Mohon tunggu...
Afif Rusdyono
Afif Rusdyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Hallo saya dari mahasiswa universitas lambung mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Analisis Perbandingan antara PDRB Kota Berau dan Jumlah Penduduk Kota Berau

18 September 2024   05:34 Diperbarui: 18 September 2024   08:17 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber bps Pdrb kabupaten berau
sumber bps Pdrb kabupaten berau

Tren Jumlah Penduduk

Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Berau mengalami peningkatan yang konsisten setiap tahunnya. Pada tahun 2013, jumlah penduduk tercatat sebanyak 197.388 orang, dan angka ini terus naik hingga mencapai 258.537 pada tahun 2022. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan populasi yang stabil selama hampir satu dekade, dengan rata-rata kenaikan jumlah penduduk sebesar kurang lebih 6.000 orang setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti migrasi masuk ke Kabupaten Berau, pertumbuhan alami populasi, atau kemungkinan adanya kebijakan yang mendukung pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang stabil ini tentunya berimplikasi pada kebutuhan yang meningkat akan infrastruktur, layanan publik, lapangan pekerjaan, serta berbagai kebutuhan lainnya. Secara teori, peningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan peningkatan produktivitas ekonomi dapat mendorong pertumbuhan PDRB. Namun, jika peningkatan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang memadai, hal ini bisa menimbulkan masalah seperti meningkatnya angka pengangguran, ketimpangan pendapatan, dan penurunan kualitas hidup.

Tren PDRB Kabupaten Berau

Selain data jumlah penduduk, data PDRB Kabupaten Berau juga menunjukkan tren yang positif selama 10 tahun terakhir. Pada tahun 2013, PDRB Kabupaten Berau tercatat sebesar Rp28.028.425,51 juta, dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga mencapai Rp60.158.157,05 juta pada tahun 2022. Peningkatan PDRB ini, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, menunjukkan bahwa Kabupaten Berau memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat. Akan tetapi, penting untuk mencatat bahwa peningkatan PDRB tidak selalu bersifat linier atau proporsional dari tahun ke tahun. Ada beberapa periode di mana PDRB meningkat dengan cepat, sementara di periode lainnya pertumbuhannya lebih lambat.

Sebagai contoh, pertumbuhan PDRB antara tahun 2021 dan 2022 mencatatkan lonjakan yang signifikan, dari Rp43.036.483,47 juta menjadi Rp60.158.157,05 juta, atau sekitar 40%. Lonjakan ini menunjukkan adanya faktor ekonomi yang sangat positif di tahun tersebut, mungkin akibat dari perbaikan harga komoditas utama seperti batu bara atau minyak yang menjadi sumber utama pendapatan daerah ini, atau karena adanya peningkatan dalam produktivitas sektor-sektor ekonomi penting di Berau seperti pertanian, kehutanan, atau perikanan. Sementara itu, pada tahun-tahun sebelumnya, seperti antara 2019 dan 2020, pertumbuhan PDRB lebih moderat, mungkin akibat dari dampak pandemi COVID-19 yang mempengaruhi aktivitas ekonomi di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Berau.

Perbandingan antara Tren Jumlah Penduduk dan PDRB

Jika kita membandingkan kedua tren ini, yaitu jumlah penduduk dan PDRB, secara umum terlihat bahwa ada keselarasan antara keduanya. Baik jumlah penduduk maupun PDRB menunjukkan tren peningkatan yang stabil selama 10 tahun terakhir. Namun, ada beberapa tahun di mana peningkatan PDRB lebih signifikan dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk, seperti pada tahun 2021-2022. Pada tahun-tahun tersebut, meskipun jumlah penduduk hanya meningkat sedikit, dari 252.648 menjadi 258.537 orang, PDRB mengalami lonjakan besar, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini bisa mengindikasikan adanya peningkatan produktivitas yang signifikan dalam perek onomian, yang mungkin didorong oleh peningkatan harga komoditas, investasi besar dalam infrastruktur, atau pembukaan sektor-sektor baru yang lebih sedikit bergantung pada jumlah tenaga kerja, seperti sektor teknologi atau industri berat.

Di sisi lain, ada juga periode di mana peningkatan PDRB lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, seperti pada periode 2015-2016 dan 2019-2020. Ketika peningkatan penduduk tidak diiringi dengan peningkatan PDRB yang signifikan, hal ini bisa mengindikasikan bahwa ekonomi daerah tidak mampu menciptakan lapangan kerja atau kesempatan ekonomi yang cukup untuk menyerap tenaga kerja baru. Dalam jangka panjang, situasi semacam ini bisa menyebabkan tekanan pada infrastruktur, layanan publik, dan kesejahteraan penduduk secara umum. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mengimbangi pertumbuhan populasi, baik melalui kebijakan yang mendorong investasi di sektor-sektor strategis maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dapat meningkatkan produktivitas ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun