Mohon tunggu...
Afif Naufal
Afif Naufal Mohon Tunggu... Penulis - Afif

Hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peradaban yang Mempengaruhi Indonesia Hari Ini

18 Januari 2019   14:02 Diperbarui: 18 Januari 2019   15:07 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 17 Januari 2019 debat capres dan cawapres yang pertama telah dilewati dengan tema yang tidak asing ditelinga seperti HAM, hukum, korupsi, dan terorisme. Pada debat tersebut kita melihat masing-masing pasangan menyampaikan program-program yang akan dilakukan apabila di antara mereka menang pada kontestasi politik ini. 

Mungkin terpikir oleh kita semua, "mengapa masalah-masalah tersebut tidak pernah terselesaikan dengan baik?". Ada juga mungkin yang merasakan kejenuhan dari program-program yang selama ini tidak pernah menjadi baik dan malah menjadi lebih buruk. Pada tulisan ini saya memfokuskan terhadap "Peradaban yang mempenegaruhi Indonesia hari ini". 

Banyak dari kita mengharapkan Indonesia mampu menjadi negara maju seperti negara-negara di Eropa, Amerika, Asia Timur, dan bahkan Timur Tengah. Pada konsep peradaban kita dapat melihat bahwa kemajuan negara-negara tersebut disebabkan oleh pengalaman panjang yang dialami hingga menjadikan negara yang mandiri dalam berbagai bidang.

Pada konteks peradaban ini, Indonesia belum memiliki peradaban yang panjang layaknya negara-negara maju hari ini. Indonesia belum berumur seabad, sedangkan negara-negara maju telah memiliki pengalaman panjang yang mungkin kita baru rasakan hari ini seperti perang identitas, HAM yang tidak terselesaikan, hukum yang menguntungkan kelompok tertentu, dan bahkan korupsi yang mengakar. 

Maka disini saya tidak bersikap pesimis dengan Indonesia hari ini, karena belajar dari pengalaman sejarah negara-negara maju hari ini mereka tidak langsung menjadi negara yang hebat seperti yang kita lihat hari ini. Mereka bahkan dahulu telah melewati fase-fase buruk yang dialami Indonesia hari ini. Maka menurut saya peradabanlah yang akan menjawab Indonesia di masa yang akan datang menjadi lebih baik.

Kita bisa belajar dari negara-negara yang telah maju hari ini dalam memperbaiki keadaan buruk ini, seperti contohnya Turki. Turki sebelum menjadi negara yang memiliki pengalaman buruk seperti agama yang otoriter, masyarakat yang jumud (kolot), dan elit-elit yang korupsi sebelum Kemal Attaturk merubah turki menjadi negara yang lebih menjujung tinggi kemajuan dengan merubah sistem buruk, menjadikan negara modern, dan saat ini turki tidak bisa kita pandang sebelah mata karena telah menjadi yang berpengaruh di dunia hari ini. 

Pengalaman panjang yang kelam dan buruk itulah yang membuat turki berubah menuju ke arah perbaikan yang lebih baik dalam hal pemerintahan, masyarakat, dan individu-individu. 

Bahkan pada saat ini Erdogan berhasil menjadikan turki yang kuat dalam menghadapi tatanan global. Semua itu dilewati tidak dengan waktu yang cepat, semua memakan waktu yang panjang dan kesadaran yang tinggi untuk menjadi lebih baik di masa depan. Itu mengapa saya percaya terhadap peradaban yang mempengaruhi suatu negara hari ini, terkhusus Indonesia.

Maka dapat kita lihat pengalaman Indonesia dari Orde Baru, Orde Lama, dan reformasi belum mampu menjadikan Indonesia negara yang berhasil dalam berbagai bidang. Karena bagi saya Indonesia berdiri secara mandiri setelah masa reformasi, dimana kita kembali membangun tatanan baru di era modern ini. 

Kita selama ini telah dibuat hancur dan bobrok pada masa Orde Lama dan Orde Baru, maka sejak reformasi sampai hari ini kita sedang membangun kembali pondasi negara ini. 

Jadi kita tidak bisa langsung berharap Indonesia menjadi negara yang maju seperti negara-negara Eropa ataupun Amerika hari ini. Konflik ataupun perbedaan pendapat adalah hal yang wajar pada proses menjadi lebih baik ini. Maka disini kita harus lebih rasional dalam memahami Indonesia hari ini, kita tidak bisa hanya menghujat dan berkoar tanpa aksi kalau hanya di media sosial.

Seperti dalam lirik Feast-Kami Belum tentu, dimana ada lirik yang menarik yaitu "alergi peradaban, alergi kemajuan, mendorong kemunduran". Dari lirik itu kita melihat bentuk realita dari masyarakat Indonesia hari ini, ketika kian buruk situasi dan kondisi hari ini kita hanya bisa diam ataupun berkoar tanpa adanya rasionalisasi yang pada akhirnya mendorong adanya pesimisme yang tinggi. 

Lalu dalam lirik berikutnya "tiap hari kian buruk, ayo cepat mending rujuk, jangan sampai salah tunjuk". Maka dari lirik tersebut kita harus lebih progresif untuk mendorong kemajuan. 

Karena peradaban ini tidak hanya untuk kita yang hidup hari ini, tapi untuk generasi-generasi yang akan datang. Maka dapat kita simpulkan peradaban akan menjawab dengan kondisi kita hari ini, mendorong kemunduran atau mendukung kemajuan? Maka peradabanlah yang akan menjawab itu semua. Panjang umur perjuangan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun