Terkait informasi yang menggunakan bahasa arab dewasa ini terdapat "indonesia alyaum" yang menginfokan keadaan maupun berita negara indonesia dengan menggunakan bahasa arab. Tujuan nya tidak lain agar mereka  orang yang tinggal di negara-negara arab mengetahui dengan persis apa kejadian yang ada di negara Indonesia.
3. Urgensi Diplomatik
      Melihat trek perdagangan minyak,daerah timur tengah pasti tidak luput dari incaran negara lain untuk memasok persediaan minyak di negaranya, efek yang bisa dirasakan selain mata uang yang semakin menguat bahasa arab pun ikut menguat seiring adanya perdagangan miyak tersebut. Negara-negara lain pun jika ingin melaksanakan MoU dengan negara-negara arab harus mengetahui dan bisa menguasai bahasa arab. Fakta riil yang terjadi dilapangan adalah kerjasama kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan salah satu orang yang ada di negara arab, dampak positif yang bisa dirasakan yaitu dengan mengalirnya dana bantuan bagi pengembangan kampus ini.
     Fenomena besarnya arus jamaah haji di negara Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk bernegoisasi dengan pengelola haji yang ada di negara Makkah AlMukarromah maupun Madinah AlMunawwaroh, tak pelak pasti ada orang Indonesia sebagai negosiator yang menghubungkan kepentingan ini.
4. Urgensi Ilmu pengetahuan
      Jika dilihat dari ilmu pengetahuan, Dinasti abbasiyah merupakan masa kejayaan bagi  umat islam. Banyak melahirkan para tokoh ilmuwan, mereka pun menuliskan penemuan dan pengetahuan mereka dengan bahasa arab. Maka saat itu banyak ditemukan kitab-kitab yang bertuliskan bahasa arab dan saat itu digalakkan penerjemahan kitab-kitab ke bahasa yunani maupun bahasa yang lainnya, guna menyebar luaskan ilmu pengetahuan. Namun naasnya, ketika terjadi peperangan kala itu, orang-orang barat membakar kitab-kitab yang ada, sehingga yang terjadi adalah mereka menyerap ilmu-ilmu yang telah  ditemukan oleh ilmuwan muslim dan mengembangkan ilmu-ilmu tersebut hingga saat ini. Orang-orang barat pun yang mengklaim akan penemuan demi penemuan.
    Kitab-kitab yang dikarang oleh Salafushalih juga menggunakan bahasa arab, mereka mengarang berbagai kitab untuk macam-macam keilmuan, seperti ilmu fiqh, Tasawwuf, akidah, dan Syariah. Tidak hanya itu saja, dalam bahasa arab juga terdapat berbagai cabang ilmu seperti: Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mantiq dan lain sebagainya. Artinya penguasaan bahasa arab tidak sebatas untuk alat komunikasi tetapi juga bisa diperdalam ilmu kebahasaannya.
   Dari fakta-fakta yang telah dipaparkan bisa dikatakan bahwa perkataan Sayyidina Umar bin Khattab benar adanya. Kehormatan negara-negara lain maupun negara arab sendiri terangkat lewat kerjasama-kerjasama yang diadakan. Dari segi penguatan akal juga terbukti dengan adanya karya kitab-kitab pada dinasti abbasiyah maupun setelahnya, tidak berhenti pada zaman itu saja, namun berlanjut sampai hari kiamat. Sinkronisasi yang tidak bisa terelakkan antara urgensi bahasa arab di era globalisasi dengan perkataan sayyidina Umar bin Khattab membuktikan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang istimewa yang diturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia.
   Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H