Mohon tunggu...
KKN 024 IAIN KUDUS
KKN 024 IAIN KUDUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kami Adalah Mahasiswa KKN 024 IAIN Kudus yang di tempatkan di desa Klampok, Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan

Pemberdayaan Potensi Desa dan Moderasi Beragama

Selanjutnya

Tutup

Sosok

KKN-MB 024 Napak Tilas #1: Menyusuri Jejak Sang Penangkap Petir

26 September 2024   19:21 Diperbarui: 26 September 2024   19:24 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PDD KKN-MB 024 IAIN Kudus

Grobogan- Napak tilas yang berlangsung cepat dan singkat tentunya masih membutuhkan beberapa hari lagi untuk dapat menyusuri keseluruhan sejarah seluk beluk ki ageng selo yang terdapat di daerah Grobogan ini, serta mendalaminya sehingga sungguh-sungguh dapat mengetahui, memahami, dan meresapi satu pertanda dari kebesaran kejayaan Nusantara ini.


Namun begitu, napak tilas yang berlangsung dalam satu hari itu telah cukup memberi kesan luar biasa bagi anggota KKN-MB 024 IAIN Kudus akan sejarah yang telah dipercaya pada masa itu. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) berkesempatan mengunjungi makam Ki Ageng Selo untuk berziarah dan napak tilas sejarah hidup tokoh yang dipercayai sebagai Sang Penangkap Petir.


Silsilah Ki Ageng Selo


Menurut silsilah, Ki Ageng Selo adalah cicit atau buyut dari Brawijaya terakhir. Beliau moyang (cikal bakal) dari pendiri kerajaan Mataram yaitu Sutawijaya. Termasuk Sri Sultan Hamengku Buwono X (Yogyakarta) maupun Paku Buwono XIII (Surakarta).


Menurut cerita Babad Tanah Jawi , Prabu Brawijaya terakhir beristri putri Wandan kuning dan berputra Bondan Kejawan/Ki Ageng Lembu Peteng yang diangkat sebagai murid Ki Ageng Tarub. Ia dikawinkan dengan putri Ki Ageng Tarub yang bernama Dewi Nawangsih, dari ibu Bidadari Dewi Nawang Wulan. Dari perkawinan Lembu Peteng dengan Nawangsih, lahir lah Ki Getas Pendowo (makamnya di Kuripan, Purwodadi).

 Ki Ageng Getas Pandowo berputra tujuh dan yang paling sulung Ki Ageng Selo.
Ki Ageng gemar bertapa di hutan, gua, dan gunung sambil bertani menggarap sawah. Dia tidak mementingkan harta dunia. Hasil sawahnya dibagi-bagikan kepada tetangganya yang membutuhkan agar hidup berkecukupan. Salah satu muridnya tercintanya adalah Mas Karebet/Joko Tingkir yang kemudian jadi Sultan Pajang Hadiwijaya, menggantikan dinasti Demak.


Putra Ki Ageng Selo semua tujuh orang, salah satunya Kyai Ageng Enis yang berputra Kyai Ageng Pamanahan. Ki Pemanahan beristri putri sulung Kyai Ageng Saba, dan melahirkan Mas Ngabehi Loring Pasar atau Sutawijaya. Melalui perhelatan politik Jawa kala itu akhirnya Sutawijaya mampu mendirikan kerajaan Mataram menggantikan Pajang.


Sang Penangkap Petir


Diceritakan oleh pemandu ziarah KKN-MB 024 IAIN Kudus, bapak Muhlasin. Kisah ini terjadi pada jaman ketika Sultan Demak Trenggana masih hidup. Konon, pada suatu sore sekitar waktu ashar, Ki Ageng Sela sedang mencangkul sawah. Hari itu sangat mendung, pertanda hari akan hujan. Tidak lama memang benar - benar hujan lebat turun dan petir datang menyambar-nyambar. Petani lain terbirit-birit lari pulang ke rumah karena ketakutan. Tetapi Ki Ageng Sela tetap enak - enak menyangkul. Baru sebentar dia mencangkul, datanglah petir itu menyambar Ki Ageng Selo. Gelegar.....!! petir menyambar cangkul di genggaman Ki Ageng. Namun, ia tetap berdiri tegar, tubuhnya utuh, tidak gosong, tidak koyak. Petir berhasil ditangkap dan diikat kemudian dimasukkan ke dalam batu sebesar genggaman tangan orang dewasa. Lalu, batu itu diserahkan ke Kanjeng Sunan di Kerajaan Istana Demak.


Kanjeng Sunan Demak (sang Wali Allah) makin kagum terhadap kesaktian Ki Ageng Selo. Beliau pun memberi arahan, petir hasil tangkapan Ki Ageng Selo tidak boleh diberi air. Kerajaan Demak heboh. Ribuan orang --perpangkat besar dan orang kecil-- datang berduyun-duyun ke istana untuk melihat petir hasil tangkapan Ki Ageng Selo. Suatu hari, datanglah seorang wanita, ia adalah intruder (penyusup) yang menyelinap di balik kerumunan orang-orang yang ingin melihat petirnya Ki Ageng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun