Pada dasarnya, kita gak pernah tahu kapan musibah atau bencana itu akan datang. Sebagai seorang wanita yang lahir dan besar di Jakarta, gue melihat angka musibah yang semakin meningkat setiap tahun selalu bikin gue sedih banget, terutama bencana banjir dan gempa bumi.
Gue masih inget bencana gempa yang tertimpa di Jakarta pada September 2009. Waktu itu gue lagi tiduran di kamar tidur sambil nonton TV, dan tiba-tiba tempat tidur gue goyang-goyang sendiri. Dua menit kemudian, gue lihat lampu ruang makan pun juga ikut bergoyang dengan sangat kencang, gue makin panik. Gue dan sekeluarga langsung pantengin TV, dan ternyata ada gempa yang berlangsung selama 5 menit berskala sekitar 6,0 SR. Tetangga sekitar rumah gue pun juga ikut teriak-teriak saking paniknya. Melihat hebohnya yang membuat seluruh warga Jakarta ketakutan, banyak dari mereka akhirnya keluar dari gedung kantor, rumah, sekolah, dan berlari-lari kencang untuk menghindari getaran gempa itu. Dan peristiwa waktu itu merupakan pengalaman pertama yang pernah gue alami.
Selain itu, baru juga ada bencana banjir yang cukup parah pada Februari 2017 kemarin. Banjir memang udah menjadi bencana rutin setiap tahun, dan beberapa anggota dari keluarga besar gue yang tertimpa banjir terutama di wilayah Jabodetabek. Gue dan keluarga termasuk sangat beruntung tinggal di wilayah yang cukup terhindar dari banjir. Tapi setiap kejadian banjir yang melanda kota Jakarta ini khususnya, gue selalu kasihan sama keluarga dan teman-teman yang tinggalnya rawan banget sama banjir, salah satunya tante gue yang tinggal di Jatiwaringin. Setiap tahunnya beliau terkena banjir yang tingginya hampir selutut jika keluar rumah. Dan setiap tahun pun gue dan sekeluarga juga mengirimkan makanan agar meringankan beban beliau. Nah darisitu gue belajar bahwa banjir itu sebenarnya masih bisa diatasi kalau kita dan seluruh warga Jabodetabek mau ada keinginan untuk buang sampah pada tempatnya. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Lalu, gimana sih caranya kita tanggap resiko bencana seperti kejadian-kejadian yang gue udah ceritain sekilas tadi? Suatu hari selagi santai sejenak, gue lagi browsing-browsing Kompasiana, dan nggak sengaja nemu informasi menarik banget tentang aplikasi peringatan dini buat bencana alam dan gempa di wilayah yang kita daftarkan. Aplikasi ini dibuat oleh Asuransi Zurich yang dinamakan Z-Alert. Zurich juga akan terus berusaha mengembangkan aplikasi Z-Alert ini dalam rangka perayaan 25 tahun Zurich di Indonesia. Wow, cepet banget ya udah 25 tahun?
Berhubung gue sebagai pengguna Android, mungkin gue bisa share sedikit pengalaman gue menggunakan Z-Alert di smartphone gue!
Di aplikasi Z-Alert ini kita bisa dapatkan informasi Event, News & Workshop. Nah menariknya nih, dalam fitur Event > Add Report ini kita bisa update ke pengguna Z-Alert lainnya jika ada Flood (Banjir), Fire (Kebarakan), Traffic Collision (Tabrakan Lalu Lintas), dan Power Outage (Mati Listrik).Â
Dan barusan aja nih, gue dapet notifikasi kejadian tabrakan lalu lintas yang berada di Tol Jagorawi yang jaraknya sekitar 33.82 km dari wilayah gue. Canggih banget kan?