limbah oleh perusahaan pariwisata dan pengunjung. Â
Menilik penjelasan tersebut penting'kiranya pariwisata berkelanjutan menjadi panduan pengembangan wisata di Likupang. Dengan demikian, tak hanya aspek perekonomian saja yang mendapat perhatian. Namun, juga aspek lain mulai dari budaya, keanekaragaman hayati, hingga kondisi alam dan lingkungan.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana strategi promosi yang harus dilakukan setelah menjalankan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism)?
Strategi Promosi Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism)
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara mempromosikan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism)?
Sebagai wisatawan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk ikut membantu promosi wisata berkelanjutan:
Turut menyebarkan kesadaran tentang pariwisata berkelanjutan
Dengan demikian semakin banyak orang yang sadar bahwa hal itu berdampak pada lingkungan.
 Mendukung undang-undang tentang promosi pariwisata berkelanjutan. Dengan begitu kita ikut memastikan keberlangsungan pariwisata berkelanjutan.
Mendukung warung-warung makan lokal  Tindakan seperti ini tak hanya membantu perekonomian warga setempat, tetapi juga memberi kita berkesempatan mencicipi bahan pangan lokal.
Memberi souvernir dari penduduk lokal
Tak hanya berdampak pada ekonomi masyarakat setempat, hal ini bisa memotong terciptanya lapangan pekerjaan bagi. Namun harus dipastikan bahwa souvernir tersebut tak dibuat dari hewan atau tumbuhan yang dilindungi.
Nah, bagaimana sekarang? Sudah siap mendukung pariwisata berkelanjutan di Likupang? Sungguh tak perlu jauh-jauh untuk menikmati keindahan. Cukup di Indonesia Aja, karena di negeri ini ada Likupang, Hidden Paradise yang tak boleh dilewatkan.
Sumber:
Destinasi Super Prioritas Likupang - Surga Bawah Laut Indonesia
Diakses 23 Februari 2022
RIndu Likupang
Diakses 23 Februari 2022
How tourism is 'Eroding' Nz's World-famous Environment. 2019. NZHerald. Diakses tanggal 23 Februari 2022.
New Zealanders wary of impact of tourism.2018. DW. Diakses 23 Februari 2022.
Making Tourism More Sustainable: A Guide for Policy-makers. 2005. WTO. Diakses tanggal 23 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H