Tidak lengkap rasanya jika ke Banyuwangi tanpa membawa oleh-oleh khasnya. Namun membawa makanan kecil, gantungan kunci, atau kaus bertulis "I love Banyuwangi" terlampau biasa. Lain cerita jika produk khas seperti  batik yang menjadi buah tangan untuk orang-orang tercinta. Toko oleh-oleh bisa jadi sarana Anda untuk mendapatkannya. Akan tetapi, jika ingin mendapatkan pengalaman berbeda kenapa tidak berkunjung langsung ke salah satu tempat produksinya, yaitu Sekar Blambangan di daerah Kebaman, Srono.
Di tempat ini Anda bisa menjumpai batik-batik cantik beraneka warna. Biru, merah muda, jingga, Â hijau daun, biru toska, kuning, hingga warna pelangi pun ada. Motifnya beragam pula dari gajah oling, kangkung setingkes, mata pitik, paras gempal, hingga sembruk cacing. Tinggal pilih saja sesuai selera. Jika kurang yakin, Anda bisa konsultasi dengan pemiliknya, Habib Idris dan Elva. Dengan senang hati mereka akan membantu memilihkan batik yang tepat sesuai karakter Anda.
Awal Mula Terjun di Dunia Perbatikan
Usaha ini hampir saja gagal. Kesibukan sebagai guru yang menyita waktu, Â minimnya pengetahuan tentang motif-motif batik serta cara memasarkannya, menjadi faktor utama kenapa usaha mereka tak mengalami kemajuan
"Jangankan mengenalkan produk, meyakinkan bahwa barang yang kami bawa memiliki kualitas prima saja tidak tahu," kenang Habib Idris.
Namun dengan kegigihan keduanya mampu mengatasi masalah-masalah tersebut. Jika dulunya rikuh dan malu jika hendak promosi, kemudian tidak lagi. Pemahaman yang baik tentang motif batik dan pengalaman memasarkan produk dari hari ke hari, menjadikan Habib Idris dan Elva mumpuni.  Bahkan belakangan oranglah yang mencari mereka jika membutuhkan batik, bukan sebaliknya. Pada akhirnya pasangan suami istri ini merasakan buah manis perjuangan mereka sedari 2014. Beratus-ratus lembar batik khas Banyuwangi berhasil mereka pasarkan, baik  offline maupun online.
Dari seringnya wara-wiri ke tempat produksi untuk mengurusi pesanan kliennya, Habib Idris dan Elva pada akhirnya memahami juga bagaimana proses produksi batin berjalan. Dari mulai alat dan bahan, hingga proses pembuatan pola dengan canting atau alat cap, lalu pewarnaan, nglorod, hingga siap jadi batik. Dari sini keduanya jadi semakin paham bahwa pembuatan batik tulis jauh lebih rumit dan lebih lama dibanding batik cap. Tidak mengherankan jika kemudian harganya lebih mahal. Selembar bisa mencapai Rp 750.000,00 bahkan jutaan.
Motif Di Balik Berdirinya Sekar Blambangan