Sebagaimana maksud sosialisasi dalam KBBI yaitu upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat. KKN-DR yang dilaksanakan STIT PGRI Pasuruan di lingkup keluarga IPPNU Desa Rejosari Kabupaten Pasuruan bertujuan untuk mengenalkan bagaimana lingkungan perkuliahan, serta era pandemi yang berlangsung dan kaitannya dengan perkuliahan.Â
KKN-DR sendiri merupakan gabungan kata Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah yang mana kegiatannya berlangsung hanya di lingkungan sekitar rumah pelaksana, tentunya pembatasan serta protokol kesehatan juga dilaksanakan. Dalam hal ini Muhammad Afifuddin selaku mahasiswa STIT PGRI Pasuruan berusaha untuk melaksanakan kegiatan pengabdiannya beserta kelompok berkenaan dengan hal-hal yang telah disebutkan di lingkup keluarga IPPNU Desa Rejosari Kabupaten Pasuruan.
Desa Rejosari bisa kita temukan di peta tepatnya pada koordinat Latitude -7 40` 00`` dan Longitude 112 50` 00``. Memiliki luas wilayah 205 Ha Desa Rejosari terbagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu tanah darat seluas 71 ha, tanah sawah 114 Ha dan lain-lain 20 Ha. Sejak tahun 2013, Bapak H.Ainur Rofiq, SE. terpilih menjadi kepala desa di sana dan masih menjabat sampai saat ini.Â
Salah satu permasalahan yang dihadapi di desa saat ini yaitu sumber air yang menyusut di kala musim panas sehingga sulit untuk mengusahakan adanya tempat cuci tangan di tempat-tempat umum. Untuk itu Muhammad Afifuddin dan kelompok memilih pembuatan hand sanitizer sebagai salah satu upaya untuk menjaga kebersihan pengganti mencuci tangan dengan air mengalir.
Kegiatan KKN-DR berlangsung selama seminggu mulai tanggal 26 Juli 2021 diawali dengan pengenalan diri serta kampus STIT PGRI Pasuruan tempat kami kuliah. Tidak lupa kami menjelaskan mengenai pendaftaran serta bagaimana lajurnya dan beasiswa yang mungkin bisa didapat oleh pelajar yang hendak melanjutkan ke pendidikan tinggi.Â
Berkenaan dengan masa pandemi mengharuskan untuk mengurangi adanya kegiatan yang memungkinkan adanya kontak dan kerumunan di suatu tempat.Â
Untuk itu sistem daring digunakan di segala aspek termasuk proses pendaftaran ke pendidikan tinggi serta kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan. Pemberian informasi ini bertujuan agar para pelajar yakni pemudi IPPNU Desa Rejosari memiliki ketertarikan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan memberikan bekal pengetahuan kepada mereka tentang bagaimana kuliah di masa pandemi.
Pada hari-hari berikutnya kegiatan dilanjutkan berfokus pada sosialisasi mengenai pandemi covid-19 dan bagaimana usaha-usaha untuk mengatasinya. Ide mengenai pembuatan gel hand sanitizer muncul karena di lingkungan sekitar seringkali dijumpai adanya tanaman lidah buaya yang menjadi salah satu bahan utama pembuatan gel hand sanitizer. Sesuai dengan saran WHO, berikut bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan gel hand sanitizer:
- Alkohol, dengan kadar di atas 75% bila menggunakan isopropil dan 80% untuk penggunaan etanol.
- Hidrogen peroksida.
- Gliserol.
- Air sulingan atau air masak.
- Gel lidah buaya, semakin murni maka semakin baik. Bisa didapatkan melalui jeli lidah buaya yang dihancurkan dan disaring atau membeli gelnya langsung di toko kecantikan maupun minimarket.
WHO merekomendasikan pembuatan 10 liter hand sanitizer cair dengan setiap bahannya terdiri dari alkohol 96% sebanyak 8,33 liter; hidrogen peroksida sebanyak 0,42 liter; gliserol 0,14 liter; dan air 10 liter. Sedangkan pembuatan hand sanitizer tipe gel memerlukan alkohol dan gel lidah buaya dengan perbandingan 1:3 (1 untuk lidah buaya dan 3 untuk alkohol), dengan begitu setiap 300 ml alkohol memerlukan lidah buaya sebanyak 100 ml sari atau gel lidah buaya. Maka di dalam pembuatan tipe gel, gliserol dan hidrogen peroksida disesuaikan dengan perbandingan.
Di dalam prakteknya kami menyesuaikan pengadaan bahan dengan dana yang ada dengan sasaran pemberian kepada peserta pembuatan gel hand sanitizer dan beberapa warga di sekitar kantor IPPNU Desa Rejosari. Kami juga melaksanakan kegiatan pengabdian lain yang sekiranya mampu kita laksanakan untuk membantu kegiatan warga. Kegiatan ini menjadi salah satu awal langkah kami dalam mengamalkan berbagai hal yang sudah kita pelajari selama ini untuk bekal kelak dalam ikut serta membangun lingkungan di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H