Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).
Tujuan dari coaching adalah menuntun coachee untuk menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau mencapai tujuan yang dikehendaki.
Paradigma berpikir among :
- Coach & Coachee adalah mitra belajar
- Emansipasif
- Kasih dan Persaudaraan
- Ruang Perjumpaan Pribadi
3 kompetensi inti coaching :
- kehadiran penuh
- mendengarkan aktif
- mengajukan pertanyaan berbobot
TIRTA sebagai alur percakapan coaching
- Tujuan : Apa yang ingin dicapai coachee?
- Identifikasi : Apa yang menghambat coachee mencapai tujuan?
- Rencana : Bagaimana cara coachee mencapai tujuan?
- Tanggung Jawab : Siapa yang bertanggung jawab atas rencana?
- Aksi : Apa langkah konkret yang akan diambil coachee?
Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching merupakan pendekatan baru dalam supervisi yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan pemberdayaan guru.
Menurut saya, dengan supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching ini mampu mengembangkan potensi guru untuk mencapai suatu tujuan. Hal tersebut lebih baik dibandingkan paradigma tradisional yang lebih menekankan pada evaluasi dan penilaian.Â
Berikut adalah pengalaman saya menjadi coachee pada supervisi akademik dengan paradigma coaching.
Pada tahap perencanaan, coach dan coachee / supervisor dan guru benar-benar bekerja sama sebagai mitra dalam proses supervisi. Kami menentukan tujuan supervisi yang hendak dicapai, memilih metode observasi dan menyusun instrumen observasi. Tidak pula juga menentukan kapan waktu dan tempat pelaksanaan supervisi.
Pada tahap pelaksanaan, supervisor melakukan observasi pembelajaran di kelas dan mencatat data yang relevan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!