Sayyidina Umar Bin Khattab pernah menulis surat kepada Abu Musa yang berisi " Pelajarilah bahasa arab, sebab ia mampu menguatkan akal dan menambah kehormatan. Dalam konteks ini mengapa titik poin yang dituju adalah Bahasa Arab, maka penulis mencoba  mengungkapkan seberapa besar kontribusi Bahasa Arab serta pengaruhnya.
      Tuhan mengajarkan bahasa pertama kali kepada Nabi Adam, sesuai yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an Surat Al-Baqarah : 31 . Lalu persebaran bahasa melewati berbagai situasi dan zaman, namun Bahasa Arab adalah bahasa yang paling otentik.
      Melihat berbagai bahasa di belahan dunia, banyak sekali bahasa yang terdapat perubahan dari segi arti maupun dari segi penulisan. Contoh kecil yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia banyak mengalami perubahan sehingga orang Indonesia pasti mengenal istilah EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan)
      Bahasa Arab memiliki keunikan dibandingkan dengan bahasa yang lain, bahasa ini tetap terjaga hingga saat ini, memang terdapat perubahan tetapi tidak signifikan. Keunikan yang lain bisa dilihat di hurufnya, bahasa arab memiliki huruf dhod ()  yaitu huruf yang tidak dimiliki oleh bahasa yang lainnya.
      Fakta lain yang terdapat yaitu diakuinya Bahasa Arab sebagai Bahasa Internasional, Bahasa nasional lebih dari 22 negara di kawasan Timur Tengah. Bahasa Arab menempati urutan kelima dari 20 bahasa dunia dari segi jumlah native speaker-nya.
Memasuki era globalisasi seperti saat ini bukan berarti bahasa arab mengalami kepunahan, namun sebaliknya bahasa arab bisa membuktikan eksistensinya dengan ditetapkannya sebagai salah satu bahasa internasional. Hal ini tentu sesuatu yang membanggakan bagi orang muslim. Ada 4 aspek urgensi bahasa arab di era globalisasi saat ini.
1. Urgensi Religi
     Jika dilihat dari kitab suci umat islam, bahasa arab sudah tentu bahasa yang amat penting bagi mereka, bahasa arab yang mampu menjelaskan apa-apa yang tertulis di Kitab suci Alqur'an. Hadis Nabi Muhammad SAW pun diriwayatkan menggunakan bahasa arab. Maka para Ulama yang bisa menjelaskan tentang hadis tersebut pasti mendalami bahasa arab. Amaliyah ibadah orang Islam juga tidak terlepas dari penggunaan bahasa arab seperti sholat, dzikir, pelaksaan ibadah haji dan lain-lain.
Berkembangnya agama Islam ke seluruh penjuru dunia juga berpengaruh terhadap penggunaan bahasa arab, semula orang yang belum mengenal islam dan bahasa arab lalu ia memeluk agama Islam secara perlahan ia akan mempelajari dan menggunakan bahasa arab.
2. Urgensi Komunikasi
      Dewasa ini bahasa arab tidak hanya digunakan oleh orang yang berasal dari negara arab saja, karena mereka yang berkepentingan dengan orang arab pasti harus memiliki skill bahasa arab, tentunya tidak asing bagi warga dunia dengan berita-berita berbahasa arab. Beriring dengan ditetapkannya Bahasa Arab sebagai bahasa internasional tentunya mereka para staff maupun pegawai yang ada di PBB juga mendalami skill bahasa arab, bisa dibayangkan bila mereka tidak menguasai bahasa arab apa yang akan terjadi.
Terkait informasi yang menggunakan bahasa arab dewasa ini terdapat "indonesia alyaum" yang menginfokan keadaan maupun berita negara indonesia dengan menggunakan bahasa arab. Tujuan nya tidak lain agar mereka  orang yang tinggal di negara-negara arab mengetahui dengan persis apa kejadian yang ada di negara Indonesia.
3. Urgensi Diplomatik
      Melihat trek perdagangan minyak,daerah timur tengah pasti tidak luput dari incaran negara lain untuk memasok persediaan minyak di negaranya, efek yang bisa dirasakan selain mata uang yang semakin menguat bahasa arab pun ikut menguat seiring adanya perdagangan miyak tersebut. Negara-negara lain pun jika ingin melaksanakan MoU dengan negara-negara arab harus mengetahui dan bisa menguasai bahasa arab. Fakta riil yang terjadi dilapangan adalah kerjasama kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan salah satu orang yang ada di negara arab, dampak positif yang bisa dirasakan yaitu dengan mengalirnya dana bantuan bagi pengembangan kampus ini.
     Fenomena besarnya arus jamaah haji di negara Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk bernegoisasi dengan pengelola haji yang ada di negara Makkah AlMukarromah maupun Madinah AlMunawwaroh, tak pelak pasti ada orang Indonesia sebagai negosiator yang menghubungkan kepentingan ini.
4. Urgensi Ilmu pengetahuan
      Jika dilihat dari ilmu pengetahuan, Dinasti abbasiyah merupakan masa kejayaan bagi  umat islam. Banyak melahirkan para tokoh ilmuwan, mereka pun menuliskan penemuan dan pengetahuan mereka dengan bahasa arab. Maka saat itu banyak ditemukan kitab-kitab yang bertuliskan bahasa arab dan saat itu digalakkan penerjemahan kitab-kitab ke bahasa yunani maupun bahasa yang lainnya, guna menyebar luaskan ilmu pengetahuan. Namun naasnya, ketika terjadi peperangan kala itu, orang-orang barat membakar kitab-kitab yang ada, sehingga yang terjadi adalah mereka menyerap ilmu-ilmu yang telah  ditemukan oleh ilmuwan muslim dan mengembangkan ilmu-ilmu tersebut hingga saat ini. Orang-orang barat pun yang mengklaim akan penemuan demi penemuan.
    Kitab-kitab yang dikarang oleh Salafushalih juga menggunakan bahasa arab, mereka mengarang berbagai kitab untuk macam-macam keilmuan, seperti ilmu fiqh, Tasawwuf, akidah, dan Syariah. Tidak hanya itu saja, dalam bahasa arab juga terdapat berbagai cabang ilmu seperti: Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mantiq dan lain sebagainya. Artinya penguasaan bahasa arab tidak sebatas untuk alat komunikasi tetapi juga bisa diperdalam ilmu kebahasaannya.
   Dari fakta-fakta yang telah dipaparkan bisa dikatakan bahwa perkataan Sayyidina Umar bin Khattab benar adanya. Kehormatan negara-negara lain maupun negara arab sendiri terangkat lewat kerjasama-kerjasama yang diadakan. Dari segi penguatan akal juga terbukti dengan adanya karya kitab-kitab pada dinasti abbasiyah maupun setelahnya, tidak berhenti pada zaman itu saja, namun berlanjut sampai hari kiamat. Sinkronisasi yang tidak bisa terelakkan antara urgensi bahasa arab di era globalisasi dengan perkataan sayyidina Umar bin Khattab membuktikan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang istimewa yang diturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia.
   Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H